6. MALAM YANG BERDARAH.

344 11 0
                                    

WARNING 21+
MENGANDUNG PERBUATAN KASAR BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN.

"Oke Edfen, ingat sekali lagi lo bukan Edfen sementara, tapi Derven, Mengerti!" Delan menatap Edfen yang sudah memakai topeng yang menutupi alisnya sampai bagian hidung pria itu.

Edfen mendengus kesal. "Ck, Lo sudah berapa kali mengatakannya"

"Iya juga sih, tapi kali ini beda atmosfirnya Ed, lo bakal kesorot ama media TNI, lo taukan seberapa berpengaruhnya kakek lo dengan dunia kemaritiman."

Edfen memutar matanya dibalik topeng hitam itu. "Iya-iya gue tau, tenang saja ini hanya baru press conference."

Saat ini Edfen menggunakan baju kaos dengan tulisan One Pride MMA.

Remaja itu berkarir secara diam diam dalam pertandingan One Pride MMA atau yang bisa kita kenal seni bela diri yang di campurkan kemudian bertarung pada ring yang berbentuk Octagon.

One pride MMA sendiri merupakan saluran untuk semua pentinju berbakat dari seluruh penjuru indonesia. Dan tayangan itu disiarkan langsung oleh saluran nasional pada jam-jam dini hari, agar menghindari anak dibawah umur yang sudah terlelap tidur.

Selanjutnya Delan sudah berada di belakang Edfen, yang terus memijit bahu lebar pria remaja itu.

"Oke mari kita buktikan, go go go." Delan menepuk sedikit keras bahu Edfen.

Edfen berdiri karna pihak panitia sudah menyuruhnya untuk naik ke panggung press conference.

Sedangkan Delan menontonnya melalui tv yang berada pada ruang tunggu itu.

Edfen sudah berjalan naik dan langsung membuka pakaiannya yang menyisakan celana pendek diatas lutut tidak lupa topeng yang masih menutup sebagian wajahnya.

Setelah itu salah satu penitia mempersilahkannya untuk menaiki timbangan tepat berada di tengah panggung tersebut.

Edfen tergabung dalam kelas lightweight yang dimana berat badan ideal 70 kilogram.

Setelah melewati prosedur dalam berat badan Edfen kemudian mengikuti arahan pihak panitia untuk duduk di kursi yang disediakan agar menjawab berbagai pertanyaan dari wartawan.

Begitupun lawannya yang juga duduk dikursi.

"Untuk Derven, kami tahu lawan anda saat ini merupakan peringkat satu dalam kelas lightweight, apakah anda punya strategi untuk memecahkan rekor kemenangan berturut-turut lawan anda." Jelas reporter itu kepada Derven.

Semua kamera tertuju pada Derven. "Terimakasih, pertanyaan yang bagus, untuk strategi saya sudah memilikinya dan semoga berjalan dengan lancar."

Reporter lain berdiri ketika mendapatkan mic untuk bertanya. "Untuk Andar, bagaimana menurut anda tentang lawan anda saat ini mengingat dia masih Muda dan juga belum mempunyai rekor kekalahan yang sama dengan Anda."

Andar tersenyum membuka kacamatanya. "Dia hanyalah bocah kecil kenapa anda seolah menyamakan saya dengan anak bertopeng kucing itu."

Semua yang berada di ruangan press conference tertawa.

Edfen tahu kalau saat ini pihak lawan ingin menguji emosinya, maka dari itu dia hanya diam dan menyaksikan itu.

"Intinya, saya akan memecahkan rekor kemenangam bocah ingusan itu." Andar dengan remeh menekan perkataan 'ingusan'

Pihak panitia menyuruh kedua petarung agar berada di depan meja press conference untuk berhadapan agar kamera menyorot keduanya.

"Kau akan mati di tanganku malam ini." Kata Andar menatap Derven.

EDFEN NYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang