13. KEINGINAN SI KEMBAR

180 9 0
                                    

Happy reading...

"KAKAK DATANG." Pekik Seilyn mendorong pintu kamar milik si kembar di mension besar itu.

Atensi si kembar beralih ke pintu.

"KAKAK!" Pekik Seyrin berlari memeluk Seilyn.

Begitupun dengan Seyran yang juga berlari memeluk Seilyn dengan Erat.

ketiga saudara itu berpelukan dengan Erat.

Si kembar selisih 6 tahun lebih muda dari Seilyn, Mereka saat ini kelas 7 sekolah menengah pertama.

"Kakak sangat merindukan kalian." Seilyn berkata.

Seyran paling bungsu melepas pelukan itu. Kemudian kembali ke samping Maminya untuk duduk.

"Hey, kau tidak merindukan kakakmu?" Seilyn bertanya menatap Seyran.

Seyran menatap Seilyn dengan wajahnya yang datar.

"Seyran malu dengan suami kakak." Kata Seyran setelah itu mendengus, sedangkan Seilyn memutar bola matanya.

Mami winda dan Papi Adifen yang bersendar di pintu terkekeh.

"Mami, perut Kakak masih datar," Seyrin mengusap perut Seilyn dengan bibir yang cemberut.

"Berarti kamu harus berdoa 2 kali lipat agar secepatnya keponakanmu hadir." Mami Winda menjawab.

Seilyn mendengus kesal, dia mengerti pembicaraan Seyrin dengan sang Mami.

"Seilyn masih sekolah Mi." Balas Seilyn yang berjalan bergandengan dengan Seyrin menuju ke dekat Mami Winda.

"Lebih cepat lebih bagus sayang." Mami menyengir.

Seilyn terdiam terduduk setelah menerima sebuah kotak persegi dari Seyrin.

sedangkan Edfen fokus menatap Sarung tangan tinju pemberian dari si kembar.

"Gimana dengan hadiah si kembar, Boy?" Papi Adifen berjalan masuk ke ruangan khusus untuk keluarganya pribadi.

Semua mata menatap Edfen begitupun dengan istrinya.

Edfen mengulas senyum menatap Adifen.

Di sisi berbeda Mami Winda sudah menatap Suaminya dengan tatapan penuh selidik.

"Ooo Papi yang menyarankan si kembar membelikan sarung tinju untuk Edfen?"

"Yaa?" Adifen dengan alis yang terangkat.

Mami Winda menyipitkan matanya menatap Sang suami.

"Awas saja jika Menantuku kenapa-napa, maka kau yang pertama ku cari." Sebal Mami Winda.

Seilyn mendengus dia sedikit kesal ketika Sang Mami dan papinya membahas Edfen.

Adifen mengulas senyum menatap Edfen.

"Mami tenang saja Manuntu ku sangat berbeda." Balas Adifen.

Seilyn memilih membuka kotak persegi panjang pemberian dari Seyrin.

"Waw kamu sangat mengerti keinginan kakak." Kata Seilyn.

Seilyn menatap sepasang berlian anting yang sudah lama di damba-dambakan oleh Seilyn.

Dia sudah lama mengincar perhiasan anting itu namun di Indonesia tidak ada.

"Tentu Kakak, sekarang kakak harus bekerja keras agar memberiku keponakan." Jawab Seyrin.

"2." Lanjut Seyran.

Adifen dengan Winda menyengir mendengar itu, sedangkan Edfen melengoskan wajahnya.

Seilyn mencubit hidung Seyrin "Cerewet."

Mereka berada di dalam ruangan khusus keluarga Adifen selama beberapa jam untuk menikmati kebersamaannya hingga.

Maid mengetuk pintu yang terbuka dengan wajah yang menunduk hormat.

"Ah ya, kami akan segera datang ke meja makan." Kata Adifen.

Maid itu menunduk diam.

"Permisi Tuan." Maid berjalan mundur kemudian menghilang dari pintu itu.

Keluarga Adifen datang dengan wajah yang cerah kemudian masing masing menempati tempat duduk yang kosong.

"Kenapa dia datang?" Lenifa menunjuk Jijik Edfen.

Lenifa merupakan anak dari Caksan dan Dewi, dia juga mempunyai kembaran perempuan bernama Letifa.

Lenifa saat ini duduk di bangku perkuliahan, ia sudah menikah dan maksud dari acara makan bersama keluarga besar ini adalah karna Lenifa mendapatkan momongan.

Keluarga besar Kusuma merupakan keluarga yang kontra (tidak setuju) terhadap perjodohan Seilyn dengan Edfen.

Karna perjodohan ini berasal dari keluarga Mami Winda yaitu keluarga Denhasa.

Edfen terlihat biasa saja, dia sudah sering kali mendapatkan tatapan benci dari keluarga besar Kusuma ya kecuali mertuanya.

"Apa ini Caksan?" Bela Adifen dengan nada yang tidak bersahabat.

"Lenifa saya tidak ingin ada keributan di meja makan kali ini," Ucap Caksan.

Lenifa mencibir dalam diamnya.

Sedangkan Seilyn memutar bola matanya dengan malas dia merupakan orang yang juga kontra dengan perjodohan ini.

Akan tetapi Seilyn sangat menentang atas semua cibiran atau hinaan dari keluarga besar kusuma terhadap Edfen selama ini.

Well.

acara makan malam itu berjalan dengan hikmat sebagai mana mestinya.

*
*
*
*
*
TBC

Berhenti or stop?

EDFEN NYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang