10. KE KHAWATIRAN 21+

599 10 0
                                    

Happy reading...

"TOLONG DI MOHON KEPADA PENGHUNI NERAKA YANG BERADA DI DALAM SANA, AGAR SEGERA KELUAR KARNA AKAN DI LANGSUNG KAN PEMBERSIHAN ROHANI."

Macloh dengan menggunakan Speaker Toa menghadap ke rumah yang di penuhi motor sport berjejeran dalam jumlah ratusan, dan juga bendara bertuliskan ONBLOC didepan bangunan itu.

"Pengotoran Rohani Cloooh not Pembersihan Rohani." Kata Delan yang bersandar santai pada motornya.

"EHH RALAT PENGOTORAN ROHANI." Sarkasme macloh dengan menggunakan kembali speaker toa nya.

semua Anggota Voynence yang berjumlah 288 tertawa terbahak.

suara langkah kaki dengan jumlah banyak berasal dari pintu bangunan itu.

Genk motor ONBLOC merupakan Gangster yang memperjual belikan obat-obatan terlarang.

"Bagus, malam yang tepat untuk membunuh kalian" Ucap pemimpin gangster Onbloc yang bernama RELLON.

Jumlah anggota ONBLOC lebih dari 300 dan anggotanya kebanyakan masih menempuh sekolah menengah atas. 

"Onbloc, oon dan goblok. ya ga Cloh?" Sindir Delan.

Sedangkan mulut macloh sudah di bungkam oleh Arjuna.

Rellon mengangkat jari tengahnya dengan kepulan asap keluar dari mulutnya.

Arga maju selangkah dari anggota inti lainnya.

"Lo kan yang mengikut campurkan STM1804 dalam masalah ini!" Arga berkata.

Rellon tersenyum devil.

"Arga-Argaa... lo sudah tau jawabannya kenapa bertanya lagi."

Edfen menatap Rellon dengan mata tajamnya. Meskipun luka jahitan di pelipisnya belum mengering dia memaksa untuk ikut dalam tawuran ini.

"Banci" Kata Arga.

"SERAAANGG!!!"

Edfen berlari paling depan menggunakan knuckle yang berada di jari jari tangan kirinya.

Tawuran tidak lagi terelakkan. bahkan beberapa menggunakan tongkat baseball dan berbagai benda tumpul lainnya.

Edfen berusaha mendekati Rellon namun anggota Onbloc banyak yang menghalanginya.

Sedangkan Arga sudah berhadapan langsung dengan Rellon yang sama sama menggunakan tongkat baseball.

Brakkk...

Brakkk...

Arga dan Rellon saling menyerang satu sama lain dengan benda tumpul keduanya.

Ptakkkk...

Tongkat baseball Arga patah akibat tanpa sengaja memukul beton di samping Rellon.

Rellon tersenyum smirk, tanpa berucap Rellon langsung menghantam pinggang Arga dengan tongkat baseballnya.

Aghhh.....

Arga terpental ke samping. Begitupun Rellon yang mengikutinya dengan tongkat baseball yang mengayun.

"UCAPANKAN SELAMAT TINGGAL ARG..."

Bugh...

Agghhhhh...

"Sialan." Rellon menatap Edfen yang membuatnya terpental kebelakang karna tendangan pria itu.

"Tangan kosong... Bagaimana?" Rellon berkata.

Edfen melepas knuckle tanpa berucap.

Keduanya bertarung tanpa menggunakan alat.

Bughh..

EDFEN NYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang