15. DUA PILIHAN

229 15 0
                                    

Happy reading...

Degup jantung Edfen tidak normal sejak tadi.

"Seilyn sudah menjadi milikmu secara sah, jangan hanya karna satu orang itu merusak semua mimpi indahmu." Jelas Adifen.

Edfen yang tertunduk beralih menatap Adifen dengan pikiran yang campur aduk.

"Sekarang kamu punya dua pilihan", Adifen menjeda perkataannya. "Merebut hati Seilyn dari sekarang atau Papi sendiri yang mengajukan perceraian kelain."

Hening tercipta dalam ruangan itu. Edfen memejamkan matanya sejenak memikirkan semuanya.

Cukup lama Adifen terdiam menatap luar jendela.

"Dan jika seandainya kalian tidak di takdirkan untuk bersama, jangan pernah menganggap papi sebagai orang Asing, Aku tahu betul seberapa pengaruhnya kedua orang tuamu terhadap keberlangsungan hubungan Papi dan Mami." Adifen dengan suara bergetarnya di akhir kalimat.

Edfen berekspresi datar setelah mendengar nama orang tuanya di banggakan oleh Papi Adifen.

*****

Sejak di perjalanan pulang menuju apartemen bersama Seilyn, Edfen terus memikirkan dua pilihan dari Adifen,

Dan itu membuatnya sedikit tidak fokus dalam berkendara sehingga hampir menabrak pembatas jalan.

"Kalau lo mau mati, ga usah bawa orang lain." Seilyn menutup pintu mobil dengan kasar.

Edfen tetap terdiam dan ikut keluar dari mobil.

Seilyn berjalan didepan sedangkan Edfen mengikutinya.

"Kalian."

Deg...

Sontak jantung keduanya berdetak tidak normal setelah seseorang yang Seilyn kenal suaranya.

Keduanya berbalik secara bersamaan.

"Apa maksud semua ini Seil?" Mevisha langsung bertanya tanpa keterkejutan.

"Mevisha." gumam Seilyn namun dapat didengar.

Edfen bergeming dengan membuang nafas secara kasar.

"JELASKAN!!!" Sentak Mevisha.

*****

Mereka duduk di sofa ruang tamu apartemen itu.

"Kalian dijodohkan?" Mevisha setelah mendengar penjelasan daru seilyn

Seilyn mengangguk samar samar dengan wajah yang cemberut.

Sedangkan Edfen memilih ke kamar dan masih terngiang ngiang oleh dua pilihan sari sang Mertua

"Lo bisa jaga rahasia ini kan Visha?" Seilyn dengan wajah khawatir.

Mevisha mengangkat salah satu alisnya dengan wajah menyeringai.

"Kalau begitu ijinkan gue deketin Edfen agar Adil, bagaimana?" Kata Mevisha.

Seilyn memutar bola matanya dengan malas, dia pikir ke khawatirannya bahwa Mevisha akan menentang hubungannya dengan Arga karna sudah menikah dengan Edfen nyatanya nol besar.

"Tapi gue ga ngejamin Edfen bakal luluh, Deal?" Seilyn menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Mevisha.

"Deal, berarti bisa dong gue tiap hari kesini ketemu Edfen." Mevisha berjabat tangan dengan sepupunya.

"Itu terserah lo, asal jangan sampai kakek Marcel tau, lo tau sendirikan gimana kondisi kakek Marcel sekarang." Jelas Seilyn menyesap yogurt miliknya.

"Ya ya ya gue tau."

Pintu kamar Edfen terbuka kedua perempuan itu tertuju menatao Edfen yang keluar menggunakan ransel.

Dengan dahi yang mengkerut Mevisha berbisik kepada Seilyn. "Dia mau kemana?"

Seilyn mengedihkan bahunya nampak acuh dengan Edfen yang sudah tertelan pintu apartemen.

"Lo ga tau sama sekali." Mevisha kembali bertanya.

"Persetan, dia mau kemana Visha tapi kalau dia bawa ransel pasti kalau pulang besok wajahnya akan memar." Balas Seilyn.

Mevisha manggut-manggut menatap pintu apartemen itu.

"Lo ga takut kalau sebenarnya dia pencuri?" Mevisha berkata.

Seilyn tersedak dengan minuman yogurt nya.

"Kalau dia pencuri, sudah pasti kakek prass akan mengetahui semua itu, asal lo tahu ya kakek Edfen itu sangat mengerikan." Seilyn berwajah serius menatap Mevisha.

"Serius?"

"Hooh, gue sering ke kompleks pribadi milik kakek prass bersama Edfen, dia punya penangkaran buaya." Seilyn berkata dengan sedikit menggeser badannya ke Mevisha.

"Haahh?"

Seilyn mengangguk sambil meneguk ludahnya dengan wajah serius.

"Lo mau tau yang lebih mengerikan lagi?" Diangguki oleh Mevisha. "Edfen pernah berkelahi dengan salah satu buaya milik kakek."

Bibir Mevisha terkatup dengan saliva yang amat susah untuk di telan sedangkan bulu-bulu halu yang ada di lengannya berdiri.

"Coba bayangkan Edfen hanya ketahuan tidak sopan dengan Ajudan kakek Prass setelah itu dia di lempar untuk berkelahi dengan Buaya yang Edfen hanya di berikan tali." Jelas kembali Seilyn.

Mevisha menggeleng tidak percaya dengan itu.

*
*
*
*
*

Mungkin setelah ini bakal lama akan publish bab selanjutnya karna keadaan waktu di rl :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EDFEN NYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang