Setelah selesai makan bersama, Si kembar mengajak Edfen untuk ikut bergabung dengan semua sepupunya yang sedang menikmati kebersamaan di teras menghadap Kolam renang.
Begitupun Seilyn yang berjalan pertama setelah Si kembar dengan Edfen.
"Jika gue yang jadi lo, mungkin lebih baik mati dari pada harus dijodohkan dengan seseorang yang ga ada bebet, bobotnya." Letifa berkata kepada Seilyn.
"Bibitnya?" Laskar bertanya setelah menyesap minuman
Laksar adalah sepupu Seilyn yang berasal dari Kakak Adifen, Berta Kusuma.
"hanya orang munafik yang mengakui laki laki itu ga tampan." Letifa menunjuk Edfen dengan dagu yang berjalan bersama Si kembar di sisi kolam.
Seilyn memutar bola matanya, memilih membuka handphonenya untuk menerima berita terbaru dari sang kekasih.
"Hey lo!!!" Teriak pacar Letifa yang bernama Rafel.
Edfen menunjuk dirinya dengan berbalik badan.
"Kemari!" Titah Rafel.
Edfen berjalan sedangkan Si kembar memilih menuju Gazebo kolam itu.
"Pacar lo cemburu Tifa." Lenifa Menyenggol kembarannya dengan lengan.
"Pijit bahuku." Titah Rafel.
Seilyn yang mendengar itu menatap Rafel heran.
"PIJIT BAHUKU!!!" Kali ini Rafel berteriak.
"Tifa Apa maksud pacar lo?" Seilyn berdiri di depan Edfen.
Satu Alis Letifa tertarik naik. "Seilyn sebaiknya lo duduk, sudah sepantasny-,"
"NGGAK!!!" Sentak Seilyn.
Dia sangat membenci Seseorang yang merendahkan derajat orang lain.
Rafel berdiri kemudian mencekram lengan Seilyn kemudian mendorongnya untuk duduk.
Bughhh....
Satu pukulan keras dari Edfen mengenai rahan pria matang itu.
Membuat Rafel terpanting kebelakang.
"SEILYN!!!" Pekik Letifa.
"Ajarin suami lo cara menghormati orang lain." Lanjut Letifa.
Seilyn memegang lengannya yang memar dengan ringisan yang kecil.
Edfen menarik Seilyn untuk berdiri tanpa berkata langsung menuntun nya masuk menuju ruangan khusus keluarga Adifen.
Si kembar ikut berlari masuk setelah tadi mendengar Letifa meneriaki nama kakak-nya.
"Itu cengkraman tangan, Kakak." Bisik Seyran kepada kembarannya.
Saat ini hanya mereka ber empat di ruangan itu Papi dan mami nya bergabung di ruangan utama.
"Hust diam, kau tidak sadar hubungan kakak dengan Kakak Ipar semakin membaik." Seyrin tidak kalah bisiknya.
"Bagaimana?" Edfen memecah keheningan di ruangan besar itu yang seperti apartemen.
"Mendingan." Seilyn setelah melepas kompresan dari Edfen.
"Apa yang sebenarnya terjadi kakak?" Seyrin bertanya.
Sedangkan Seyran sudah mendapatkan perintah dari Seyrin untuk memanggil Mami dan Papinya.
Seilyn mengulas senyum, "Hanya luka kecil."
"Terimakasih sudah membelaku," Kata Edfen
Seilyn memutar bola matanya dengan malas.
"Gue hanya ga suka seseorang yang merendahkan derajat orang lain."
Pintu terbuka menampilkan Papi Adifen dan Mami Winda dengan raut wajah cemas.
"Apa yang terjadi sayang." Mami Winda berlari melihat lengan Seilyn.
"Hanya kecelakaan kecil Mi," Seilyn dengan mengukur kecelakaan itu dengan tangannya.
Adifen bernafas lega setelah melihat memar itu yang samar samar.
"Edfen, Apa bisa kita berbicara empat mata di ruangan saya?" Pinta Adifen.
Edfen mengangguk, "Bisa Pi."
"Papi ini kecelakaan, bukan Edfen yang melukaiku." Sahut Seilyn.
"Yayaya Aku tau itu, kapan aku mengatakan Edfen yang melukaimu?" Adifen berjalan terlebih dahulu menuju ruangannya.
"Anak mami mulai takut suaminya kenapa-napa." Goda Mami Winda.
Seilyn seketika merubah wajah khawatirnya dengan muka yang malas.
Berbeda dengan dengan Si kembar yang menyengir.
*****
Edfen menatap punggung Adifen yang menghadap ke jendela.
"Semakin hari hubungan kalian berada di jalur positif." Adifen berbalik
Edfen mengulas senyum begitupun Adifen.
"Aku sedikit terkejut setelah mendengar laporan pelayan bahwa Seilyn membelamu." Adifen berkata.
"Papi yang berhasil mendidik Seilyn."
"Tidak!" Adifen mengangkat tangannya.
"Apa kau tidak sadar bahwa Seilyn sudah rela pasang badan untukmu?" Lanjut Papi Adifen
Edfen bergeming memikirkan ucapan Adifen.
"Ini saat yang tepat untuk merebut hati Seilyn dari pacarnya." Adifen kembali berbalik menatap jendala dengan pemandangan rumput hijau di Mension itu.
Edfen terbelalak dengan degup jantung yang sengat jelas.
"Papi mengetahui segalanya Boy," Adifen berkata tanpa menatap Edfen.
Edfen sudah menunduk dan masih bergeming.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
EDFEN NYA
Teen FictionWARNING 21+ MENGANDUNG UNSUR KATA KATA KASAR DAN PERBUATAN. "Atau... lo suka sama gue yang berstatus sabagai istri sahmu?" Bisik Seilyn. "Menurut lo, bagaimana hm?" Edfen ikut menggoda kekasih sahabatnya itu dengan suara seraknya. Edfen Van Derven o...