Episode 6

47 4 0
                                    

"Apa kau yakin dia tidak apa-apa?" tanya Chris dengan khawatir.

Ella hanya dapat mengangkat pundaknya untuk menjawab pertanyaan tersebut karena meskipun ia melihat Leon sudah memikirkan pilihannya untuk menggantikan Chris dalam jadwal mengajarnya hari itu, sebuah ekspresi kesal masih nampak di muka omega tersebut.

"Tenanglah apabila ada masalah maka aku yang akan langsung membantunya" ucap Ella berusaha menenangkan Chris.

Entah mengapa meski Chris adalah seorang beta, Ella seringkali mengira bahwa temannya adalah seorang omega karena perilaku yang sangat mirip dengan seorang omega bahkan dirinya sendiri yang seorang omega terkadang merasa kalah akan temannya yang sangat mudah overthinking.

"Sudah, kau persiapkan saja dirimu untuk menemani Marissa selama masa heat nya bukankah kau menceritakan bagaimana kedua orangtuanya sudah mulai meminta kalian untuk memiliki anak" lanjutnya.

"Oh iya bagaimana dengan yang ku anjurkan beberapa hari lalu?"

Chris terdiam sejenak sambil mengutak-atik handphone nya lalu menunjukkan sebuah pesanan yang sudah dibuatnya melalui marketplace online.

"Cukup mahal, tetapi apabila ini bisa membantuku menjadi seperti seorang alpha selama masa heat Marissa maka tidak apa" ucapnya tersenyum kecil.

Barang yang direkomendasikan oleh Ella adalah sebuah ramuan yang mampu membuat seorang beta merasakan heat atau rut dan dikemas dalam sebuah parfum membuat ramuan tersebut seakan-akan memberikan feromon kepada seorang beta. Dibuatnya barang tersebut adalah karena bertambahnya jumlah pasangan alpha-beta dan juga beta-omega yang ingin merasakan relasi intim seperti dalam hubungan alpha dan omega.

Sebenarnya Ella sudah merasa aneh saat mendengar kalimat 'cukup mahal' yang keluar dari mulut Chris karena dari sepengetahuannya scentoalpha, nama dari ramuan tersebut, bukanlah sebuah barang yang tergolong mahal tetapi ia mengira Chris mungkin membeli scentoalpha premium yang dijual lebih mahal dibandingkan dengan yang lainnya sehingga ia hanya mengesampingkan kecurigaannya.

"Cepat selesaikan tugasmu dan segera pulanglah" goda Ella sambil mendorong kecil pundak sang teman.

Keduanya saling berbincang dan bercanda lalu kembali menjalankan tugasnya masing-masing.

***

Leon berkali-kali melihat jam pada dinding ruangannya yang sudah menunjukkan pukul 11 siang, waktu yang sudah ditetapkannya sebagai waktu bertemu untuk konsultasi dengan Darion. Ia masih belum yakin bahwa dokumen palsu yang dibuat oleh pihak laboratorium akan dapat mengelabui Darion karena bagaimanapun juga semua isi dokumen tersebut adalah fakta-fakta yang sudah pasti diketahui sang alpha. Tanpa disadari nya, pintu ruangan miliknya sudah terbuka menampakkan Darion beserta manajernya.

"Selamat siang, silahkan duduk terlebih dahulu" ucap Leon dengan gugup.

Ia menyodorkan dokumen laporan hasil laboratorium rekayasa yang sudah diberikan oleh pihak laboratorium kepadanya beberapa menit sebelumnya.

"Hm?"

Reaksi tersebut membuat Leon sedikit berkeringat dingin mengingat dirinya sendiri belum sempat membaca isi dari dokumen secara mendetail sehingga ia tidak yakin dapat menjawab segala pertanyaan dari alpha tersebut.

"Apa hanya ini yang dapat ditemukan melalui hasil pemeriksaan darah di rumah sakit yang dikatakan sebagai yang terbaik di negara?" tanya Darion dengan nada sarkas.

Leon hanya melipat kedua tangannya sambil menggigit bibirnya, ia merasakan aura buruk yang keluar dari Darion tetapi tidak ada satupun alasan yang keluar dari mulutnya seakan segala udara dari paru-parunya telah diserap habis sehingga dirinya tidak bisa berbicara.

"Apakah ada masalah dengan laborato-"

"Tidak ada" potong Leon lalu kembali menggigit bibirnya.

"Itu adalah laporan yang saya dapatkan dari pihak laboratorium" lanjutnya.

Suasana sunyi di ruangan tersebut terasa sangat mencekam membuat Leon semakin merasa tidak nyaman berada di depan alpha tersebut.

"Apa ada yang kalian sembunyikan?" Darion kembali bertanya.

Dari sebelumnya merasa seperti tidak dapat berbicara dan tidak nyaman, saat ini Leon sudah terasa seperti tertusuk ribuan jarum. Ia tidak mengerti apa yang harus dilakukannya, apakah melindungi nama dari rumah sakitnya atau karirnya sebagai seorang dokter.

"Seperti yang saya katakan, itu adalah laporan yang saya dapatkan dari pihak laboratorium setelah melakukan tes darah" jelas Leon.

Darion menghelakan nafasnya mendengar jawaban tersebut lalu ia tersenyum kecil tetapi senyuman tersebut tidak nampak ramah, sebaliknya senyuman tersebut nampak seperti mengejek.

"Bagaimana dengan ini?" tanya Darion.

Sebuah vial darah terlihat di genggaman tangan Darion dan setelah diteliti label pada vial tersebut bertuliskan Darion Navarro. Pemandangan tersebut membuat mata Leon melebar karena ia sama sekali tidak menyangka vial yang hilang berada di kepemilikan pasiennya.

"Sudah kuduga aku tidak akan pernah bisa bekerja sama dengan seorang omega" Darion sedikit mencibir.

"Kalian akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang kalian inginkan meski itu mengurangi harga diri kalian dan sejujurnya bagiku, sifat itu sangat menjijikkan"

Setelah mengatakan hal tersebut, Darion memberdirikan dirinya dari kursi tempatnya duduk dan keluar dari ruangan tersebut. Erick yang sedari tadi memperhatikan pembicaraan diantara kedua pihak tersebut hanya dapat menggelengkan kepalanya dan akhirnya mengangkat suaranya.

"Tolong maafkan apabila kalimat Tuan Darion sedikit kasar, ia memiliki pengalaman buruk mengenai hubungan alpha-omega" Erick berusaha menjelaskan.

"Ibu kandungnya, seorang omega meninggal karena ayah kandungnya memutuskan untuk berhubungan dengan omega lain" lanjut Erick.

Leon terdiam mendengar penjelasan dari Erick karena akhirnya ia memahami mengapa pasiennya sangat tidak setuju dengan segala solusi yang berhubungan dengan menjadi mate nya padahal permasalahan utama dari feromon seorang alpha ataupun omega adalah pengobatan pribadi menggunakan feromon mate nya.

"Atas nama rumah sakit ini, saya juga meminta maaf karena sudah memalsukan dokumen untuk pasien" balas Leon sambil tersenyum kecut.

Permohonan maaf tersebut dibalas anggukan kecil dari Erick yang kemudian berjalan keluar dari ruangan tersebut untuk mengikuti Darion.

"Saya akan berusaha meminta Tuan Darion untuk melanjutkan sesi konsultasi di jadwal minggu depan" ucap Erick lalu menutup pintu ruangan tersebut.

Leon menghembuskan nafasnya dalam-dalam sambil memikirkan kejadian tersebut.

"I f*cked up big time" gumamnya dalam hati sambil sedikit memukuli kepalanya.

***

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued

(07 / 07 / 2024)

[bxb] OmegaphobicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang