Episode 12

17 2 0
                                    

Leon melihat jam yang tertera pada layar handphone nya sudah menunjukkan pukul 18.00 malam tepat tetapi orang yang ditunggunya masih belum juga terlihat.

"Bodoh sekali aku menyetujui untuk melakukan terapi di luar jadwal" pikirnya.

Sebuah nafas dalam hanya bisa dihembuskan oleh Leon karena ia sudah termakan oleh rencana sang alpha sehingga mau tidak mau ia harus mengikuti permainan tersebut. Mungkin apabila ia tidak menyetujui kontrak tersebut ia bisa melakukan kegiatan favoritnya yaitu merendam tubuhnya saat ini di kamar mandi apartemennya. Satu persatu rekan kerjanya yang menjalani shift yang sama dengannya mulai terlihat meninggalkan lobby utama rumah sakit tersebut hingga akhirnya setelah 45 menit menunggu, sebuah mobil hitam terhenti tepat di depannya dan manajer dari sang pasien pun turun dari mobil tersebut.

"Dr. Leon, maaf shooting hari ini selesai di luar rencana sehingga kami terlambat" ucapnya sambil membuka pintu belakang dari mobil tersebut.

Leon hanya tersenyum kecil dan masuk kedalam mobil tersebut lalu melihat Darion yang terduduk diam sambil menutup matanya dengan tangannya di kursi tepat di sebelahnya.

"Tuan Darion, apakah sesi terapi minggu ini akan dilakukan di mobil ini?" tanya Leon sedikit kebingungan.

Dalam benaknya, Leon mengira Darion mungkin sedang sangat sibuk hingga ia harus melakukan sesi minggu itu di mobil tersebut tetapi mengingat bahwa Darion juga menyatakan bahwa ia bisa memalsukan terjadinya pertemuan minggu tersebut untuk mengelabui direktur dari agensi tempatnya bekerja membuat Leon ragu dengan perkiraannya.

."Kau berpura-pura menjadi omegaku di acara keluarga hari ini, Erick akan mengurus pakaianmu" Darion menjawab tanpa menyingkirkan tangannya dari matanya.

Leon terdiam sejenak sambil berusaha memproses kalimat yang diutarakan oleh Darion.

"Sebentar, APA?" jeritnya kecil setelah terdiam selama beberapa detik.

Erick memutuskan untuk menjelaskan kepada Leon setelah melihat Darion yang tampak terlalu lelah untuk menjelaskan mengenai undangan acara yang tiba-tiba diterimanya tersebut.

"Tuan Darion mendapat undangan dari Tuan Bently, Direktur dari Crown Agency tempatnya bekerja yang kebetulan juga merupakan paman kandungnya. Mengingat dari pengalaman sebelumnya ia seringkali ditanya oleh para kerabatnya mengenai masalah pasangan jadi saya mengusulkan untuk meminta anda menemani Tuan Darion ke acara tersebut" jelas Erick.

Leon hanya memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam-dalam setelah mendengar penjelasan tersebut karena mau tidak mau ia sudah terikat kontrak yang menurutnya lebih bisa disebut sebagai perbudakan.

***

"Bersiaplah, acara dimulai pukul 8 malam" itulah kalimat terakhir yang diingat oleh Leon sebelum dirinya ditinggalkan di salah satu ruangan dalam suite hotel yang juga dihuni oleh Darion dan Ericksen.

Leon hanya dapat merebahkan badannya di kasur miliknya dan melihat interior dari ruangan yang ditempatinya tersebut.

"Apa keluarganya sekaya itu sehingga mampu menyewa banyak suite di hotel bintang lima hanya untuk acara pertemuan keluarga?" gumamnya dalam hati.

Ia cukup merasa terkejut saat mobil yang dikendarainya mulai memasuki hotel bintang 5 ternama yang berada di Antario meski keluarga Leon sendiri juga terbilang cukup kaya, mereka hidup dengan tertutup dan sederhana sehingga ia tidak pernah merasakan pertemuan keluarga yang dilaksanakan dengan sangat mewah.

Setelah beberapa menit mengagumi keindahan dari ruangannya, Leon melihat jam sudah menunjukkan pukul 19.10 dan mengingat acara yang akan segera mulai, ia memberdirikan badannya dari kasur tersebut dan berjalan ke arah kamar mandinya. Sebenarnya perasaan kesal dan kebingungan masih belum menghilang karena ia merasa dimanfaatkan oleh alpha dan beta tersebut tetapi perasaan tersebut sedikit menghilang setelah ia melihat bathtub yang ada di kamar mandi ruangannya.

"You know what? Membuatnya kesal sepertinya cukup seru" pikir Leon setelah merencanakan sesuatu.

***

Darion mengetukkan kakinya sambil menunggu balasan dari orang yang berada dalam ruangan setelah ia berkali-kali mengetuk pintu tersebut. Ia kembali melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 19.45, membuat dirinya menjadi semakin tertekan oleh waktu. Setelah beberapa detik, kesabaran Darion sudah habis sehingga ia memutuskan untuk membuka pintu ruangan tersebut yang tidak disangkanya ternyata tidak dikunci oleh sang omega.

"Apa dia sengaja tidak mengunci kamarnya?" gumam Darion dengan sedikit kesal.

"Leon?" Darion memanggil nama omega yang tidak terlihat di ruangan tersebut..

Mata Darion sedikit menyipit karena ia mengira bahwa Leon melarikan dirinya tetapi mengingat pintu suite tersebut tidak mungkin terbuka tanpa menimbulkan suara dan Erick yang sedari tadi berada di ruangan utama tidak memungkinkan sang omega untuk keluar tanpa diketahui. Belum sempat Darion membuat teori-teori lainnya di dalam kepalanya, ia mendengar bunyi air dari kamar mandi membuatnya berjalan lalu membuka pintu kamar mandi tersebut dengan niatan untuk memberitahu sang omega untuk segera keluar tetapi ia melupakan fakta bahwa bathtub dalam kamar mandi di ruangan-ruangan pada suite tersebut terletak tepat di seberang pintu sehingga saat ia membuka pintu tersebut ia langsung melihat Leon yang sedang berendam dan tidak menggunakan pakaian apapun.

"AAAAAAHHH" Leon menjerit setelah melihat Darion yang tiba-tiba berada di depannya, ia langsung berusaha untuk mengambil handuk yang berada di dekatnya untuk menutupi badannya yang telanjang bulat.

Tentunya jeritan tersebut turut membuat Darion sama kagetnya sehingga ia langsung menutup pintu kamar mandi tersebut lalu membalas jeritan tersebut.

"Segeralah, acara akan dimulai sebentar lagi"

Setelahnya ia segera keluar dari ruangan Leon dan disambut oleh dua orang yang mendengar jeritan Leon dan sudah dipenuhi dengan rasa penasaran dan khawatir.

"Apa Tuan Leon tidak apa-apa?" tanya Erick.

Darion hanya menganggukkan kepalanya lalu melihat seorang lagi yang tidak disadarinya sudah masuk kedalam suitenya.

"Bibi Mar? Sejak kapan bibi ada disini" Dario bertanya kepada asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya sejak ia masih kecil dan sudah dianggapnya sebagai ibu keduanya.

"Sudah sejak tadi, bibi sangat bahagia setelah mendengar kau datang bersama omegamu" jawab Bibi Mar sambil tersenyum hangat.

"Ada banyak sekali yang ingin bibi tanyakan tetapi sepertinya bibi malah mengganggu waktumu dengan omegamu jadi bibi akan pergi dulu saja" goda Bibi Mar kemudian berpamitan dan keluar dari suite tersebut.

Setelah melihat sang bibi dan Erick meninggalkannya, Darion memijat keningnya yang terasa pening dan ia sedikit bergumam.

"Dasar omega gila tetapi kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh" pikir Darion sambil merasa bahwa celananya sudah semakin sesak.

***

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued

(07 / 09 / 2024)

[bxb] OmegaphobicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang