chapter sebelas

847 80 10
                                    

(visual Elvano Fidel Bramantyo)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(visual Elvano Fidel Bramantyo)

Setelah kejadian sparing kemarin kehidupan Zafer jadi berbalik yang tadinya ia menjadi murid biasa kini ia menjadi sorotan seluruh Siswa yang ada di sana.

Seperti saat ini Zafer sedang berjalan menuju kelasnya, sepanjang perjalanan di lorong koridor sampai Kamar mandi semua topik adalah dirinya, Sekilas membuat risih kuping yang terpasangan di samping kiri dan kana kepalanya.

Saat Zafer berada di belokan Kelasnya ia di kagetkan dengan kedatangan dua orang yang tak lain Adalah Kevan dan Kevin.

"Anjing, Kaget gue." Ucap Zafer terkaget.

Zafer kemudian menatap Kevan dan Kevin "mau apa kalian ??" Tanya Zafer yang melihat Salah dua eksekutif sekolahan ini menghampiri dirinya.

"Ikut kami, Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Lo." Ucap Kevin.

"Lah Yang mau ketemu dia kenapa harus gue yang samperin, aneh banget." Ucap Zafer.

"Udah ikut saja." Ucap Kevan.

"Eh..gini aja deh Tuh temen Lo kalo memang mau ketemu sama gue, samperin gue di kelas kalo kagak ya udah ga usah ketemu Simple kan ?? Lagian juga gak penting buat gue." Ucap Zafer kemudian melanjutkan jalanya menuju kelas namun saat ia mau melewati si kembar tanganya di tahan oleh Kevin.

Seketika Raut muka Zafer langsung berubah "Lo mau tangan Lo lepas apa gue yang lepas ??" Ucap Zafer.

Zafer menatap tajam Kevin namun Kevin tak juga melepaskan cengkraman dari tangan Zafer "kita hanya bicara doang gak lebih." Ucap Kevin.

"Oh Lo mau lebih ??" Tanya Zafer.

"Gini gini Zaf, Kita cuma mau Lo ikut kita buat ketemu seorang doang that's all, nothing more " Ucap Kevan mencoba agar ini berjalan sekondusif mungkin, Karena Kalo boleh jujur Kevan dan kevin tahu bahwa mereka berdua sekalipun tidak akan sanggup menghadapi Zafer.

Zafer kemudian mendekati Kevan Menatap mata Kevan dengan tajam "gue bukan Bawahanya, jadi buat apa gue yang kesana dia yang butuh bukan gue." Ucap Zafer lagi.

Zafer kemudian melangkah melewati Kevan namun sebelum berbelok ke arah kelasnya Kevan berhenti kemudian berucap "Kalo Carlos mau bertemu bicara sama gue temui gue, bukan gue yang harus kesana menghadap dia, emang dia pikir dia siapa Presiden??"ucap Zafer kemudian ia berbelok untuk memasuki kelasnya.

Sedangkan Kevan dan Kevin masih diam di tempat "gimana kev." Ucap Kevin pada Kevan.

"Ya kita laporin ini ke Carlos." Ucap Kevan Kemudian Kevan dan Kevin juga ikut pergi dari area kelas Zafer.

Di lain tempat di sekolah yang berbeda dengan Zafer terlihat Sekumpulan manusia sedang berkumpul, Terlihat ada 10 orang yang berada di dasana.

"Gimana Bas ??" Tanya Seseorang.

Orang yang bernama Bas itu kemudian menoleh "Gue sudah lihat kemampuan Elvano dan juga Ravindra, lumayan walaupun kalo di bandingkan dengan Gue masih jauh." Ucap Orang bernama Bas.

Mereka ada 10 elit dari kelas Satu sekolah SMA Syailendra yang di pimpin oleh Ketua mereka Sebastian Vettel Syailendra, Putra tunggal keluarga Syailendra.

Kemarin saat Pertarungan antara Sekolah Brawijaya dengan Bramantyo dia bersama dengan Temanya Ikut melihat dari kejauhan pertarungan antara 10 elit kedua sekolah itu.

"Kalo gue liat liat juga, kemampuan 10 elit mereka masih standar, Tapi Informasi yang gue dapat semua 10 elit sekolah Brawijaya dapat masuk dalam Extremely mode." Ucap Sebastian.

"Gue penasaran seperti apa kemampuan mereka, apalagi di Bramantyo katanya ada satu Elit Cewek gue jadi pengen coba Lawan dia." Ucap Salah satu dari mereka cewek.

Agra, Cemal, Delana, Deon, Emilio, Gafar, Rafael, Abila dan Adira mereka ada 10 elit SmA Syailendra, dan mereka di pimpin oleh Sebastian sang anak tunggal Syailendra di sini ada dua orang cewek yang mana mereka adalah kembar.

"Yaaa, Sekolah keluarga nomor satu itu memang sedikit berbahaya." Ucap Agra.

"Tenang saja, selama Tidak ada yang bisa mengalahkan Sebastian maka semua aman doang Lo tahukan siapa Sebastian." Ucap Deon.

Sebastian ada Anak dari keluarga Syailendra, Dimana dia didik sangat keras dari semua aspek menjadikan diri mereka serba bisa.

"Ya iyalah, siapa juga yang bisa lawan Sebastian, Sabuk hitam Bahkan preman aja kalah sama dia apalagi anak SMA." Ucap Delana.

Sebastian kemudian berdiri dan berjalan "tujuan kita adalah memberi tahu ke semua orang bahwa Kekuatan Syailendra adalah yang terkuat dari semuanya, kita akan mengalahkan mereka semua dan menjadi nomor satu." Ucap Sebastian.

"Yang paling berbahaya dari.3 sekolah lain adalah Dirgantara, ketua aliansi berada di sana." Ucap Cemal sang informan SMA Syailendra.

"Altezza Armadanu." Gumam Sebastian.

"Mustahil mengalahkan dia, Carlos aja kalah sama dia." Ucap Adira kembaran Abila.

"Kalian Tidak tahu ?? Kalo sebenarnya Eksekutif sekolah kita sedang merencanakan Sebuah Rencana untuk menghancurkan Altezza, jadi tidak perlu di khawatirkan sama dia." Ucap Sebastian.

"Karena sekarang tidak ada yang bisa mengalahkan kita, Entah itu Elvano sekalipun." Ucap Sebastian lagi dengan mata yang memancarkan Ambisi dan penuh gairah.

Kita kembali ke Bramantyo dimana Kevin dan Kevan kini berada di ruangan OSIS, tempat Biasa 10 Eksekutif mengadakan pertemuan.

"Sorry Carlos, Zafer menolak Untuk ikut sama kita." Ucap Kevin.

Carlos menatap tajam Kevan dan Kevin " kenapa ??" Tanya Carlos dengan nada dingin.

Kevan dan Kevin saling melirik satu sama lain "dia bilang, Kalo Lo mau bicara sama dia Lo yang harus nemui dia." Ucap Kevin.

"Buset berani bener tuh bocah." Ucap Cakra.

Gavriel yang dasaranya emosian kemudian berdiri "Sialan tuh bocah, minta di hajar memang." Ucap Gavriel.

"Udahlah Carlos, samperin aja kemudian Hajar biar kira kasih tahu siapa dia di sini sebenarnya." Ucap Gavriel.

Carlos kemudian menatap kertas yang ada di mejanya menampilkan sebuah dokumen yang berisi tentang biodata siswa yang tak lain adalah bio data Zafer.

"Nama keluarga tidak ada, Ada dua kemungkinan Dia merahasiakan nama keluarga atau memang Keluarga bukan dadi kalangan Tinggi seperti kita." Ucap Carlos.

Carlos kemudian berdiri "lu mau kemana Los ??" Ucap
Aidan.

Carlos kemudian mengenakan seragamnya "memberi pelajara pada anak baru yang sombong." Ucap Carlos membuat mereka semua tersenyum.

"Ayu semua kita tunjukkan padanya Seperti apa Rasa keputusasaan." Ucap Carlos kemudia. Mereka bersepuluh keluar dari ruangan itu untuk menuju ke kelas Zafer.

[......]

Zaferino Achazia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang