Chapter dua

1.2K 99 5
                                    

Hari ini adalah hari pertama Zafer bersekolah sebagai murid pindahan, sebelumnya Zafer semapat sekolah di daerahnya kurang lebih selama satu bulan sebelum tiba tiba saja orang tuanya memindahkan ke Sekolah ini, dengan alasan demi masa depan.

"Ini seragam salah ukuran apa gimana ?? Ketat banget." Ucap Zafer melihat Seragamnya yang sangat ketat, Karena penasaran Zafer melepas kembali seragamnya kemudian melihat ukuranya dan ternyata itu adalah ukuran M.

"Ya udah lah, besok tuker yang agak besaran mungkin ini orangnya salah ambil." Ucap Zafer kemudian kembali memakai Seragamnya.

Jarak antara Sekolah Zafer dengan Kos miliknya tidak lah jauh, jadi dia memilih untuk jalan kaki sambil menghafal jalan yang ia lalui, Selama perjalanan di sini Zafer di buat tercengang, Banyak sekali Perkelahian antar siswa bahkan Ada yang kayak di adu entah itu dari sekolah lain maupun yang satu seragam dengan dirinya.

"Hei  !!"

Sebuah suara memanggil dari dalam sebuah gang Mendengar suara Zafer langsung mencari sumber suara itu, Keluarlah 5 orang dari dalam gang Memakai seragam namun tidak sama dengan Zafer.

"Manggil gue ??" Ucap Zafer yang melihat lima orang muncul dari arah gang.

"Lo anak BIS ??" Ucap Salah satu dari mereka yang berbadan besar.

"BIS ??" Ucap Zafer yang tidak tahu apa itu BIS.

"Bramantyo Internasional school." Ucapnya lagi mereka berlima dengan rokok di tangan mereka entah anak sekolah mana namun mereka memang berpenampilan seperti preman.

"Oooh, Gue memang anak sekolah itu kenapa ??" Ucap Zafer dengan santai.

Mereka tersenyum seakan mendapatkan sesuatu yang menarik, senyuman mereka membuat Zafer bingung "Bisa ikut kita sebentar, Ada yang perlu di bicarakan." Ucap Salah satu dari mereka.

"Oh...oke." ucap Zafer dengan santai kemudian mengikuti mereka dari belakang, Sedangkan kelima orang itu tersenyum kesenangan sambil masuk kedalam gang, Di ikuti oleh Zafer yang ikut masuk kedalam gang.

Sesaat setelah masuk kedalam gang, Orang yang berada di depan Zafer langsung menerjang Zafer namun dengan cepat Zafer membogem kepalanya.

Semoga orang terkejut melihat itu "sialan lo Anak BIS, Cecunguk sepertimu berani sekali melawan kami." Ucapnya.

"Bisa kita selesaikan ini dengan cepat, gue gak mau terlambat di hari pertama gue sekolah." Ucap Zafer.

Dug
Dug
Dug
Dug

Zafer keluar dari gang dengan menghela nafas "baru juga berganti hari, hal begini sudah terjadi  hedeh." Ucap Zafer sambil membenarkan seragam yang sedikit berantakan, kemudian lanjut berjalan meninggalkan 5 orang murid yang tengah Tak sadarkan diri di dalam gang.

Zafer kini telah sampai di depan gerbang sekolah BIS, sekolah yang bagus dengan warna putih di setiap sudut dengan air mancur di tengah tengah gedung "pasti mahal ya Icha." Ucap Zafer melihat gedung sekolah barunya.

Zafer kini akan melanjutkan sekolahnya di sini mulai dari kelas 10-12 ia akan bersekolah disini
Satpam yang melihat Zafer kemudian menghampiri "cari apa dik ??" Ucap Satpam.

"Saya murid baru pak." Ucap Zafer.

"Ooh, Kalo begitu bapak antar ke ruang kepala sekolah." Ucap Satpam itu, kemudian ia membawa Zafer ke arah ruang kepala sekolah.

Setelah sampai di ruang kepala sekolah, Zafer kemudian di giring untuk langsung menuju ke kelasnya selama perjalanan kepala sekolah menceritakan apa yang terjadi di sekolah ini, mulai dari prestasi sekolah sampai murid murid yang sangat berkelas.

"Apa yang perlu di ceritakan ini sekolah orang orang kaya, buat apa juga mempertanyakan prestasi." Batin Zafer dengan tatapan datar ke arah kepala sekolah.

"Ini dia kelasmu, kelas 10.A, tenang saja murid di sini baik baik kok, kamu beradaptasilah dengan mereka semoga betah di sekolah ini." Ucap Kepala sekolah kemudian meninggalkan Zafer di depan pintu kelasnya.

Zafer kemudian membuka pintu kelasnya namun tiba tiba ia terkaget ketika melihat keadaan kelasnya, Yang perempuan asik bermake-up dan menggosip sedangkan Yang laki-laki mengobrol padahal ada guru yang mengajar di sana.

Saat pintu terbuka semua pandangan mengarah ke arah Zafer "oh sepertinya ada murid baru." Ucap Guru yang mengajar mereka.

Zafer kemudian masuk dan berdiri di depan kelas, semua mata menatap datar ke arahnya "coba kamu perkenalkan diri." Ucap si guru.

"Zaferino Achazia Dha....Ah.... Zaferino Achazia iya kalian bisa panggil gue Zafer, pindahan dari kota Rembang." Ucap Zafer sedangkan murid yang lain mempertanyakan asal kota Zafer.

Rembang mana itu...
Murid beasiswa kah...
Kota kecil kah...
Gak terkenal..
Pasti orang rendahan...
Kenapa kelas ini banyak orang rendahan....

"Sialan, ingin sekali aku merobek mulut mereka." Batin Zafer mendengar omongan omongan mereka namun Zafer tahan karena ini hari pertama ia sekolah seharusnya ia melihat situasi terlebih dahulu sebelum bertingkah.

Zafer kemudian di persilahkan untuk duduk hanya ada satu kursi yang belum di isi oleh siswa di samping seorang murid berkaca mata, Zafer menatap ke arah murid itu dengan tatapan yang aneh "gila, cuy cupu banget, tapi biasanya Yang kayak begini yang bahaya." Batin Zafer melihat teman sebangkunya.

"Itu cocok denganmu, seorang Dari plosok dan Seorang Yang cupu hahahahaha." Ucap murid di pojokan, dengan nada yang tinggi dan ekspresi yang seakan merendahkan Zafer.

Namun Zafer hanya diam ia tak menanggapi ocehan dari murid itu "buang buang Waktu." Batin Zafer.

"Ha-halo, Namaku Abercio putra Abrisam kamu bisa panggil Aku Cio." Ucap Murid teman sebangku Zafer ternyata namanya Cio, bukan anak orang miskin sih tapi.

"Kenapa dia baku banget woy, Aku-kamu aargghh lu fikir gue pacar lu." Teriak batik Zafer.

"O-owh Zafer lengkap gue udah tahukan panggil aja Zafer." Ucap Zafer yang di balas anggukan oleh Cio.

Pelajaran berlanjut, Guru bahkan tidak peduli kalo ada yang bermain ponsel di dalam kelasnya "itu berarti, selama ia mengajar tak peduli entah murid itu memerhatikan atau tidak yang penting ia sudah mengajar." Batin Zafer.

Tentu saja itu 100% benar, selama Guru di sini tidak mengusik atau membuat masalah dengan anak anak orang kaya ini maka mereka akan aman, tak heran jika bully dan hal semacam ini sangat banyak di sini uang adalah tingkat tertinggi di sini.

Saat setelah guru meninggalkan kelas karena jam pelajaran telah usai meja Zafer di hampiri orang seseorang dengan senyum di wajahnya ia memperkenalkan diri "halo kenalin gue
Arzan untuk nama lengkap gue Itu Rahasia, itukan yang Lo kenalin tadi Lo gak mau menunjukan marga Lo." Ucap orang itu membuat Zafer kaget.

"Tapi Lo tenang saja, gue gak akan paksa Lo buat jawab siapa marga Lo, Itu juga gak penting buat gue." Ucap Arzan masih dengan senyum, hal yang membuat Zafer was was adalah Senyuman Arzan terasa sangat menjijikan.

"Mau berteman sama gue Z A F E R."

[.....]

Zaferino Achazia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang