kutukan

2.1K 238 21
                                    



Jubah hitamnya tersingkap saat angin kencang mulai datang. Mata hitam pekatnya perlahan terbuka, menatap pada langit yang terdapat bulan purnama.

Tawanya menggema diantara berisiknya suara air terjun itu. hanya butuh waktu sebentar lagi maka semuanya akan terjadi.

Kini matanya melihat kearah dimana batu besar itu ada, tersenyum mengerikan saat melihat siapa yang ada diatas batu itu.

Tubuh mungil dengan noda tanah juga darah itu telah duduk mengenaskan dengan rantai besar yang mengikat pergelangan tangan dan kakinya yang berdarah akibat gesekan besi berkarat itu.

Leher jenjangnya bahkan kini telah memerah akibat ketatnya rantai itu mengelilingi lehernya.

Karina berjalan perlahan, menghampiri tubuh ringkih penuh luka itu. Tangannya terangkat untuk menangkup dagu itu agar melihat kearahnya.

"HA..HAHA...HA...selamat datang didunia yang mengerikan untukmu kakak" ucapan Karina kini menghasilkan tangisan ketakutan dari pemuda mungil yang kini berusaha untuk menjauh dari jangkauan tangan dingin itu.

Renjun ketakutan, wanita ini begitu menakutkan, bagaimana ia yang ditarik paksa dan disiksa untuk mengikuti wanita ini dan akhirnya berakhir terantai diatas bebatuan besar ini.

"Jangan menangis~~. Aku tak menyukai pemuda yang begitu cengeng!" Suara Karina yang menggelegar itu semakin membuat renjun ketakutan. Bahkan tubuhnya kini bergetar.

"Malam ini..aku benar-benar akan melenyapkan seluruh bangsa serigala keparat itu!" Kini tatapan marah dengan warna hitam pekat itu menatap tajam kepada renjun yang masih menangis ketakutan.

"....dan aku akan menukar mu dengan segala yang bisa membangkitkan semua bangsa ku kembali yang telah nemorosa bunuh!"

"Kau lihat bulan itu?" Karina membawa wajah luka itu untuk mendongak keatas langit, melihat pada bulan purnama yang sebentar lagi akan terjadi gerhana merah.

"Hanya butuh waktu sedikit lagi maka aku akan berhasil menunaikan semua keinginanku"

Matanya kini bisa melihat bahwa perlahan awan mulai membentuk gumpalan hitam pekat tepat diatas tubuh renjun.

Karina berjalan kembali pada api itu, wajah mendongak melihat kearah bulan yang perlahan mulai tertutupi warna kemerahan. Matanya memejam, tangannya ia rentangkan, bibirnya kini mulai melafalkan mantra kebangkitan bagi iblis dan leluhurnya.





Kaki serigalanya terus berlari sekuat tenaga untuk mencapai tanah celestia, ia kini dapat melihat bulan perlahan memerah separuhnya, juga gumpalan awan hitam itu perlahan mengeluarkan kilat cahaya merah pula.

"Sial!" Dengan sekuat tenaga kini ia berlari kencang, hingga tak lama ia mulai mendengar gemericik air yang jatuh, bibirnya kini tertarik, ia menemukan air terjunnya.

Ia sudah begitu dekat sebelum ada alpa lain yang menghantam tubuhnya, sehingga ia sedikit oleng.

Sialan!, ia sudah buru-buru dan mengapa selalu ada gangguan saja yang menghalangi jalannya.

Ia kini menggeram dengan amarahnya, matanya bahkan tak keemasan lagi namun sudah berubah menjadi merah menyala. "Aku akan melenyapkan siapa saja yang menghalangi jalanku!"

Alpha dalam diri Jeno benar-benar akan memangsa siapapun yang menghalangi jalannya, termasuk alpha bodoh yang kini menghalangi langkahnya.

"Maka aku tak akan membiarkan itu terjadi Jeno!" Suara itu, mata hijau zamrud itu, Jeno mengenalnya.

Jeno semakin murka saat mengetahui siapa yang menghalangi jalannya, rupanya Guan telah bersekutu dengan wanita busuk itu!, Jeno akan membunuh alpha ini jika tak ingin mundur.

Wolf / NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang