takdir yang terputus

1.8K 256 41
                                    

Ruangan itu kini terasa begitu menyesakkan, renjun masih tak berani bersuara, melihat kini Jeno masih terdiam berdiri membelakanginya.

Jeno kini berdiri didepan tirai yang terbentang jelas didepannya, gambar dengan ia dan juga renjun saling berdampingan, bergandengan tangan.

"Jeno--"

"Mengapa kau melakukannya renjun"

Jeno langsung memotong perkataan yang akan renjun keluarkan.

"Katakan dengan jujur renjun, apa itu benar?" Jeno memulai pembicaraan serius itu.

"Aku tidak melakukan apapun kepada Karina" renjun berani bersumpah, ia tak melakukannya.

"Tapi pelayan itu mengatakannya--"

"Kau mempercayai perkataannya?, aku adalah istrimu, bukan baru sehari kau mengenalku Jeno, apa kau begitu mudah percaya akan perkataannya?"

"Aku tidak akan percaya jika tak melihat keadaan Karina yang benar-benar sekarat saat ini, dan itu akibat ia yang telah meminum racun renjun" Jeno berusaha untuk bersabar menghadapi renjun.

"Aku tidak pernah sekalipun melakukan hal sekeji itu Jeno, untuk apa aku melakukannya--" renjun maju ingin menghampiri Jeno yang berdiri tak jauh darinya, namun Jeno lebih dulu berteriak sehingga menghentikan langkah renjun.

"Karena kau merasa cemburu!" 

Teriakan itu membuat renjun tersentak.

"Jeno--" renjun, sama sekali tak seperti itu, meskipun ia mengakui bahwa ia merasa cemburu, namun tak sekalipun ia akan melakukan hal keji seperti itu. Apa Jeno mulai percaya akan tuduhan itu.

"Kau lihat gambar itu?" Jeno menunjuk pada tirai besar yang terdapat gambar ia dan juga renjun.

Berjalan cepat kesana kemudian dengan cepat ia merobek tirai besar itu. Didepan renjun yang kini terkejut melihat apa yang Jeno lakukan.

Jeno mengayunkan pedang pada gambar mereka, sehingga tirai itu terbelah diantara gambar mereka.

"Mulai hari ini, aku memutuskan hubungan ku denganmu, kau bukanlah lagi bagian dari hidupku!"

Renjun terdiam dengan mata yang tak hentinya mengeluarkan air matanya. Jeno memutuskan hubungan mereka.

"J-jeno~~" renjun tak menyangka jeno akan mengatakan hal menyakitkan itu.

"Jangan sebut namaku dengan mulutmu renjun!, aku tak menyukainya!"

Perkataan itu kembali membuat renjun tersentak untuk yang kesekian kalinya, mengapa Jeno begitu tega berkata seperti itu kepadanya.


_____

Tak lama pintu ruangan itu terbuka, menampilkan. Karina yang datang dipapah oleh winter juga ningning.

Jeno dengan sigap mengambil alih dan menggendong Karina melewati renjun yang hanya diam.

Meletakkan karina dengan pelan disampingnya, mengelus wajah yang masih pucat itu dengan pelan, renjun mengalihkan pandangannya, ia merasa sakit saat melihat Jeno bahkan begitu perhatian pada Karina.

"Silahkan berbicara winter" ucap Jeno.

Hanya ada satu prajurit juga tabib yang tadi memeriksa karina, dan juga ningning juga winter yang ada didalam ruangan itu.

"Permaisuri telah melakukan rencana ini dua hari yang lalu yang mulia.... Jika yang mulia tak percaya hamba bisa memperlihatkan kepada anda buktinya.

Kini renjun benar-benar melihat dengan cepat pada winter yang memberikan satu botol kecil cairan yang katanya ia temukan pada laci nakas paviliun renjun.

Wolf / NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang