🏰🏰
Sudah tak ada lagi kehangatan yang renjun dapat setelah kembalinya Jeno kemarin. Semuanya menjadi hambar setiap harinya.
Renjun tak tahu harus bersikap seperti apa ketika bertemu dengan Jeno lagi saat ia menginjakkan kakinya keluar dari kamarnya, namun ia juga tak boleh terus-menerus berada dalam kamarnya. Kesehatan bayinya adalah yang paling utama saat ini.
Menghela nafasnya dengan panjang, ia akan keluar untuk makan pagi, sejak kemarin ia tidaklah makan dengan benar, bayinya bisa saja dalam bahaya jika ia mengikuti egonya. Perlahan ia membuka pintu kamarnya, dan pandangan yang ada didepannya tak tau harus renjun respon seperti apa.
"Selamat pagi permaisuri" seungmin ada disana, berdiri dengan setia bersama dengan para pelayan yang juga ikut menunggunya untuk membuka pintu.
Renjun merasa terharu, disaat seperti ini ternyata para pelayan juga seungmin begitu memperdulikannya, mereka begitu menyayanginya.
Renjun tersenyum sendu melihat wajah para dayang juga pada seungmin. Harusnya ia bisa lebih kuat menghadapi hal seperti ini, hal seperti ini bukanlah hal rancu lagi, ini sudah biasa dalam kerajaan.
"Maafkan aku, kalian pasti lelah menunggu ku" renjun merasa bersalah atas perbuatannya membuat para pelayan juga seungmin harus rela berdiri lama didepan kamarnya.
"Tidak permaisuri, ini adalah tugas kami, bagi kami kebahagiaan dan kesehatan permaisuri adalah yang utama" seungmin sungguh dalam mengucapkan itu, baginya permaisuri adalah segalanya bagi mereka. Renjun adalah tuannya yang paling berharga diemerald.
"Mari kemeja makan, bayiku sudah lapar, sejak kemarin ibunya begitu sulit untuk dibujuk makan" renjun berbicara dengan nada yang bercanda, namun respon yang seungmin berikan membuat renjun menghela nafas.
Saat tiba dimeja makan, renjun sempat menghentikan langkahnya, melihat pemandangan seperti itu haruslah renjun biasakan mulai hari ini. Bagaimanapun diistana ini bukan hanya ialah yang menjadi permaisuri, namun juga ada kekasih dari suaminya.
Berjalan pelan menuju kursi yang telah seungmin buka untuknya, mempersilahkan sang permaisuri untuk duduk. Jeno yang ada disana berdehem singkat. Memperhatikan bagaimana kini renjun bahkan enggan meski hanya untuk menatapnya saja.
"Selamat pagi" sapa Karina. Wanita itu kini tersenyum ramah kepadanya, tersenyum kepada renjun.
Renjun melihat kearah Karina sekilas sebelum membalas sapaan itu dengan senyum tipis. Pandangan matanya jatuh pada tangan suaminya yang ternyata sedari tadi masihlah memegang tangan putih wanita itu.
Renjun kini mengalihkan tatapannya pada wajah wanita yang kini terlihat sedikit tersenyum aneh padanya, apakah Karina berusaha memperlihatkan padanya bahwa kini suaminya bahkan lebih memilih wanita itu dibanding dirinya?.
"Selamat pagi juga adik" hanya kata itu yang renjun keluarkan. Ia tak ingin berbicara lebih banyak dengan wanita yang ada didepannya.
"Mari mulai saja makannya" ucap Jeno.
Mereka semua makan dengan baik sebelum renjun harus menghentikan suapan pada mulutnya saat mendengar ucapan Karina.
"Yang mulia, hari ini anda berjanji kepada saya, ingin mengajak saya untuk berjalan-jalan kan?" Ucap Karina dengan antusias.
Mendengar ucapan itu, sontak renjun melirik kearah Jeno yang kini tersenyum "Tentu aku akan mengajakmu untuk melihat emerald hari ini. Disini ada air terjun, kau akan menyukainya nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wolf / NoRen
WerewolfTak masalah jika aku harus melawan semua kawananku jika itu demi melindungi mu.