Setelah berada di penghujung musim gugur, akhirnya ia kembali dapat merasakan sejuknya udara dipagi hari, untuk pertama kalinya setelah berbulan bulan lamanya cahaya mentari pagi itu ia kembali rasakan menerpa wajahnya.
"Aku mencari mu sejak tadi, kau membuatku takut saat aku bangun dan kau tak ada disampingku"
Suara berat yang teredam itu membuat senyum tipis yang ada pada ranum kemerahannya terbit perlahan. Bagaimana kini alphanya berbicara namun dengan bibir yang kini sibuk mengecup pipi dan pilipisnya bergantian.
Renjun tersenyum geli saat mendengar rengekan itu. Membalik badannya untuk melihat bagaimana wajah yang biasanya menampilkan raut datar juga tatapan tajam itu kini malah terlihat dengan tatapan bak anak serigala yang pundung akibat tak dibiarkan bermain oleh ibunya.
"Apa Jeno kesal hmm~~" renjun kini malah sibuk menggoda dengan suara yang dibuat seperti anak kecil dengan mencubit ujung hidung mancung itu pelan.
Cup.....
"Selamat pagi tuanku..." Ucap renjun setelah memberikan sematan kecupan pada bilah bibir itu. Jeno tersenyum salah tingkah, pipinya bahkan memerah hanya karena kecupan manis dari istrinya.
"Apakah bayinya nakal pagi ini" Jeno berusaha mengalihkan rasa malunya dengan menanyakan kabar wolfie kecilnya. Tangan besarnya ia bawa untuk mengusap lembut permukaan perut renjun yang kini sudah membesar, mungkin sisa menghitung hari maka sang permaisuri akan melahirkan bayi mereka.
Renjun tersenyum lembut, tangan mungilnya kini ikut meraba perut buncitnya, iya. Tinggal menghitung hari kemungkinan ia akan bertemu dengan bayinya untuk pertama kalinya sejak kejadian terakhir kali.
"Aku tak sabar menunggu kelahirannya, aku ingin merasakan genggaman tangan kecilnya juga mendengar suara tangisnya" renjun mendongak menatap pada wajah tegas suaminya yang kini perlahan melunturkan senyumnya, berganti menatap dengan sendu juga raut yang menyedihkan.
"Maafkan aku....seandainya dulu aku tak berbuat seperti itu, mungkin sekarang Jisung sudah besar dan bahagia atas kehadiran adiknya" Jeno masih sulit untuk melupakan kejadian mengerikan itu, ianseakan menjadikan itu hal yang begitu menakutkan seumur hidupnya.
Membawa renjun kedalam pelukannya, mengecup kening itu dengan lembut juga tangan besarnya kini mengusap perut istrinya untuk memberi kenyamanan.
"Aku mencintaimu, aku tak ingin kehilangan mu lagi, kejadian hari itu begitu membuatku ketakutan setengah mati" Jeno tak ingin kehilangan renjun untuk yang kedua kalinya.
_____Wolf____
"Kumohon kembali renjun, dewa....aku telah menyatukan takdirnya. Aku telah berhasil menukarnya" Jeno kini hanya dapat menangis dengan memeluk tubuh itu. Permaisurinya telah berubah.
Semua yang ada disana hanya bisa terdiam menyaksikan itu.
Seungmin kini benar-benar telah kehilangan tuannya. Setelah kemarin ia harus kehilangan wolfie dari renjun sekarang ia harus rela melihat tuannya berubah akibat kutukan itu.
Tangis mereka bahkan tak akan bisa merubah segalanya yang telah berubah.
Gissel masih memperhatikan dari jauh, ini tidak mungkin, seharusnya renjun tidak berubah, kutukan itu telah lenyap bersaman dengan Karina.
Apakah ramalan ibunya selama ini salah, saat jaehyun datang kepada ibunya beberapa tahun yang lalu, ibunya mengatakan bahwa kutukan itu bisa hilang jika suatu saat Jeno bisa menemukan takdirnya dan mencintai dengan segenap jiwanya.
Jeno telah melakukan itu, ia mencintai renjun. Jadi tak mungkin jika kutukan tetap ada.
Tak lama, pandangannya ia bawa untuk melihat keatas langit. Cahaya itu kini kembali menyinari tubuh renjun yang masih berusaha Jeno tutupi dengan kain merah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wolf / NoRen
Hombres LoboTak masalah jika aku harus melawan semua kawananku jika itu demi melindungi mu.