"Hiks....." Ningning terus berlari, tak memperdulikan hujan yang kini membuat tubuhnya basah sepenuhnya. Yang ada dalam fikirannya saat ini adalah bagaimana ia harus sampai pada kediaman seungmin untuk memberitahu keadaan permaisuri.
setelah layangan hukuman cambuk itu Jeno suarakan mengenai renjun, ningning langsung pergi, berlari menuju seungmin yang saat ini masih dikediamannya. Ingin memberitahu bahwa permaisuri mereka dalam bahaya.
Tok...tok..tok...
"Hiks kakak...permaisuri...tolong dia" ningning langsung mengatakan itu sesaat ia telah sampai didepan pintu ruangan seungmin.
Seungmin yang baru saja membuka pintu langsung diberikan pernyataan seperti itu membuatnya terkejut.
Tanpa menunggu lagi seungmin langsung berlari menuju paviliun permaisuri, tanpa memperdulikan hujan dan juga tubuhnya yang belumlah sembuh benar, yang ada dalam fikirannya adalah keadaan Permaisuri.
Saat sampai dipaviliun, seungmin langsung masuk, jantungnya berdetak kencang, saat melihat hyunjin berdiri dengan panik juga tabib dan beberapa pelayan yang sibuk, berusaha memberikan pertolongan kepada renjun yang tak sadarkan diri.
"Apa yang terjadi!" Seungmin kini bertanya pada salah satu pelayan yang juga biasa melayani renjun.
Chenle hanya terdiam dengan mata sembab, ia tak tahu harus memberitahu kak seungmin bagaimana.
"Katakan chenle!" Kini seungmin tak ingin memikirkan hal-hal yang menghantui fikirannya..
"Hiks...y-ang mulia menghukum permaisuri dengan meminum racun juga dengan cambukan" chenle kini menunduk, menangisi keadaan permaisuri mereka.
"Permaisuri, telah kehilangan bayinya" mendengar perkataan sang tabib kini seungmin langsung mengalihkan tatapannya, melihat pada kain putih penuh darah itu ditangan sang tabib, dengan bergetar, tangannya berusaha mengambil kain itu.
"Bayi Permaisuri, tolong berikan penghormatan terakhir setelah permaisuri sadar nanti, racun itu telah menyebar dengan cepat ditambah permaisuri kehilangan banyak darah dari cambukan dari yang mulia" hanya itu yang bisa sang tabib lakukan, beruntungnya ia bisa menyelematkan nyawa permaisuri.
"Hiks..." Seungmin jatuh terduduk dengan memeluk kain putih dengan gumpalan darah yang mulai terbentuk itu.
Ningning juga chenle hanya bisa menangis dalam diam, memandang pada permaisuri mereka yang masih tak sadarkan diri.
Seungmin hanya bisa terduduk dengan kain yang begitu erat ia peluk, wolfie yang begitu ia jaga kini tak lagi ada, apa yang akan ia katakan nanti kepada renjun saat ia terbangun.
"Maafkan hamba.....hamba gagal melindungi anda juga bayi anda...hiks..."
Hyunjin kini hanya berdiri diam, matanya bahkan kini sekilas berubah warna, alpha dalam dirinya begitu marah melihat semua kejadian yang dan didepannya, tanpa menunggu lagi ia menghampiri seungmin, mengambil kain itu kemudian berlalu keluar menuju satu ruangan dimana pasti orang itu ada disana.
_____
"Yang mulia!"
Panggilan itu kini mengalihkan tatapan Jeno, yang ternyata masih terdiam duduk pada kursi kebesarannya, hyunjin berjalan menuju Jeno dengan membawa kain putih itu ditangannya.
Menatap tajam pada jeno yang kini melihat dengan raut kebingungan.
Hyunjin meletakkan kain putih penuh darah itu tepat di depan kaki Jeno yang saat ini melihatnya dengan raut datar. Apa yang hyunjin coba tunjukan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wolf / NoRen
WerewolfTak masalah jika aku harus melawan semua kawananku jika itu demi melindungi mu.