06 - Keinginan Untuk Menjadi Orang Kaya

88 6 0
                                    

Nona Wei hanya bisa tertidur di kaasurnya dan menunggu kedatangan dokter yang sudah dijanjikan.

Tubuhnya begitu lemah meski kesadarannya sudah pulih namun sangat sulit untuk menggerakan jari-jemari.

'Kelebihannya memang aku berada di keluarga orang kaya ... namun tubuhku sangat lemah'

Nona Wei memejamkan matanya dan mulai merasakan ngantuk.

Pada saat Nona Wei memejamkan mata ...

Li Wu sang maid pribadi nona Wei, melirik ke arah nona Wei yang sedang tertidur. Muka Li Wu panik sejadi-jadinya dan menganggap bahwa nona Wei telah meninggal dunia. Ini karena nona Wei menutup matanya.

"Huwaaa nona Weiiii ... kok matanya tertutup?" suara Li Wu tinggi dan tentu saja membuat rusuh keadaan.

Duaghhh ...

Satu jitakan dihantamkan oleh kepala maid kepada Li Wu yang sangat berisik dan bisa saja mengganggu kesehatan nona muda Wei.

"Berisik ... dia hanya tertidur, dasar bodoh!"

"Aduuuh ..." Li Wu memegang kepalanya yang benjol akibat dijitak sadis oleh kepala maid.

Kepala maid kemudian menyeret Li Wu untuk keluar dari kamar nona muda Wei. Karena untuk memberikan sebuah ketenangan agar nona muda bisa tidur dengan nyenyak tanpa adanya satu pun gangguan.

"Ayo kita keluar dan kita biarkan nona Wei tertidur. Jangan sampai gara-gara kita berdua, kesehatan nona Wei terganggu." Kepala maid menyeret Li Wu sangat kasar dan terlihat Li Wu yang diseret-seret di tanah.

"Siap ... aku janji aku tidak akan melakukan hal yang konyol lagi."

Mereka berdua pun keluar dan meninggalkan nona Wei untuk tertidur lelap.

---Alam Mimpi--

"Abang Jun ... abang Jun!"

Suara yang terdengar tidak asing ini memanggil dan membuat Jun sadar lalu membuka matanya secara perlahan.

Tampak adik tercinta dari Jun memanggil namanya dan saat ini sedang mempersiapkan sebuah bekal makanan.

Suara Niu terdengar sangat lembut memanggil dari arah dapur kecil.

Jun pun menyambut panggilan Niu, "Ada apa Niu?"

"Abang sedang membaca novel apa?"

Niu mempertanyakan kesukaan abangnya yang suka membaca novel.

Jun membalik bukunya dan mencari tahu judul dari novel yang dia baca. Novel dengan judul Sistem Kekayaan Dunia, sebuah judul yang tertera di bagian depan.

"Kekayaan Dunia," ucap Jun memberitahukan kepada adiknya.

Niu kemudian membawakan dua mangkuk yang berisikan sup ikan nila. Karena cuaca yang sangat dingin memakan sup dengan paduan jahe hangat adalah hal yang baik untuk tubuh setidaknya untuk bertahan dari udara yang dingin.

"Ini Niu buatkan sup ikan nila buat abang Jun." Niu menaruh mangkuk yang berisikan sup ikan nila ke hadapan Jun.

Jun yang sedang duduk sambil membaca novel pun terhenti karena aroma sup jahe yang membuat perutnya keroncongan. Sup ini sangat disukai oleh Jun karena bisa menghangatkan tubuh.

"Terimakasih Niu." Jun kemudian mengambil mangkuk tersebut dan mengangkatnya.

Niu duduk di sebelah abangnya dan sama-sama menyantap kudapan sup ikan nila. Mereka berdua menikmati waktu bersama dengan aman dan nyaman.

Setelah selesai makan, Niu mengambil mangkuknya dan mangkuk abangnya. Lalu menaruhnya ke dalam westafel lalu dibersihkan. Kemudian mengembalikannya ke rak mangkuk.

"Kenapa abang suka bacaan tentang orang-orang kaya? Memangnya kehidupan orang kaya itu menarik yah?" tanya Niu sambil mengelap mangkuk.

Jun tersenyum dan seperti mengkhayal tentang dirinya yang ingin menjadi orang kaya. Jun sangat senang berkhayal jika suatu saat nanti dirinya bisa kaya dan melakukan hal-hal yang dilakukan oleh protagonis novel. Membantu orang yang tidak mampu dan mengangkat taraf kesejahteraan kehidupan orang yang berada di garis kemiskinan. Ini adalah mimpi Jun yang tidak pernah bisa digapai karena Jun serta adiknya lahir di keluarga yang kurang mampu.

"Setiap orang ingin menjadi kaya. Tapi, ketika kita sudah kaya terkadang sifat-sifat keduniawian merasuki hati dan menghancurkan kita secara perlahan. Maka dari itu, abang ingin menjadi orang kaya yang baik seperti protagonis di dalam novel-novel yang abang baca," ucap Jun dengan suara yang lugas terdengar.

Niu sang adik kemudian duduk disamping abangnya lalu menaruh gelas yang berisikan teh hangat.

"Mengkhayal itu memang sangat menyenangkan yahhh." Niu menarik nafas panjang dan menatap ke arah abangnya.

"Semoga kita menjadi orang kaya dan melakukan banyak kebaikan," ucap Niu melanjutkan perkataannya.

Jun pun tersenyum karena mendapatkan adik yang sangat supportive dalam hidupnya.

"Abang berjanji untuk membahagiakan Niu ..." Suara Jun terdengar sangat kecil dan mungkin tidak terdengar.

"Abang bicara apa barusan?" tanya Niu.

Jun menatap adiknya dengan tatapan lembut dengan senyuman yang menyimpul.

"Rahasia ... hehehe ..."

---Ruang Mimpi---

Nona Wei membuka matanya secara perlahan dan menatap langit-langit marmer yang mewah. Nona Wei pun tersenyum karena dirinya melihat kembali sebuah mimpi yang membuatnya terasa hangat. Masa-masa yang membahagiakan seperti itu membuat siapa pun ingin selalu mengingatnya.

Li Wu dan Nyonya besar melihat dengan sangat jelas bahwa nona Wei tersenyum pada saat dirinya membuka matanya.

"Anak ku ... anak ku." Nyonya besar sampai menangis karena melihat anaknya bangun dalam keadaan tersenyum.

Li Wu pun merasakan kebahagiaan yang luar biasa hebat karena majikannya bangun dengan sebuah senyuman.

Dokter spesialis yang duduk di samping nona muda Wei, melihat sebuah perkembangan pasien yang sangat positif. Karena pasien sudah bisa membuka matanya dan bahkan memberikan sebuah reaksi alamiah manusia yakni tersenyum.

"Baiklah kita akan melakukan pemeriksaan, detak jantung dan lain sebagainya."

Tubuh nona muda Wei diperiksa secara baik dan membuat data kesehatan tubuh untuk pemulihan berkelanjutan.

Karena biasanya tubuh yang baru bangun koma tidak serta-merta langsung sehat. Maka dari itu dokter spesialis akan memberikan suatu treatment khusus kepada nona muda agar bisa sehat seperti dulu kala.

Sekitar empat jam lamanya tubuh nona muda Wei diperiksa oleh dua dokter ahli dan akhirnya sebuah hasil klinis didapatkan.

Detak jantung sudah kembali normal, pencernaan normal dan juga sistem syaraf motorik otak terlihat tampak normal.

Mungkin dalam waktu dekat akan dilakukan sebuah pengetesan masa otot. Dimana pengetesan itu akan berdampak pada saraf motorik yang akan menggerakkan bagian tubuh lainnya seperti kaki dan beberapa persendian.

"Semuanya tampak positif dan besok kami akan datang kembali untuk memberikan arahan serta masukan kepada Nyonya Lim," ucap salah satu dokter spesialis yang dipesan oleh keluarga Lim.

Nyonya Lim kemudian memegang kedua tangan dokter dengan wajah penuh harapan yang sangat tinggi.

"Saya tunggu kedatangan dokter untuk kembali memeriksa anak semata wayang saya!"

Kedua dokter pun tersenyum bahagia karena Nyonya Lim sangat senang dengan kondisi anaknya yang sudah membaik.

"Baiklah Nyonya ... mohon maaf kami izin undur diri terlebih dahulu." kedua dokter pun berpamitan dan akan kembali ke rumahnya masing-masing karena ini sudah tengah malam.

Transmigrasi Ke Tubuh WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang