Wei Lim menahan langkah kakinya dan melihat ke arah wanita yang lain. Alasannya adalah karena Wei Lim takut kalau ucapan kelas A sangat menyakitkan.
Melirik ke arah teman kelasnya agar memastikan sesuatu.
Tampang dari teman sekelas Wei Lim terlihat lesu dan ada satu diantara mereka yang tampak kesal karena ucapan anak kelas A yang seakan merendahkan anak kelas F.
Wei Lim berjalan ke arah kelas A dan menahan pergerakan mereka semua.
"Aku harap kalian tidak terlalu kejam dalam mengumpatkan kata-kata," ucap Wei Lim sambil menahan barisan kelas A dengan berdiri di depan dan membentangkan kedua tangannya.
Anak perempuan kelas A hanya bisa diam dan mereka seakan tidak setuju dengan ucapan Wei Lim.
Rei melihat Wei Lim yang seakan ingin membela kelas F. Rei kemudian mendorong sedikit Wei Lim, hanya saja Wei Lim tidak bergeming karena tubuh Wei Lim lebih kuat menahan dorongan tangan dari Rei.
"Minggir kelas rendahan, jangan karena dirimu pernah masuk kelas A dan bisa memohon kepada kami untuk berbelas kasih terhadap kelas rendahan. Aku tidak pernah menilai mu lagi semenjak dirimu mau diturunkan ke kelas F," ucap Rei dengan mendongakan pandangannya ke atas dan terlihat sangat angkuh.
"Oh? Sifat congkak darimu yang akan menghancurkan mu kelak Rei. Aku tidak sabar untuk melihat wajah bodoh mu ketika kalah dengan kelas yang kau anggap sebagai kelas rendahan." Wei Lim sedikit memiringkan wajahnya dan tersenyum jahat sambil melipat tangannya.
"Hmm ... Bagi ku ucapan mu tidak lebih dari sekedar omong kosong belaka!" Rei kemudian berjalan dan menjauhi Wei Lim.
Anak kelas A pun mengikuti Rei yang sudah ditunjuk sebagai ketua kelas dari kelas A.
Aiguo dan Jim yang tidak tahan dengan Rei mereka berdua ingin sekali mendaratkan sebuah pukulan ke arah wajahnya.
Bingwen langsung menghentikan mereka berdua yang mencoba untuk menghantam Rei.
"Sudahlah kalian berdua jangan marah dulu." Bingwen benar-benar kewalahan menahan langkah kaki mereka berdua.
"Izinkan aku untuk memukulnya sekali saja," ucap Jim dengan sebuah senyuman yang sangat kejam.
"Rasanya ingin membuat mulut beliau tidak bisa berbicara!" Aiguo benar-benar marah dengan Rei.
Wei Lim kembali ke barisan anak perempuan dan dirinya tiba-tiba saja membungkukan badan dan meminta maaf karena tidak bisa meyakinkan anak kelas A untuk berhenti menggunjing.
"Maaf ... aku tidak bisa berbuat banyak!"
Semuanya yang tadinya kesal dengan kelas A, mereka semua menjadi sangat menyayangi Wei Lim. Karena Wei Lim benar-benar menjadi sosok wanita yang bisa menjadi wajah dari kelas F.
"Tidak usah dipikirkan nona Wei ... kami berterimakasih karena nona sudah mencoba untuk menghentikan mereka," ucap salah satu anak perempuan dengan wajah penuh dengan jerawat.
"Iya benar, setidaknya nona Wei sudah berusaha sebaik mungkin," ucap perempuan dengan badan yang lumayan besar.
Wei Lim sudah melakukan yang terbaik untuk membela kelasnya dari gunjingan anak kelas A.
"Terima kasih ..." hanya ucapan itu saja yang keluar dari mulut nona Wei.
Pada akhirnya mereka melanjutkan perjalanan untuk berkeliling sekolah. Wei Lim sangat menyukai suasan sekolah yang sejuk dan juga damai. Pohon rindang ada di setiap sudut sekolah dan angin sepoi-sepoi mulai terasa tatkala daun mulai berdesir kencang.
"Sekolah ini secara bentuk sangat mengagumkan, karena memikirkan sirkulasi udara yang baik," ucap Wei Lim.
Aiguo yang mendengar kemudian melirik ke Wei Lim, "Bukannya bangunan sekolah ini yang merancang adalah keluarga besar Lim?"
Wei Lim terdiam sejenak dan memikirkan bahwa keluarganya merupakan kepala keluarga dari keluarga Lim. Hanya saja Wei Lim tidak mengetahui dan tidak pernah bertemu dengan anggota keluarga lainnya.
"Ke-keluarga besar?" Wei Lim bertanya-tanya
"Lah? Kan keluarga mu adalah konglomerat properti yang akhirnya memperbaiki banyak bangunan di negeri ini," ucap Aiguo menjelaskan kepada Wei Lim mengenai keberadaan keluarga Lim itu sendiri.
"Iya juga yah ... hehehe." Wei Lim menggaruk-garukan kepalanya dan berpura-pura lupa.
Jim mendengar ucapan antara Wei Lim dengan Aiguo, hal yang aneh adalah Wei Lim seakan tidak mengenal keluarga besarnya yang sangat kaya raya. Bahkan kemampuan ekonominya mampu mengubah perpolitikan negeri ini.
'Mungkin saja Wei Lim masih sakit dan tidak mengingat banyak hal. Karena dirinya terjatuh pada bangunan sekolah lama, beberapa bagian pada tubuhnya rusak dan kini telah kembali. Tapi untuk bagian cidera otak mungkin saja bagian otak yang mengumpulkan pusat memori terkena dampaknya. Sehingga Wei Lim akan melupakan banyak hal termasuk ilmu-ilmu yang pernah dia pelajari sebelumnya'
Melihat Jim seperti merenungkan sesuatu membuang Bingwen menggeplak kepalanya secara pelan.
*plak*
"Sa ... SAKIT!"
Jim berteriak sangat kencang karena pukulan dari Bingwen mengenai kepalanya.
Membalikkan badan dan langsung mencekek kerah leher Bingwen sambil berteriak kencang, "Kau kenapa Bingbing?"
"Ja-jangan ma-marah ... abisan ka-kamu bengong saja dari tadi." Bingwen membuang sedikit wajahnya dan berpura-pura bersiul.
Jim kemudian melepaskan cekekannya dan dia menghela napas panjang.
"Ada apa?" tanya Bingwen yang mengkhawatirkan temannya yang tampak seperti banyak pikiran.
Bingwen menyadari bahwa Jim mungkin saja menyukai dan mulai tertarik dengan wanita yang bernama Wei Lim. Maka dari itu Jim saat ini sedang dalam fase kasmaran dan akan selalu memikirkan wanita pujaannya setiap saat.
"Kita lanjutkan pekerjaan kita, nanti suatu saat aku akan menceritakannya." Jim kemudian memimpin barisan kembali dan menugaskan anak-anak kelas sepuluh F untuk membentuk kembali barisannya.
"Oi oi oi, kenapa tidak sekarang saja? Kan aku ini teman terbaik mu wahai calon dokter muda," ucap Bingwen mencoba meledeki Jim.
Jim tampak acuh dan tetap menjalankan tugasnya dengan baik untuk memonitor anak-anak kelas sepuluh F. Setelah mereka berjalan-jalan mengelilingi sekolah, pada akhirnya mereka masuk ke kelas dan duduk di dalamnya.
Aiguo duduk dan dirinya sangat ingin berbagi kontak dengan Wei Lim. Aiguo ingin sekali mempunyai satu teman Wechat dan teman wechat pertamanya adalah Wei Lim.
Deg deg deg ....
Jantung Aiguo berdebar begitu kencang dan dirinya hanya bisa memegang smartphone-nya dan seakan membisu. Apa yang ada di otak Aiguo dengan apa yang terjadi pada kenyataan adalah suatu hal yang berbeda.
---Otak Aiguo---
"Wei Lim, ayo kita berbagi kontak dan menjadi teman."
Wei Lim melihat dan memberikan senyumannya lalu berkata, "Wah, Aiguo kamu adalah teman pertama ku!"
"Sama kamu juga teman pertama ku!" Aiguo membalas senyum dari seorang Wei Lim.
---Otak Aiguo---
Apa yang dipikirkan oleh Aiguo sangatlah indah namun tidak terealisasikan pada dunia nyata.
"Uwaaaahhh ..." Sambil menggaruk-garuk kepala.
Wei Lim tiba-tiba saja berdiri dan beranjak pergi dari bangkunya. Membuat Aiguo semakin ketar-ketir karena tidak mendapatkan kontak dari seorang Wei Lim.
Wei Lim berdiri di depan kelas,
"Teman-teman, bagaimana kalau kita berbagi kontak satu sama lain. Akan aku buatkan grup chat kelas F." Wei Lim bersuara kencang sambil memperlihatkan smartphone-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ke Tubuh Wanita
RomansUpdate setiap hari, minimal update 1 hari 1 chapter. Jun Lee adalah seorang pria biasa yang bekerja menjadi budak korporat disuatu perusahaan publik ternama di kota Shenzhen. Hari-hari dilalui Jun Lee seperti biasanya, bekerja dan bekerja. Sampai...