17 - Hari Pertama Masuk Sekolah

52 7 0
                                    

Beberapa hari setelah mengalami masa haid.

Kini nona Wei Lim akan bersekolah selayaknya anak seumurannya. Nona Wei saat ini berusia tujuh belas tahun, dan akan masuk ke kelas 10 yang seharusnya di usia yang sekarang nona Wei harusnya duduk di bangku kelas 11.

Itu artinya Wei Lim menjadi siswa baru di sekolah barunya.

Nama sekolah baru Wei Lim adalah Xiwang Zhi Guang. Sekolah yang menjadi tempat berkumpulnya para siswa siswi elit dari negara Tiongkok.

Di sekolah tersebut seluruh aktivitas di pantau langsung oleh pemerintah. Segala kebutuhan sekolah akan segera pemerintah penuhi dengan cepat dan tanggap.

Selain itu juga hampir 90 persen siswa yang lulus dari sekolah ini akan langsung ditransfer ke beberapa universitas ternama di negara Tiongkok. Seperti universitas Peking, universitas Tsinghua dan lain sebagainya.

Sisa sepuluh persennya pun biasanya akan kuliah di beberapa kampus ternama di dunia seperti universitas havard, oxford, leiden dan banyak lagi.

Jun Lee sebelumnya hanyalah orang dengan lulusan dari universitas swasta biasa yang mendapatkan nilai yang biasa saja.

Kini dengan menggunakan raga Wei Lim, Jun Lee berkesempatan untuk mempunyai sebuah peluang untuk masuk ke dalam universitas terbaik dunia.

Di ruang kamarnya, Wei Lim sedang bersolek menggunakan pakaian SMA-nya kembali. Dirinya didandani oleh Li Wu sang maid pribadinya. Gaya rambut yang nona Wei Lim gunakan adalah bob dengan layer yang bergelombang.

Rambut hitam yang cantik, dengan bulu mata yang sangat lentik khas putri kekaisaran jaman dulu kala. Kulit putih sehat karena mendapatkan perawatan yang sangat intens, terlebih dalam masa pemulihan nona Wei benar-benar selalu berolahraga menyebabkan kulit-kulitnya menjadi kencang.

"Nona Wei benar-benar sangat menawan," ucap Li Wu sambil menyisir rambut nona Wei yang tampak bergelombang.

Wei Lim menatap dirinya pada sebuah cermin rias dengan bentuk yang bundar. Menatap kemolekan pada setiap inchi wajah serta bagian tubuh yang sangat ideal.

'Boleh enggak sih? Jatuh cinta sama diri sendiri? Cantik banget buset!'

Nona Wei tersenyum-senyum sendiri di depan kaca karena dirinya merasa sangat cantik dan menawan. Jika Jun Lee bertemu dengan nona Wei maka Jun Lee akan mengatakan dengan sejujur-jujurnya bahwa nona Wei memang sangatlah cantik.

Nona Wei pun memegang pipinya secara lembut dan merasakan bahwa sentuhan kulit wanita memanglah berbeda. Rasanya sangatlah lembut dan kenyal, sedangkan kalau dirinya adalah pria maka akan terasa kasar namun prima.

"Nona Wei, cantik sekali ... kenapa nona Wei berpose secantik itu? Di depan kaca?" tanya Li Wu yang panik karena dirinya bisa melihat nona Wei yang sedang tersenyum sambil memegang-megang pipinya sendiri.

Nona Wei kemudian menghentikan tingkahnya yang sedang memegang-megang pipi kenyalnya. Lalu memasang wajah yang memerah.

"Tidak kenapa-napa kok ... sumpah hehehe." Nona Wei mengelak terhadap pertanyaan Li Wu.

Li Wu kemudian merapihkan dandanan dari nona Wei dan kini nona Wei sudah bersiap untuk jalan menuju ke sekolahnya.

Diantarkan dengan sebuah mobil yang mewah dengan merk mecedes benz S-class luxury series edisi terbatas. Nona Wei duduk di row ke dua bersama dengan Li Wu sebagai maid pribadinya.

Seumur hidup Jun Lee tidak pernah menaiki mobil dengan spesifikasi dewa seperti ini. Apalagi mobil ini memang mobil penumpang yang mengutamakan kenyamanan.

Nona Wei duduk dengan menggerakan bokongnya ke kanan dan kiri, lalu juga menggerak-gerakan punggungnya, lalu kepalanya juga digerakan pada headrest khusus.

Sangat nyaman untuk diduduki, begitu empuk dan benar-benar terasa seperti di dalam surga.

"Ada apa nona Wei? Kenapa Nona menggesekan tubuh nona kepada kursi mobil?" tanya Li Wu yang saat ini sedang menatap nona Wei yang tampak aneh.

Nona Wei mulai harus bisa bersikap anggunly. Karena dirinya memang adalah orang yang dari awal orang kaya. Nona Wei harus sadar bahwa raga yang dia tempati saat ini adalah seorang nona muda yang merupakan keturunan dari salah satu konglomerat yang berpengaruh di negeri Tiongkok.

"Punggung ku agak sedikit gatal ... hehehe." Nona Wei kembali mengelak.

"Aduuh ... kalau gatal bilang saja biar Li Wu yang menggaruk punggung nona Wei." Li Wu kemudian menghadap ke arah nona Wei dan bersiap menggaruk-garuk punggungnya.

Melihat tangan Li Wu yang tampak siap menggaruk punggung, nona Wei akhirnya membalikkan punggungnya dan menyerahkannya kepada Li Wu untuk bisa digaruk.

"Bagian mana yang gatal nona Wei?" tanya Li Wu.

Nona Wei sebenarnya tidaklah merasa gatal, hanya merasa norak saja karena duduk di mobil yang sangat mewah. Namun, untuk tidak ketahuan nona Wei berpura-pura gatal dan akhirnya menunjuk secara asal bagian punggungnya.

"Yang ini yah." Nona Wei menunjuk ke arah bagian belakang perutnya.

"Iya di situ."

Li Wu mulai menggaruk-garuk bagian yang ditunjuk oleh nona Wei.

"Bagaimana? Apa sudah hilang?" tanya Li Wu.

Sambil menggelengkan kepala nona Wei pun berkata, "Belum coba bagian sisi kiri ini."

Li Wu secara sadar melihat bahwa nona Wei menyuruhnya menggaruk bagian sisi kiri dari perutnya. Lekukan tubuh nona Wei terlihat dengan jelas dan membuat Li Wu menjadi arogan.

Li Wu tanpa sadar justru menggelitiki nona Wei dan membuat nona Wei merasa geli.

"Aduuuh ... ge-geli, hen-hentikan Li Wu!"

Melihat nona Wei merasa geli membuat Li Wu mendapatkan sebuah berkah, apalagi wajah nona Wei yang menjadi merona dan tidak bisa menahan gelak tawa.

"Li Wu!"

Nona Wei sampai memegang telapak tangan Li Wu yang masih bandel menggelitiki majikannya.

Li Wu akhirnya menghentikan jari jemarinya dan menundukan kepalanya, "Maafkan aku nona Wei ... habisnya lekukan tubuh nona Wei begitu indah. Sampai-sampai aku tidak tahan ingin menyentuh-nyentuh tubuh nona Wei."

Li Wu sangat jujur tentang apa yang dia lihat, memang benar tubuh nona Wei begitu mengagumkan. Apalagi belakangan ini, nona Wei selalu olah raga untuk bisa menstabilkan tubuhnya. Alih-alih untuk menjadi sehat, justru tubuh nona Wei semakin indah akibat terus menerus berolah raga.

"Yah ampun, jangan diulangi lagi yah," ucap nona Wei sambil memberikan senyuman manisnya.

Li Wu kemudian mengangguk dan pada akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan.

Li Wu dengan segera langsung turun guna membukakan pintu untuk nona Wei. Hal aneh pun terjadi, seharusnya nona Wei hanya diam saja dan tidak perlu membuka pintu dengan tenaga sendiri.

"Ke-kenapa nona Wei membuka pintu sendiri?" tanya Li Wu yang tampak heran.

"Emang kenapa yah?" tanya nona Wei dengan polosnya dia berkata.

"Aku adalah maid pribadi nona Wei dan salah satu pekerjaan ku adalah membukakan pintu mobil untuk nona Wei!"

Li Wu menjelaskan pekerjaannya dan justru takut kalau nona Wei tidak memperlakukan Li Wu sebagai maid pribadi.

"Kalau masalah buka pintu, aku bisa sendiri kok. Mungkin nanti aku akan buatkan daftar pekerjaan apa saja yang harus kamu lakukan," ucap nona Wei.

Nona Wei melangkahkan kakinya ke depan.

"Tapi ..."

"Sudah tidak usah pakai tapi-tapian ... sekarang kamu temani aku ke sekolah." Nona Wei menatap ke arah sekolahnya yang terlihat sangat mewah dengan arsitektur Eropa abad pertengahan.

Transmigrasi Ke Tubuh WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang