*Drt ...
Suara notifikasi keluar dari smartphone Jim Guang.
Dengan hati yang penuh dengan kebimbangan akhirnya Jim memberanikan diri untuk membuka chattingan yang masuk.
Melihat nama yang tertera pada bubble notifikasi adalah Wei Lim. Tentu saja ini membuat Jim Guang sangat senang.
Apalagi Wei Lim menjawabnya sangat cepat dan tidak lama dalam membalas pesan.
[Wei Lim: Boleh]
Jim sangat panik, karena dirinya harus mencari topik pembahasan agar bisa mengobrol lebih lanjut. Karena ini adalah kewajiban bagi pria untuk bisa mencari pembahasan.
Brak brak brak ...
Jim memberikan pesan pada saat dirinya sampai di rumah dan kini Jim berada di kamarnya. Membenturkan kepalanya pada kasur sambil menungging, dan mengepalkan tangannya.
"Aku ingin bicara dengannya, tapi aku bingung harus membicarakan apa." Jim sampai memeluk bantalnya karena dirinya benar-benar sangat menggemaskan.
Abang Fei melihat tingkahnya dari balik pintu yang dibuka dengan celah yang kecil. Terlihat bahwa adik kecilnya sampai membenturkan kepalanya di kasur, seakan ada sesuatu yang membuatnya gelisah.
"Padahal tidak ada ujian tengah semester atau ujian semester? Kenapa adik ku sangat cemas? Apa yang dia cemaskan?" tanya Fei yang bingung melihat tingkah laku adik terkecilnya.
"Kasmaran ..."
Suara kepala maid tiba-tiba saja muncul dan ternyata ikut nimbrung melihat ke arah Jim yang sedang bimbang.
"Uwaaah bibi An ... bikin aku kaget saja!" Fei benar-benar kaget karena tiba-tiba di bagian bawahnya ada kepala dari kepala maid yang ikut mengintip.
"Sudah pasti adik Jim mengalami apa yang disebut sebagai badai kasmaran!"
"Kasmaran?" tanya abang Fei.
"Benar, di saat-saat masih remaja seperti inilah yang sangat menggembirakan ketika seorang pria jatuh hati pada wanita!" Bibi Ann menjelaskan dengan tegas.
Wajah abang Fei tersenyum sumringah dengan bunga-bunga yang bermekaran, "Uwaaah ... adik Jim ternyata bisa jatuh cinta. Siapa yah kira-kira cinta pertamanya, membuat diriku penasaran!"
Bibi Ann kemudian mengangguk dan setuju dengan apa yang abang Fei katakan, bahwasanya dirinya juga penasaran seperti apa rupa dari wanita cantik yang memikat adik Jim.
Kreekk ...
Tiba-tiba saja pintu terbuka menjadi lebar dan Jim berdiri tepat di hadapan kepala maid serta abangnya.
"Oi? Ngapain kalian ngeliatin sampai seperti itu?" Jim sangat marah karena di saat-saat genting seperti ini ada orang yang membuatnya kesal.
Tiba-tiba saja abang Fei berdiri dan wajahnya sangat gembira lalu memegang kedua bahu dari Jim lalu menggoyang-goyangkannya sambil berkata, "Gimana cewenya? Cantik kah? Dari keluarga mana? Kapan kamu mau menikah dengannya?"
Goyangan dari abang Fei begitu keras dan justru membuat Jim menjadi jengkel.
"Kalau tidak mau membantu setidaknya jangan nyusahin kek!"
Baru kali ini Jim berteriak kepada abangnya dan baru pertama kali ini juga sang kepala maid melihat Jim semarah ini. Kekuatan wanita benar-benar menakutkan, sampai-sampai membuat seorang yang tadinya jarang berteriak menjadi berteriak karenanya.
Karena saking kagetnya abang Fei kemudian melepaskan kedua tangannya pada bahu Jim dan menatap Jim dengan wajah yang sangat serius.
"Apa yang bisa aku bantu wahai adik tercinta ku?" Abang Fei meski wajahnya serius namun masih ada nada bercanda di dalamnya dan membuat Jim semakin kesal.
"Haaa ... aku sedang sangat kesulitan." Jim membuang wajahnya dan sadar bahwa ini adalah hal yang memalukan untuk diceritakan.
"Katakan saja apa kesulitan mu itu adik ku."
Sambil menggaruk-garukan kecil pipinya dan membuang wajahnya serta tidak berani menatap abang Fei.
"Aku bingung mencari topik bahasan untuk berbicara dengan wanita," ucap Jim dengan suara yang terdengar pelan namun sangat menggemaskan.
Kedua orang yang ada di hadapan Jim, mereka menutupi mulutnya dan seakan ingin tertawa.
"Jangan ketawa kek elah, padahal aku sudah mengatakan kegelisahan ku!" Wajah Jim sangat merah lebih merah dari bo'ol monyet sekalipun.
"Hahahaha ... maaf, maaf abisan baru kali ini abang melihat mu seperti ini." Abang Fei menertawakan adiknya karena bertingkah lucu.
Bibi Ann mengelus dagunya dan memikirkan perasaan wanita. Apakah wanita yang disukai oleh Jim menyukai hal yang terlihat imut atau ternyata wanita yang hyper aktif.
"Ada dua hal yang harus kamu perhatikan, apakah wanita itu adalah wanita yang menyukai hal-hal imut atau wanita yang menyukai kebebasan. Kamu harus bisa memastikan itu terlebih dahulu untuk mendapatkan topik pembahasan," ucap Bibi Ann memberikan masukan kepada majikan kecilnya.
Jim yang mendengar masukan dari Bibi Ann kemudian mengingat kembali raut wajah dari seorang Wei Lim. Wajahnya memang imut, tapi tingkahnya sangat dewasa di wanita seusianya.
"Wajahnya memang imut, tapi dia adalah ketua kelas dari kelas sepuluh F," ucap Jim.
Bibi Ann kemudian berkata, "Coba kamu ajak dia jalan ke tempat terbuka, siapa tahu dia mau jalan bersama mu."
"Ke tempat terbuka? Seorang anak dari keluarga Lim? Apa dia mau?" tanya Jim yang mempertanyakan ucapan bibi Ann.
Wajah dari abang Fei kemudian sangat ceria dengan latar bunga yang mengelilingi.
"Iya, ajak saja dia jalan-jalan nanti abang ikut!"
Kedua tangan dari Jim langsung dipegang oleh abangnya itu dan wajah abangnya sangat ceria.
"Tidak mau, aku tidak mau mengajak abang Fei ... lagipula mana ada abang yang sangat aktif pada saat adiknya pergi jalan bersama wanita," ucap Jim yang sedikit gondok melihat tingkah abangnya yang ingin ikut.
Mendengar jawaban dari adiknya, Abang Fei kemudian cemberut tanda latar belakang menunjukkan kehitaman.
"Adik ku ternyata membenci ku." sambil menundukkan badan dan memegang kepalanya karena kecewa.
"Siapa yang membenci mu, lagipula aku tidak ingin diganggu oleh orang lain," ucap Jim menjelaskan maksud dari perkataannya kepada abang Fei.
Bibi Ann kemudian memegang pundak dari abang Fei dan berkata, "Sudahlah jangan terlalu hyper aktif dengan adik mu." Sambil mengedipkan mata, seperti ada sebuah makna di dalamnya.
Melihat kedipan ini, menunjukkan bahwa bibi Ann mempunyai tujuan lain. Abang Fei kemudian berdiri dan menatap adiknya dengan riang kembali.
"Kalau gitu, coba di chatting dulu aja si Wei Lim. Siapa tahu dia mau kamu ajak jalan." Abang Fei memegang bahu dari adiknya dan memberikan jempolnya.
Jim kemudian berpikir kembali dan apakah mengajak jalan seorang wanita adalah pilihan yang tepat. Terlebih Jim tidak terlalu dekat dengan seorang Wei Lim.
"Apa mengajak jalan adalah pilihan yang terbaik?" tanya Jim dengan suara yang kecil sambil menundukkan pandangannya.
Bibi Ann dan abang Fei kemudian saling menatap satu sama lain dan mereka berdua pun mengangguk.
"Dalam hukum pasar, ada istilah siapa cepat dia dapat. Jadi, jangan pernah kamu sia-siakan kesempatan walau sekecil apapun. Kalau dia menolak urusan belakangan yang penting ajak jalan dulu aja," ucap Abang Fei memberikan masukan kepada adiknya.
Mendengar masukan ini membuat Jim menjadi bersemangat.
Dengan wajah yang berbinar-binar, Jim pun berkata, "Siap akan aku lakukan, agar tidak keduluan yang lain!"
![](https://img.wattpad.com/cover/372598235-288-k385448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ke Tubuh Wanita
RomansaUpdate setiap hari, minimal update 1 hari 1 chapter. Jun Lee adalah seorang pria biasa yang bekerja menjadi budak korporat disuatu perusahaan publik ternama di kota Shenzhen. Hari-hari dilalui Jun Lee seperti biasanya, bekerja dan bekerja. Sampai...