25 - Memilih Ketua Kelas

26 5 0
                                    

Semuanya saling menatap satu sama lain.

Mereka semua sangat ingin berkenalan dengan Wei Lim melalui kontak personal. Justru Wei Lim menawarkan diri untuk membuatkan grup wechat agar mereka semua lebih mudah untuk terhubung satu sama lain.

"Bagaimana apa kalian setuju?" tanya Wei Lim.

Guru Yan Rong tiba-tiba saja masuk ke dalam kelas dan melihat bahwa kelas F sekarang sedang dalam masa-masa kondusif setelah masa orientasi sekolah.

Wei Lim pun menoleh ke arah guru Yan Rong yang saat ini berjalan menuju ke arahnya.

"Nona Wei bisa duduk terlebih dahulu." Guru Yan Rong dengan suara yang lembut berkata dan memberikan senyuman sambil tangannya diarahkan ke arah bangku dari Wei Lim.

Wei Lim membalas senyum dan meminta maaf karena telah mengambil tempat dari bu Guru Yan Rong.

"Maaf bu guru Yan Rong, aku lagi membicarakan untuk tukar kontak ke teman-teman."

Mendengar ucapan Wei Lim membuat guru Yan Rong sangat senang, karena ada seorang siswa yang berinisiatif untuk segera saling menukar kontak.

"Tidak apa-apa, kamu duduk dulu saja."

Wei Lim pun mengangguk dan berkata, "Baik bu guru."

Wei Lim berjalan dan kembali ke tempat duduknya dan duduk secara tertib, memandang ke arah bu guru Yan Rong yang akan segera menjelaskan sesuatu kepada murid-murid baru.

"Jadi, kita akan menunjuk siapa ketua kelas dan wakil ketua kelas dari kelas sepuluh F."

Tatkala bu guru Yan Rong berkata seperti itu, seluruh murid-murid sudah memantapkan sebuah nama yang akan mereka tunjuk sebagai ketua kelas.

"Siapa dari kalian yang ingin mengajukan diri sebagai ketua kelas?" tanya bu guru Yan Rong.

Semua murid terdiam termasuk Wei Lim.

Melihat keheningan kelas terjadi, bu guru Yan Rong dengan segera menunjuk satu siswi secara acak untuk menunjuk siapa orang yang pantas untuk menjadi ketua kelas.

"Fu Mei, siapa yang paling cocok untuk menjadi ketua kelas menurut mu?" tanya guru Yan Rong kepadanya.

Fu Mei tampak panik karena tiba-tiba saja bu guru Yan Rong langsung menunjuknya secara tiba-tiba.

Melihat ke sekeliling dan beberapa orang ada yang memberikan sebuah tanda untuk menoleh ke arah belakang. Hanya ada Wei Lim dan juga Aiguo pada bangku pojok kanan.

Tanpa ragu Fu Mei kemudian menunjuk ke arah Wei Lim dan berkata, "Aku ingin Wei Lim yang menjadi ketua kelas untuk kelas F."

Wei Lim yang tadinya ingin menunjuk Aiguo sebagai ketua kelas, dirinya dikagetkan dengan pilihan Fu Mei yang menginginkan Wei Lim sebagai ketua kelas.

Sambil menunjuk diri sendiri, "Loh? Kok aku?"

"Benar tadi pada saat kita berpapasan dengan kelas A hanya Wei Lim saja yang berani untuk menegur mereka ... benar-benar jiwa pemimpin yang agung," ucap Fu Mei sambil mengepalkan kedua tangannya dalm satu kepalan tangan.

"Benar ..."

"Iya, hanya Wei Lim saja yang berani ngelabrak kelas A!"

"Hidup Wei Lim!"

Wei Lim terdiam sambil memperhatikan tingkah teman sekelasnya yang sangat mendukung dirinya untuk menjadi ketua kelas dari kelas F.

Guru Yan Rong menatap ke arah Wei Lim dan bertanya, "Bagaimana? Apa dirimu mau mengajukan diri sebagai ketua kelasnya?"

Wei Lim melirik ke arah Aiguo dan merasa bahwa seharusnya Aiguo lah yang pantas memimpin kelas. Selain dirinya mempunyai wajah yang cukup boros, namun semua kelas menakuti dirinya.

Sambil menunjuk ke arah Aiguo, "Aku ingin Aiguo lah yang menjadi ketua kelas."

Aiguo merasa aneh dengan pilihan Wei Lim. Karena sejatinya para teman sekelasnya sudah memantapkan diri untuk memilih Wei Lim. Kenapa Wei Lim ingin Aiguo yang merupakan orang yang dibicarakan keburukannya untuk menjadi ketua kelas.

Aiguo mengangkat tangannya.

"Silahkan berbicara Aiguo." Guru Yan Rong mengarahkan tangannya ke arah Aiguo untuk segera berbicara.

"Aku tidak menginginkan menjadi ketua kelas. Tapi kalau diperbolehkan ..."

Melirik ke arah Wei Lim dan melanjutkan ucapannya, "Aku ingin menjadi wakilnya."

Wajah Aiguo begitu meyakinkan setelah dirinya berkata dan juga sangat yakni bahwa Aiguo bisa menjadi wakil dari wanita yang disegani dalam satu kelas.

Wei Lim tidak bisa mengelak lagi, orang yang ia kira mau menanggung beban sebagai ketua kelas. Justru orang tersebut malah mau menjadi wakilnya.

'Kalau begini caranya aku tidak bisa mengelak lagi ... huft!'

Wei Lim akhirnya mengangguk dan berkata, "Baiklah, jika kalian semua tidak keberatan dengan diriku yang akan menjadi ketua kelas bagi kalian."

Semuanya yang mendengar menjadi senang karena dipimpin oleh seorang wanita yang tangguh yang bisa melabrak kelas tertinggi pada satu angkatan.

Guru Yan Rong sangat senang dengan kelas yang sangat kompak dan tidak ada komplen dari yang lain pada saat pemilihan ketua kelas. Apalagi yang menjadi ketua kelas adalah orang dari keluarga paling tersohor dalam negeri ini yakni keluarga Lim.

"Apa ada yang keberatan?" tanya guru Yan Rong sekali lagi kepada murid-muridnya.

Murid-murid tampak tidak ada yang keberatan dengan pemilihan ketua kelas yang saat ini sedang terjadi.

Karena dirasa cukup tenang dan tidak ada interupsi dari murid-murid lain, guru Yan Rong nampaknya akan segera menunjuk Wei Lim sebagai ketua kelas.

"Baiklah kalau tidak ada yang keberatan." Sambil menunjuk ke arah Wei Lim, "Wei Lim selamat dirimu telah dipilih oleh teman-teman mu menjadi ketua kelas."

Prok prok prok ....

Semua orang yang mendengar menjadi suka cita karena Wei Lim lah yang terpilih menjadi ketua kelas. Semua orang bertepuk tangan dengan sangat meriah.

"Silahkan, dirimu ke depan untuk meminta nomor dari seluruh anak kelasan." Guru Yan Rong tersenyum ke arah Wei Lim dan menyuruhnya kembali ke depan dan melakukan apa yang sebelumnya dia lakukan.

Wei Lim pun berdiri dan berjalan ke arah depan untuk mengumpulkan nomor telpon dari anak-anak kelasannya.

Berdiri di samping guru Yan Rong sambil menatap ke seluruh anak kelas F.

Wei Lim sedikit membungkukan badannya dan mengucapkan rasa terimakasihnya atas kepercayaan yang diterimanya.

"Terima kasih telah memilih diriku sebagai ketua kelas kalian selama satu tahun ke depan. Saya Wei Lim akan mengemban tugas ini dengan sepenuh hati dan berharap dengan bantuan kalian kita akan segera naik tingkatan... " Wei Lim menatap mereka semua dan tidak lagi membungkukan badan sambil mengepalkan tangannya lalu melanjutkan ucapannya, "Dan kita akan menghancurkan kelas lain yang menatap kita dengan kecongkakan mereka!"

Semua orang yang mendengar ucapan Wei Lim yang terdengar menggebu-gebu, apalagi Wei Lim bertekad untuk membungkam mulut dari kelas lain yang lebih tinggi dari kelas F.

Mereka sangat senang dan bersemangat setelah mendengar orasi ringan yang diberikan oleh Wei Lim.

Transmigrasi Ke Tubuh WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang