010

55 5 0
                                    

Happy reading

⬇️⬇️⬇️

Alluna Deris Nasution seorang putri tunggal dari Arnold Magma Nasution. Putri kesayangan sehingga orang tuanya tak sanggup berkata tidak pada semua keinginan putrinya. Termasuk keinginan Alluna pagi ini. Alluna mendesak ayahnya untuk menuruti kemauannya agar dirinya bisa berangkat dengan Arnav menuju university pagi ini.

Arnold menyanggupinya. Tentunya lewat Amov, mereka berdua memiliki ikatan simbiosis mutualisme. Tentu saja perihal bisnis. Arnav dan Alluna adalah korban dari kegilaan mereka. Ralat! Hanya Arnav korbannya. Sedang wanita manja bernama Alluna itu tidak.

Alluna memang memiliki ketertarikan pada tuan muda Arizona yang memiliki tindik di alis kirinya itu. Sejak sekolah menengah Alluna selalu mencari cara agar dirinya selalu terlibat sapa dengan Arnav. Apapun itu meski harus dengan cara memaksa pada ayahnya.

Hingga suatu acara terlaksana. Malam itu acara makan malam besar keluarga Arizona, Anderson, dan Nasution. Kabarnya hanya makan malam biasa untuk merayakan keberhasilan bisnis mereka. Akan tetapi, di tengah acara pembahasan mulai membuat urat Arnav muncul ke permukaan kulitnya.

Bagaimana tidak, indera pendengarannya menangkap jika dirinya dinyatakan bertunangan dengan Alluna. Mereka memang sudah lama mengenal namun, untuk berstatus sebagai tunangan sepertinya Arnav sangat menentangnya.

Meski tanpa persetujuan dari Arnav pertunangan itu tetap saja diresmikan. Sangat kurang ajar bukan? Merampas hak asasi atas diri Arnav. Tetapi, pemuda yang kala itu berusia dua puluh tahun itu tak bisa berbuat banyak. Meski jauh dalam lubuk hatinya ia sangat menolak, namun ia tak bisa menunjukkannya.

Sedang Alluna sangat berbahagia atas pertunangan itu. Ia rasa ia menjadi wanita satu-satunya yang harus Arnav prioritaskan. Mengingat semua kejadian itu membuat Alluna tersenyum sendiri pagi ini.

Alluna diantar sopir menuju mansion Arizona. Wanita manja itu mengenakan setelan rok berwarna biru dengan campuran sedikit glitter warna warni dan sebuah aksesories berbentuk mahkota kecil menghiasi puncak kepalanya.

Alluna memasuki mansion dan tak menemukan siapa pun di sana. Meski begitu wanita itu tetap berjalan hingga menemukan sofa tunggal untuk didudukinya. Salah satu kaki jenjangnya ia angkat ke atas meja.

Caroline yang tadinya hendak menuju ruang utama tiba-tiba berhenti kala netranya menangkap pemandangan seseorang berada di sofa, ia pun mendekat dan ekspresi wajahnya berubah sangat datar.

Merasakan aura di sekitarnya berbeda, Alluna membalikkan badan dan benar saja ia menemukan Caroline sedang berdiri di belakangnya.

"Di mana Arnav? Ada kelas pagi ini. Jangan bilang kau lupa membangunkannya. Kau harusnya menjadi yang paling mengerti semua jadwal tuanmu. Maid tak berguna! Perbaiki kinerjamu atau aku minta uncle Amov menggantimu." Dengan sangat angkuh Alluna berjalan melewati Caroline.

Alluna berjalan menuju ruang kamar Arnav. Ia menekan tombol angka yang terdapat di samping pintu kamar Arnav sembarang sehingga menghadirkan sinar merah pertanda sandi yang ia tulis di sana salah.

"Sialan!" Sekali lagi Alluna menekan tombol-tombol itu. Percobaan kedua masih saja salah. Wanita yang mudah terbakar emosi itu pun kesal dan berakhir menekan random dengan kecapatan tinggi.

The Blue ShineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang