(Fantasy-Romance 🔞)
Laut Athes dan laut Auriga adalah dua laut yang memiliki warna berbeda namun berdekatan. Pada suatu malam kecelakaan kapal besar terjadi dan membuat dua laut itu dipenuhi kepingan bangkai kapal dan beberapa korban tak selamat.
...
Thalassa masih terdiam di tempat sebelum suatu hal menarik rasa penasarannya. Sebuah ruangan dengan pintu tertutup yang berada di dalam kamar Arnav. Tak memiliki rasa was-was sedikit pun wanita itu berjalan penuh yakin menuju ke sana. Gagang pintu berwarna coklat tua itu kini tersentuh oleh tangan lain selain tangan pemiliknya-Arnav.
"Sedang apa kau?" Tiba-tiba suara berat mendominasi. Tampak Arnav sudah menyelesaikan mandinya.
Arnav menatap dengan tatapan marah. Ia tidak suka ada sembarang orang yang menyentuh apalagi memasuki ruang pribadinya. Pemuda itu pun kini mendekat, dengan handuk putih yang terlilit di bagian perutnya.
Thalassa meneguk saliva, ia merasa tuannya sangat marah padanya.
"Jangan sesekali memasuki ruangan ini!" seru Arnav pelan namun, peringatan itu tak main-main.
"Baik, Tuan. Maaf." Thalassa sejak tadi tidak mendongakkan kepalanya. Ia tetap berada dalam posisi menunduk.
"Lihat aku!"
Perlahan Thalassa menaikkan kepalanya menuruti permintaan sang tuan. Kini dua pasang mata itu saling menatap. Netra hitam pekat milik Thalassa menyita perhatian Arnav. Lalu pandangan itu berpindah, menyapu seluruh raga Thalassa yang tingginya tak seberapa jika dibandingkan dengan dirinya.
"Apa tuan membutuhkan sesuatu?"
Arnav mengembus napas beratnya. "Ya, aku membutuhkannya." Tentunya dengan mata yang masih menatap lekat pada maid pribadinya yang saat ini berdiri tepat di hadapan dia.
"Beritahu aku agar aku bisa menyiapkannya untukmu," ungkap Thalassa dengan suara yang terdengar sedikit gemetar.
"Untukku?"
Thalassa mengangguk pasti. "Ya."
Senyuman kecil terbit di bibir Arnav. "Siapa yang mengikat rambutmu seperti itu?"
Arnav menyentuh puncak kepala Thalassa. Ia sangat menyayangkan jika Thalassa harus mengikat rambutnya seperti akan menghadiri acara formal. Dengan sekali tarikan, sebuah jepitan yang tadi menahan tatanan rambut Thalassa kini terlepas. Membuat rambut panjang itu terjatuh dan menjuntai bebas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku lebih suka melihatmu seperti ini."
Thalassa mengangguk mengerti. Ia berpikir mungkin ini salah satu perintah yang wajib dituruti seperti apa yang selalu dikatakan oleh Caroline kepadanya.