04. Jadi pacar Gian

216 12 7
                                    

Karena mendapat perlakuan kurang ajar. Citra bangkit dari duduknya lalu menampar wajah Gian. Dia tidak suka diperlakukan seperti itu.

"Kamu jangan kurang ajar, ya!" sentaknya, menahan amarah yang hampir meledak.

Kini mereka berdua telah menjadi tontonan siswa-siswi yang ada di kantin.

Gian tersenyum senang. Dengan ini, semua orang akan tau jika gadis di hadapannya sudah di cap menjadi miliknya.

Citra mendengus sebal, ia menarik tangan Gian. Membawanya pergi dari tempat itu.

•••

"Kamu tadi apa-apaan, sih?!"

Gadis itu menekuk wajahnya. Dia benar-benar tidak suka diperlakukan seperti tadi. Apalagi secara tiba-tiba oleh seseorang yang tidak dia kenal.

"Nyosor kamu," jawabnya tanpa dosa. Bahkan sempat-sempatnya ia nyengir kuda, disaat Citra sedang menunjukkan ekspresi marah sekaligus kesal.

Bagi Gian, marahnya Citra tidak terlihat menyeramkan seperti Monster. Yang ia lihat, gadis ini terlihat sangat menggemaskan seperti anak kecil.

"Ga sopan main nyosor-nyosor orang kayak tadi. Apalagi suasana kantin lagi rame. Kamu itu kurang ajar banget tau gak!" Citra ngedumel dengan wajah kusut karena ulah Gian.

Gadis yang sangat spesial. Dari cara bicaranya saja, dia terlihat seperti gadis yang tidak pemarah. Ketika merasa kesal terhadap seseorang, dia tetap menggunakan 'Aku-kamu' sebagai panggilan. Bukan 'Lo-gue' seperti kebanyakan orang.

Ah, tidak! Sepertinya Gian sudah terlanjur suka dengan gadis ini. Dia memiliki daya tarik yang sangat kuat. Sehingga seorang Gian merasa tertarik untuk mendekatinya.

Lelaki itu terkekeh lalu membungkuk, mencoba mendekatkan wajahnya dihadapan gadis pendek itu. Yang tingginya hanya se-pundaknya.

"Kalo kantinnya sepi, boleh?" Gian menggoda.

"Gak, lah!" Seketika Citra mendelik dengan tatapan tidak suka.

Gian menarik dagu Citra lalu sekali lagi ia mengecupnya. Tak hanya itu, dia juga melumat bibir sang gadis dengan lembut.

Jika ditanya apakah Citra terkejut? Yeah, dia sangat terkejut. Tetapi apalah daya Citra yang sedang terkena sosoran Gian dengan tiba-tiba? Dia hanya bisa terdiam sembari merasakan lumatan Gian yang menghanyutkan suasana.

Kecupannya hanya berlangsung 10 detik. Gian melakukannya lagi karena gadis itu terus-menerus berkata ketus kepadanya. Dia tidak suka! Anggap saja ini hukuman kecil.

"Tadi ngedumel. Kok sekarang diem?" tanya Gian. Ia menaik turunkan alisnya.

Tak menjawab, Citra justru ingin pergi. Sontak Gian menarik lengannya dan merapatkan tubuhnya.

"Maaf, dong!" godanya sembari menjiwil hidung mancung Citra.

Gadis itu ingin menghentikan tangan Gian yang berani menjiwil. Tetapi dengan cepat, tangan Gian yang satunya tiba-tiba menarik tangan Citra, dan ia letakkan di pipinya sendiri.

Bisa ia rasakan jika wajahnya terasa panas. Apakah pipi Citra sedang memerah? Ah, semoga tidak!

"Maaf karena tadi," ujar Gian.

"Iya."


Sial! Citra tidak berani menatap keatas. Dia hanya menunduk dengan jantung yang berdebar kencang.

Gadis Lugu Milik GianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang