02. Lihat cewek cakep

388 18 4
                                    

Lelaki berhidung mancung itu berjalan masuk ke dalam kelasnya. Ia menampakkan ekspresi datar ketika dia menjadi pusat perhatian seisi kelas.

Saat ini, Bu Ranti alias guru mapel IPA sedang mengajar di kelas itu. Ia menatap kedatangan Anak Muridnya, sembari bersedekap dada serta membenarkan kacamatanya estetik.

"Gian! Kamu ga cape dateng terlambat terus?" tegur Bu Ranti.

Giano Arega Bimantara, lelaki yang ditegur oleh Bu Ranti. Dia hanya terdiam sembari menunjukkan wajah santainya tanpa rasa panik sedikitpun.

"Udah tau hukumannya, 'kan? Silahkan pergi!"

Tanpa menjawab, Gian langsung meletakkan tas di kursinya. Lalu dengan pasrah ia pergi ke lapangan dan hormat menghadap bendera sampai jam istirahat.

Sebenarnya dia bisa saja membolos ke kantin. Tetapi kali ini, Gian hanya tidak ingin membuat masalah, agar dia tidak masuk ke ruang BK lagi seperti sebelumnya.

Merubah sikap dan kelakuannya yang buruk memanglah sulit. Gian sebenarnya tidak mau, tetapi harus melakukannya karena terpaksa.

Karena kejadian kemarin, dia diancam oleh sang Ayah yang akan memindahkannya ke Sekolah lain jika tidak mau berubah.

•••

"Coy, sini." Seorang lelaki memanggil Gian yang dari tadi celingukan entah mencari apa. Lelaki itu bernama, Satya.

Gian menghampiri dan ikut duduk bersama tiga lelaki yang sudah dari tadi berada di sini.

Mereka sedang berada di kantin. Dan Gian, dia baru datang menghampiri teman-temannya karena dia dihukum sampai jam istirahat.

"Tumben kagak bolos, bang?" tanya Satya, membuka percakapan. Ia menaik turunkan alisnya mengoda Gian.

"Terpaksa," jawabnya dengan wajah kecut. Lalu duduk disamping Alex, temannya yang lain.

"Sudah kuduga. Seorang Gian kok bisa betah dihukum," ujar teman Gian yang duduk disebelah Satya. Namanya, Diki.

"Ngomong-ngomong kulit Gian jadi item, coy! Kayak ketek gue," seru Diki.

"Itu kulitnya berubah jadi merah, goblok!" Alex yang dari tadi diam langsung menyahut.

Alex ini adalah tipe cowok yang tidak banyak bicara. Dari empat sahabat ini, hanya Gian dan Alex yang waras.

"Ya elah, Alex. Alex kok bentak-bentak Diki, sih," ujar Diki dramatis, sembari memanyunkan bibirnya seperti pantat ayam.

"Bodo!"

Gian dan Alex melirik Diki dengan malas. Ia yakin, setelah ini Diki akan membuat drama sinting bersama Satya. Mereka tahu betul kelakuan mereka berdua agar bisa membuat kedua temannya merasa kesal.

Baru saja akan memulai, tiba-tiba perhatian Satya tertuju kepada seorang gadis yang duduk tidak jauh dari mereka.

"Coy, ada cewek cakep," ujar Satya berbisik sembari menunjukkan wajah heboh, meski dia tidak berteriak.

Gian mengerutkan keningnya, ia berbalik badan dan ikut mengamati ke arah gadis yang Satya tunjukkan.

"Woylah! Cakep bukan maen." Diki mengusap wajahnya sembari menelan ludahnya yang hampir menetes.

Beberapa detik setelahnya, gadis itu menyadari jika dia sedang diamati secara diam-diam oleh empat lelaki itu.

Matanya melirik ke arah mereka berempat. Hal itu membuat mereka gelagapan dan mengalihkan pandangannya.

Tetapi tidak dengan Gian. Dia tetap menatap gadis itu ketika dia menyadari sesuatu. Ia sadar kalau gadis itu adalah orang yang ia temui kemarin di saat sedang terjebak macet.

'Dia? Cewek kemaren?'

Gadis itu tersenyum tipis kearah Gian. Sepertinya dia ingat jika lelaki yang sedang mengamatinya adalah lelaki yang ia temui kemarin. Lelaki yang tidak tersenyum disaat sedang dia sapa.

"Hustt! Lo jangan natap dia kayak gitu, Gian. Nanti dikira suka!" tegur Diki kepada Gian yang sedari tadi terus melihat gadis cantik itu.

"Kalo iya, kenapa?"

"Hah?" Mereka bertiga kaget mendengar jawaban Gian.


•••

Hellow semuanya 👋

Jangan lupa VOTE dan komen‼️
Hal itu adalah sebuah penyemangat bagi seorang author.

Menurut kalian cerita ini gimana?
Ini ide baru aku setelah cerita :

• Naksir Tetangga Bude
• RAGA SAHABATKU?

Semoga kalian suka cerita aku ya. Kalo bisa semua cerita aku, hehe 😹

Selamat bertemu di part selanjutnya 👋

Gadis Lugu Milik GianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang