Terhitung sudah lebih dari satu minggu sejak Zach masuk dalam tubuh Zeelion. Kondisinya juga sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Hanya sesekali merasa pusing dan sedikit mual. Tapi itu bukan masalah besar bagi Zach.
Sejak kejadian malam itu, Zach tidak pernah lagi ditinggal sendirian. Walau kebanyakan Hera yang meluangkan waktu untuk menjaganya, tapi sesekali Arga ataupun si kembar juga datang jika Hera sedang ada urusan.
Tidak banyak interaksi yang terjadi antara mereka selama seminggu ini. Zach hanya menjawab seperlunya saat ditanya. Jujur, dia masih merasa canggung. Belum bisa menyesuaikan diri dengan keluarganya saat ini.
Keluarga?
Ya...sejak malam itu, Zach benar-benar sudah memutuskan untuk menerima kehidupannya sebagai Zeelion. Juga termasuk menerima keluarga Zeelion sebagai keluarganya saat ini. Maka dari itu, mari memanggilnya Zeelion mulai sekarang.
"Lion sedang mikirin apa sayang?"
Zeelion menoleh, mendapati Hera yang tersenyum manis di sampingnya. Entah kapan wanita itu masuk. Beberap saat lalu, Hera meminta ijin untuk menemui dokter.
"Jangan terlalu banyak pikiran sayang. Itu gak bagus buat kesehatan kamu" kata Hera seraya mengelus kepala Zeelion.
Zeelion memejamkan mata. Menikmati setiap sentuhan Hera di kepalanya. Untuk sesaat dia terbuai dengan perlakuan lembut Hera, sebelum suara dari wanita itu kembali menyadarkannya.
"Mommy ada kabar baik. Kata dokter kamu sudah bisa pulang besok, sayang"
"Benarkah?" Zeelion tanpa sadar menatap Hera berbinar. Berekspresi layaknya anak kecil yang mendapatkan mainan kesukaannya.
"Akhirnya gue bisa juga keluar dari tempat membosankan ini" batin Zeelion. Tidak sadar Hera terus memperhatikannya sejak tadi.
Hera terkekeh melihat ekspresi anaknya yang begitu senang karena diperbolehkan pulang. Sejak sadar, Zeelion hanya berekspresi datar dan menjawab seadanya saat ditanya. Ini pertama kalinya lagi bagi Hera, bisa melihat sang anak bertingkah layaknya anak seusianya.
***
Zeelion duduk tenang di atas brankar. Membiarkan Hera memakaikannya sweater hangat berwarna baby blue. Sesuai janji, hari ini Zeelion akan keluar dari rumah sakit.
"Apa sudah semua?" tanya Arga yang masuk ke dalam ruangan.
"Sudah mas"
"Aku sudah meminta Sean mengurus administrasi, kita langsung ke mobil saja"
Hera mengangguk lalu beralih menuntun Zeelion turun dari brankar. Saat hendak melangkah, tatapan Zeelion bertemu dengan mata tajam Arga yang menatapnya lekat. Jujur, Zeelion terkadang agak takut pada Arga. Berbeda dengan Hera, Arga cenderung cuek dan sulit ditebak. Kadang terlihat perhatian, namun kadang terlihat tidak peduli. Belum lagi ekspresinya yang selalu datar.
Arga menghela napas kasar, lalu mendekat ke arah Zeelion. Tanpa aba-aba pria itu mengangkat tubuh kecil sang anak dalam gendongannya. Zeelion tentu saja terkejut. Dia membulatkan matanya, menatap Arga tidak percaya. Sementara yang ditatap memilih abai dan melangkah keluar dari ruangan dengan santai. Di belakang mereka, Hera tersenyum kecil.
***
Sebuah mobil hitam kini berhenti tepat di depan sebuah bangunan megah. Body guard yang berjaga, segera mendekat untuk membukakan pintu. Hera turun lebih dulu, disusul oleh Arga setelahnya. Zeelion yang baru saja hendak turun, lagi-lagi terkejut saat Arga kembali meraih tubuhnya untuk digendong. Dia refleks mengalunkan tangannya ke leher Arga.
"Ini orang kok suka banget gendong gue tiba-tiba. Kan gue jadi kaget" omel Zeelion dalam hati. Namun, tidak dapat dipungkiri, dia juga senang dengan perlakuan Arga yang seperti ini. Dia hanya bisa berharap, semoga saja Arga selalu bersikap manis seperti ini kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restlessness
FantasyTidak pernah terbayang dalam benak seorang Zach bahwa dia akan mengalami kejadian klise yang diluar akal sehat. Transmigrasi. Ya... Setelah meninggal akibat kecelakaan beruntun, zach tiba-tiba terbangun di tubuh asing yang jelas bukan miliknya. Meno...