5. Begin?

275 18 2
                                    

Zeelion saat ini sudah kembali ke kamarnya setelah makan malam. Jam sudah menunjukkan pukul 01.14 tapi dia bahkan belum ada niatan untuk tidur. Bukan karena tidak ingin tidur, hanya saja matanya tidak bisa tidur memikirkan alur novel.

"12 tahun ya?"gumamnya pelan.

"Bukannya kecelakaan itu terjadi saat Zeelion 12 tahun? Dan kecelakaan itu awal dari semua penderitaan Zeelion. Itu artinya, alur novel sebentar lagi dimulai?"

"Ah sial...padahal gue pikir umur gue baru 10 atau 11 tahun. Dengan begitu gue masih ada waktu buat nikmatin hidup gue sebelum alur novel berjalan. Tapi apa ini..." Zeelion mengacak rambutnya kasar. Merasa frustasi memikirkan hal yang akan terjadi kedepannya.

"Belum juga ni kepala sembuh total, udah dipaksa mikir lagi" gerutunya.

"Hah... Gue harus tenang. Pokoknya gue harus mikirin rencana kedepannya dengan matang"

"Satu-satunya cara yang bisa gue coba untuk saat ini adalah menghindari alur novel. Gue gak boleh sampe biarin tan-...Mommy Hera mengalami kecelakaan dan meninggal. Dengan begitu gue juga gak akan dibenci kan? Tapi gue juga gak yakin cara ini 100% berhasil. Gue gak tau kemungkinan apa yang akan terjadi kedepannya. Bisa aja kan, ada variabel lain nantinya yang akan memicu kebencian mereka setelah gue ngubah alur. Tapi ada kemungkinan juga mereka gak akan pernah benci gue dan gue bisa hidup dengan tenang. Hah... Gak ada pilihan lain lagi, gue harus coba meski gue gak yakin"

Zeelion beranjak dari tempat tidur. Membawa langkah pelannya menuju balkon. Membuka pintu balkon dan merasakan dinginnya angin malam yang menusuk kulit, namun mampu membuat pikirannya sedikit tenang. Dia menengadahkan pandangannya menatap hamparan bintang di langit. Menarik napas dalam dan menghembuskannya kasar. Otaknya kembali menerawang alur novel yang mungkin sebentar lagi akan dimulai.

"Kecelakaan itu terjadi di taman kan? Itu artinya gue harus menghindar untuk gak datang ke taman dengan Mommy Hera"

Dalam novel tidak dijelaskan secara rinci kapan dan bagaimana kecelakaan itu terjadi. Hanya ada penjelasan singkat bahwa kecelakaan itu terjadi di taman saat Zeelion berumur 12 tahun dan Hera yang menyelamatkannya saat itu. Kalau saja, kejadiannya dijelaskan secara rinci, Zeelion tidak akan sebingung sekarang. Tentu dia bisa memprediksi kapan hal itu terjadi dan bisa mencari cara menghindarinya. Untuk saat ini yang bisa dia lakukan hanyalah menghindari lokasi kejadian, yaitu taman.

"Hah... Kenapa hidup gue jadi serumit ini sih? Kenapa susah banget buat gue hidup tenang?"

Untuk yang kesekian kalinya Zeelion menghembuskan napas kasar. Enggan beranjak masuk, meski angin malam kian munusuk kulit. Mengabaikan fakta bahwa dia baru saja diijinkan keluar dari rumah sakit hari ini. Sungguh pikirannya sedang kacau. Kalau pun dia masuk, dia juga tidak akan bisa tertidur. Lebih baik dia di sini, menikmati pemandangan langit malam yang menenangkan. Ini juga salah satu kebiasaannya saat masih menjadi Zach.

***

Saat ini seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan umtuk memulai sarapan. Hanya Zeelion saja yang belum menujukkan batang hidungnya.

"Dimana adik kalian?" tanya Arga pada kedua putra kembarnya. Bukan tanpa alasan dia bertanya kepada kedua putranya, tapi mengingat kamar mereka dan si bungsu memang berdekatan.

Arion dan Erion yang ditanya hanya bisa menggeleng, tanda tidak tahu.

"Sudah mas. Mungkin Lion belum bangun. Biarkan dia beristirahat. Dokter kan juga menyarankan agar dia banyak istirahat" sela Hera.

"Sebaiknya mas dan anak-anak segera sarapan. Kalian bisa terlambat. Untuk sarapan Lion, nanti aku yang antar langsung ke kamar" ucapnya lagi sambil mengisi piring suami dan anak-anaknya.

RestlessnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang