8. Pertengkaran

271 24 0
                                    

Hera yang baru saja keluar dari kamar Zeelion berpapasan dengan Arga yang sudah siap ke kantor. Arga tampak terkejut menatap keberadaan sang istri. Sejak kapan istrinya ada di sini? Bukannya dia masih di Jerman.

"Sayang kapan kamu pulang?"

"Semalam"

"Kenapa tidak memberi tau? Aku bisa menjemputmu"

"Mas apa kamu sibuk?" bukannya menjawab pertanyaan sang suami, Hera malah balik bertanya.

"Ada apa?" tanya Arga dengan alis mengerut.

"Ku rasa kita perlu bicara"

***

"Ada apa sayang? Apa ada masalah selama di Jerman? Belakangan ini kamu tidak pernah memberi kabar" tanya Arga saat mereka sudah ada di kamar.

Hera tampak diam, menatap sang suami dengan tatapan yang rumit. Helaan napas berat terdengar, sebelum suara Hera mengalun di tengah kesunyian.

"Semuanya baik-baik aja. Ayah udah gak papa dan perusahaan juga sudah stabil. Lagipula hanya tinggal beberapa bulan lagi Arland akan pulang dan mengambil alih perusahaan. Jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan sekarang" ucap Hera memberi penjelasan.

"Lalu?" alis Arga terangkat sebelah.

"Mas...aku dengar mas menambah jadwal belajar Lion. Apa itu benar?"

"Hm...itu demi kebaikannya. Dia sudah banyak ketinggalan pelajaran saat di rumah sakit"

"Hah... Apa mas tahu Lion sakit?"

Arga tampak terkejut sesaat, lalu kembali menormalkan ekspresinya. Hera tersenyum kecut melihatnya. Sesuai tebakan, suaminya bahkan tidak tau sang anak sedang sakit. Lalu apa jadinya jika dia tidak pulang semalam.

"Lion sakit, mas. Dokter bilang dia kelelahan dan terlalu banyak pikiran. Sebenarnya apa aja yang mas lakuin selama aku gak ada? Aku titip anak-anak sama mas karena aku percaya mas bisa jaga mereka. Tapi lihat... anak mas sakit aja, mas gak tau" omel Hera.

Arga tampak memijat pelipisnya.

"Hera, kamu yakin Lion beneran sakit? Bukan cuma pura-pura seperti sebelumnya untuk menarik perhatian?"

"MAS!!!" Hera berteriak emosi.

"Dia anak kamu mas dan dia amnesia kalau kamu lupa" ucap Hera dengan napas memburu.

"Lagi pula mas pikir aku gak tau, selama aku gak ada di rumah, mas juga jarang pulang dan lebih sering menginap di apartemen, kan?" lanjutnya seraya menatap Arga tajam.

"Hah...itu karena jarak apartemen ke kantor lebih dekat"

"Tapi mas masih punya tanggung jawab di rumah. Ada anak-anak yang masih butuh mas sebagai sosok ayahnya" bantah Hera.

"Dengar Hera, aku tidak ingin berdebat denganmu mengenai ini. Kamu pikir hanya kamu saja yang sibuk dan aku tidak, begitu? Perusahaan juga mengalami masalah belakangan ini, ada penggelapan dana yang jumlahnya tidak sedikit. Aku bahkan terkadang harus menginap di kantor" Arga yang sejak tadi berusaha tenang, mulai tersulut emosi saat Hera mulai menyudutkannya.

"Tapi mas..."

"Cukup Hera. Kenapa kamu seolah melimpahkan semua kesalahan padaku"

"Aku tidak menyalahkan mas. Aku cuma mau mas lebih peduli pada anak-anak, terutama Lion. Dia masih kecil mas"

"Kenapa kamu mendadak begitu peduli pada Zeelion, Hera?" Arga memincingkan matanya.

"Tentu saja karena dia anakku" jawab Hera yakin.

RestlessnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang