Bab 6: Movie Date *yey!

25 6 0
                                    


Adam tersenyum saat membaca pesan ajakan itu, merasa senang namun juga sedikit tertegun dengan cara Asya menyampaikan undangan tersebut. Dia tahu Asya selalu lebih suka mengungkapkan sesuatu dengan cara yang halus, sering kali menggunakan kode atau bahasa yang tidak langsung. "How to Make Millions Before Grandma Dies," mungkin bukan judul film yang lazim, tapi Adam mengerti apa yang dimaksud Asya.

Dia membalas dengan cepat, "Tentu, aku akan sangat senang bisa menemanimu. Kapan kamu akan pergi? Aku bisa mengatur cuti di kafe minggu depan."

Asya segera membalas, "Aku pergi Selasa malam. Itu berarti besok! Bagus kalau kamu bisa cuti mingguan. Aku berharap bisa pulang dari kerja lebih awal."

Adam merasa antusias. Menonton film bersama Asya akan menjadi momen yang menyenangkan. Setelah memastikan semuanya dengan manajemen kafe, Adam berencana untuk menikmati waktu bersama Asya tanpa gangguan.

***

Hari Selasa tiba dengan cepat, dan Adam yang sudah memesan tiket secara online menyiapkan outfit terbaiknya untuk bertemu Asya. Asya yang telah menunggu di depan bioskop dengan rasa gugup dan antusias. Dia merasa sedikit gengsi karena memanggil film tersebut dengan judul yang unik, tetapi juga menghargai cara Adam yang menerima ajakannya dengan baik. Ketika Adam tiba dengan senyum cerahnya, senyum Asya merekah.

"Hai, Adam!" sapa Asya sembari berjalan mendekati Adam dengan langkah ringan.

"Hai, Asya!" jawab Adam sambil tersenyum lebar. "Aku sangat senang bisa menemani kamu nonton film ini."

Asya mengangguk, matanya berbinar. "Aku juga senang, Adam. Aku sudah membeli popcorn untuk kita, tadi aku sempat menelponmu saat kamu sedang dalam perjalanan untuk menanyakan minumanmu, tapi karna kamu tidak mengangkat, aku memilihkannya untukmu, jangan protes ya pak, hehe"

Adam merasa sangat salut, untuk pertama kalinya ia mendapatkan feedback dari seorang wanita cantik, ketika Adam sudah membeli tiket untuk berdua meski Asya yang mengajaknya duluan, Asya tidak tinggal diam begitu saja, dia membelikan popcorn dan minuman untuk mereka berdua.

Mereka masuk ke dalam bioskop dan duduk bersama di kursi yang nyaman. Adam merasa bahagia bisa menghabiskan waktu dengan Asya di luar Cafe Merah, di mana mereka biasanya bertemu. Ketika lampu bioskop mulai redup, mereka larut dalam alur cerita yang menghibur dan menyenangkan dari film drama Thailand tersebut.

Selama film, Adam dan Asya menikmati setiap adegan dengan ekspresi antusiasnya. Mereka berbagi candaan ringan dan senyum-senyum kecil, menciptakan momen yang membuat mereka semakin dekat satu sama lain.

Saat pertengahan film diputar, Asya memberikan isyarat bahwa tangannya kedinginan. Adam yang merasa tangannya lebih hangat mulai menyentuh punggung tangan Asya. Terasa canggung untuk pertama kali mereka bersentuhan secara langsung, namun Asya mengubah posisi tangannya agar Adam bisa menggengamnya lebih nyaman.

Adam mulai merasa ada yang berbeda dari sikap Asya. Tanpa canggung, Asya mulai memeluk lengannya dengan erat sambil merebahkan kepalanya di bahu kanan Adam.

"Adam, your smell so good" Ucap Asya sambil sedikit tersenyum.

Adam mulai memberanikan diri untuk memeluk Asya, tangan kanannya mulai merangkul punggung Asya yang membuat mereka sangat terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang berkencan.

Setelah film berakhir, Adam dan Asya keluar dari bioskop dengan perasaan senang dan terhibur. "Bagaimana menurutmu filmnya, Adam?" tanya Asya, matanya masih berbinar.

"Sebenarnya aku menaruh ekspektasi yang tinggi untuk film ini, namun endingnya tidak sesedih yang kubayangakan dari reaksi orang lain yang kulihat setelah menontonnya," jawab Adam.

Asya tertawa. "Hahaha, aku juga begitu, atau mungkin karna kita terlalu asik berdua sehingga kita tidak terlalu mendalami alurnya."

"Hahaha sepertinya memang benar begitu" Jawab Adam yang ikut tertawa."

Mereka berdua berjalan keluar dari bioskop sambil bergandengan tangan, berbicara tentang adegan favorit mereka dan mengekspresikan pendapat masing-masing tentang film tersebut. Adam merasa lebih dekat dengan Asya setelah malam yang menyenangkan ini.

Di langkah langkah menuju tempat dimana motor mereka diparkirkan, Asya menunjukan foto-foto mereka bersama saat pulang dari bioskop. dari ponselnya. Adam merasa hangat melihatnya, dia merasakan kebahagiaan dalam setiap momen sederhana yang mereka bagi bersama.

Saat tiba di rumah Adam, mereka berdua berhenti sejenak di depan pintu masuk. "Terima kasih lagi, Asya. Aku benar-benar menikmati malam ini," ucap Adam dengan senyum penuh makna.

Asya tersenyum lembut, tangannya menyentuh lengan Adam dengan lembut. "Aku juga, Adam. Aku senang kamu bisa bersamaku."

Mereka saling menatap sejenak, suasana di antara mereka penuh kehangatan. Adam merasa ada keinginan untuk mengungkapkan lebih banyak lagi kepada Asya, tetapi dia memilih untuk menikmati momen ini tanpa tekanan.

"Selamat malam, Asya," ucap Adam sambil tersenyum lembut.

"Selamat malam, Adam," jawab Asya seraya menjawab senyum Adam dengan penuh harapan.

Asya melanjutkan perjalanan menuju rumahnya sedangkan Adam masuk ke rumahnya dengan hati yang penuh dengan perasaan bahagia. Dia duduk di ruang tamu, mengingat kembali semua momen indah yang dia alami hari ini dengan Asya. Pikirannya melayang pada masa lalu dengan Disa, tetapi kali ini, dia merasa lebih yakin tentang arah yang dia ambil bersama Asya.

Malam itu, Adam tertidur dengan senyum di wajahnya. Dia merasa beruntung memiliki seseorang seperti Asya di hidupnya, seseorang yang tidak hanya menghiburnya tetapi juga merasakan bahwa Asya adalah cerminan dirinya dari universe lain, namun terjebak di universe yang sama dengannya. Asya menginspirasinya untuk mencintai dan menghargai dirinya sendiri terlebih dahulu.

***

Adam tersenyum bahagia saat mengingat momen indah bersama Asya di bioskop. Mereka berdua benar-benar menikmati film dan terhubung satu sama lain dengan lebih dalam. Setelah sampai di rumah, Adam masih terbayang-bayang senyuman manis Asya dan tatapan hangat mereka di depan pintu.

Dia duduk di ruang tamu, merenungkan betapa beruntungnya dia bisa memiliki seseorang seperti Asya di hidupnya. Pikirannya melayang pada perjalanan hidupnya yang berliku, dari masa lalu dengan Disa hingga kehadiran hangat dan pengertian Asya dalam hidupnya saat ini.

Adam mengambil ponselnya dan melihat foto-foto mereka bersama dari malam itu. Dia merasa hangat melihat senyum mereka yang terpancar di setiap gambar. Tanpa ragu, dia memilih salah satu foto dan mengatur sebagai wallpaper ponselnya. Gambar itu mengingatkannya pada kebahagiaan dan kedekatan yang dia rasakan bersama Asya.

Sebelum dia pergi tidur, Adam mengirimkan pesan singkat kepada Asya, "Selamat malam, Asya. Aku benar-benar menikmati malam ini bersamamu. Semoga kamu juga bisa tidur nyenyak. Besok semoga hari berkerjamu lancar ya. Sleepwell pwetty!"

Beberapa lama sebelum Adam menerima balasan dari Asya, ngantuk menyerbu seluruh tubuhnya dan membuatnya tertidur sambil menyisakan senyum indah yang membuat adam tidur sangat tampan malam itu.

I Love My Self In Another UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang