$$$
Ketika seorang Tanoto dan Salim bersatu dalam ikatan pernikahan, bentuk suka cita tentu saja ditunjukkan dalam berbagai bentuk. Dari hal se-sakral doa sampai hadiah-hadiah lain sudah masuk ke dalam daftar yang diorganisir oleh dua asisten pribadi Abbercio dan Kimi.
Saat para pekerja sibuk mengerjakan tugas masing-masing, Abbercio dan Kimi kini tengah menahan kantuk ketika kedua orang tua mengajak mereka untuk mengobrol.
Ini sudah pukul sepuluh malam dan pesta baru saja selesai sepuluh menit yang lalu. Kimi masih menggunakan gaun pengantinnya yang dibuat mendadak. Ia yakin kelakuannya itu sudah membuat penata busana kecintaannya sakit kepala karena harus menyelesaikan gaun pengantin dalam kurun waktu dua minggu.
Abbercio pun masih dalam balutan setelah jas untuk acara resepsi tadi. Laki-laki itu kini menanggalkan dasi yang tadi terpasang supaya dapat bernapas lebih lega.
"Papa gak akan berlama-lama karena tahu kita semua di sini sudah lelah," ucap Ferry Tanoto yang mengawali pembicaraan.
"Kami semua para orang tua tahu betul kalau kalian berdua adalah orang dewasa yang sudah bisa memilih dan menentukan hidup masing-masing."
"Kami tidak akan banyak ikut campur dengan urusan kehidupan rumah tangga kalian. Apapun masalahnya silakan selesaikan sendiri sampai kalian benar-benar merasa buntu baru saat itu akan dibantu."
"Lagi, kami semua tahu kalian sudah dewasa, tapi kejadian kemarin bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Kami ingin kalian lebih bijak sebagai manusia."
"Ini bukan hukuman. Papa hanya ingin kalian belajar hal baru di usia yang sudah matang ini. Papa ingin kalian belajar tentang kehidupan."
Baik Abbercio dan Kimi sama-sama mengerutkan kening masing-masing sebagai usaha mencerna perkataan sang ayah.
"Maksud Papa?" tanya Abbercio.
Ferry Tanoto menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. "Selama satu tahun ke depan, Papa sudah membekukan seluruh aset kamu, Cio. Jabatanmu juga Papa turunkan. Rumahmu Papa sita selama satu tahun."
"Apa?"
Kimi bisa mendengar campuran emosi dari ucapan singkat yang dilontarkan suaminya itu.
"Papa tahu kalian baru kehilangan calon anak kalian, tapi Papa ingin kalian lebih banyak merenungkan tindakan kalian selama ini. Papa ingin kehidupan kalian dibatasi agar kalian lebih bijaksana dalam bertindak."
Abbercio mencoba mengatur napasnya sementara tangannya perlahan memijat keningnya sendiri. "Jabatan ini hasil jerih payah Cio, Pa."
Ferry mengangguk paham. "Papa tahu dan Papa sangat paham bagaimana kamu bekerja dengan keras untuk posisi yang seharusnya kamu duduki sekarang. Papa hanya ingin menunjukkan kalau semua usaha kamu bisa sia-sia ketika kamu bertindak gegabah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You
Fanfiction(Series #13 Tanoto & Salim) Cio ingin berlari kabur, tapi Kimi adalah pelari hebat.