$$$
Tiga minggu sebelumnya.
Semakin bertambahnya umur kebanyakan orang memilih untuk mengecilkan lingkaran pertemanan sampai tersisa si paling setia. Abbercio pun begitu. Ia bukan tidak punya teman, bahkan jika harus diceritakan, ia punya banyak kenalan terutama karena koneksi yang dibangun tersebar luas di mana-mana. Namun untuk dijadikan tempat berkeluh kesah dan menghiraukan image, Abbercio sepertinya hanya punya Kenneth, Troy, juga dua sepupunya yaitu London dan Kilias.
Akhir-akhir ini sang ibu membuat banyak janji makan malam untuknya bersama berbagai perempuan yang sudah pasti sesuai standar keluarganya. Memang bukan sesuatu yang tiba-tiba dan dipaksakan, karena ibunya bahkan bertanya dulu pada asisten pribadinya apakah ia bersedia dan apakah ia tidak punya kekasih saat ini.
Abbercio tidak menolak karena ia juga penasaran. Setelah mengakhiri hubungan dengan Satou Keiko, hanya satu perempuan yang selalu ada di sekitar radarnya sampai saat ini. Ia penasaran bagaimana respons raga dan jiwanya ketika dihadapkan dengan lawan jenis lain.
Abbercio sangat penasaran. Terlalu penasaran karena ingin benda di balik kotak beludru yang kini berada di tangannya ini memang dibuat khusus untuk seseorang yang tepat.
Rasa penasarannya ternyata tidak mengarahkannya pada sesuatu yang lebih baik. Ia mendengar sendiri obrolan antara ibu-ibu yang dengan bahagia mengharapkannya berakhir bersama Natasha.
Sungguh kepala Abbercio rasanya hampir pecah semenjak hari itu. Ia menjunjung tinggi loyalitas dalam pertemanan dan Natasha adalah kekasih temannya. Ia tidak akan berkhianat.
Ia ingat tatapannya serta tatapan Natasha padanya meneriakkan hal yang sama tepat ketika kedua ibu mereka menyuarakan keinginan bersatunya keluarga. Dua anak manusia yang dijodohkan itu bersikeras ingin membatalkan rencana baik yang menyakitkan kepala.
Selagi Natasha mencari cara, Abbercio justru berlari pada sepupunya yang memiliki akses atas pertambangan berlian milik keluarga Tanoto di Russia. Hasil pelariannya itu menghasilkan sebuah benda yang ada di dalam kotak kecil berbahan beludru yang sejak tadi terus ia pandangi.
"Gimana? Bagus cincinnya?" tanya London yang sepertinya sengaja menyempatkan diri untuk datang ke rumah Abbercio. Si pemilik rumah bahkan tidak tahu kapan sepupunya itu datang.
Abbercio mengangguk. "Bagus. Sesuai sama permintaan gue."
London menjatuhkan tubuhnya di salah satu sofa setelah melepaskan kancing tangan kemejanya dan menggulungnya sampai siku.
"Round cut, FL, 3 carat. Asalnya mau gue kasih yang 1 karat supaya terlihat wajar, but I think someone like her deserve a heavier ring. A bit bigger but still goes well with her youth image, kalau dikasih 5 karat dia kayak ibu-ibu yayasan," jelas London.
"Thank me karena gue memberi perhatian lebih ke pembuatan cincin itu."
Abbercio tersenyum kecil dan mengangguk. "Thanks, Bro."
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You
Fanfic(Series #13 Tanoto & Salim) Cio ingin berlari kabur, tapi Kimi adalah pelari hebat.