LIMA

566 95 10
                                    

$$$

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

$$$

Abbercio; 30. Kimi; 28.

Seumur hidup Kimi, ia selalu dijadikan tuan putri yang layak disayangi. Ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan perlindungan, seolah-olah tidak ada satupun yang boleh menyakitinya.

Sepertinya perlindungan yang orang tuanya ciptakan mampu menembus segala jenis situasi dan kondisi. Contohnya sekarang, seperti malam-malam lalu setiap keduanya selesai menghabiskan waktu bersama tanpa busana, Kimi selalu merasa dilindungi oleh Abbercio.

Alasan Kimi merasa ia pintar memilih calon jodoh pun karena Abbercio. Setiap keduanya melakukan kegiatan yang membuat kewarasan hampir hilang, Abbercio tidak pernah memperlakukan Kimi semena-mena.

Ketika bersama laki-laki itu, Kimi merasa semuanya akan baik-baik saja. Ia merasa spesial dan dipuja sebegitunya.

Seperti malam ini, seolah-olah rutinitas pasca bercinta, Abbercio kini sibuk memeluk tubuh polos Kimi sambil mengelus-elus punggungnya untuk memancing kantuk segera muncul.

Laki-laki itu berdecak pelan teringat sesuatu ketika ia hampir terlena ke alam mimpi.

"Kimkim, ke kamar mandi dulu. Pipis," bisik Abbercio pada Kimi yang sudah di ambang batas kesadaran.

Kimi menggerutu dan menggeleng. "Gak mau. Kakiku kayak jelly."

"Aku gendong, Kimkim. Gimana?"

Kimi menganngguk dengan mata terpejam. Kedua tangan perempuan itu langsung terangkat siap untuk diangkut ke kamar mandi terdekat yang masih berada di dalam kamar Abbercio.

Segera Kimi mengusir Abbercio sesampainya perempuan itu di depan kloset yang masih tertutup. Tentu Kimi malu. Bagi Kimi, bercinta dan buang air adalah kegiatan yang jauh berbeda.

"Cio! Tutup mata!" teriak Kimi sebelum berlari terbirit kembali ke balik selimut yang juga Abbercio pakai.

Tentu Abbercio tidak sempat menutup mata. Tapi untungnya laki-laki itu sedang sibuk terkantuk-kantuk sambil menunggu Kimi kembali.

"Di kamar mandi kamu gak ada handuk atau bathrobe," keluh Kimi.

"Hmm, masa?"

Kimi mengangguk yakin. Dari gerak geriknya, sepertinya rasa kantuk Kimi justru semakin berkurang. "Makanya aku harus lari-lari buat masuk ke dalam selimut!"

Abbercio terkekeh mendengar ucapan perempuan yang kini bergelung di dalam selimut yang sama dengannya. "Aku udah lihat semuanya, Kimkim."

"Beda dong," ujar Kimi tegas. "Kalau abis pipis aku gak seksi."

Tawa Abbercio langsung mengudara setelah mendengarkan ucapan Kimi. Ia tidak habis pikir atas ucapan Kimi barusan. Menurut Abbercio sama saja. Ia masih mengingat jelas bagaimana setiap titik di tubuh Kimi merespon dirinya tadi.

Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang