$$$
Memang tidak pernah diceritakan, namun Kimi adalah seseorang yang sangat atentif terhadap siklus bulanannya. Perempuan itu tidak pernah lengah barang sehari. Jadi ketika ia mendapati dirinya terlambat datang bulan, Kimi mendapati dirinya begitu berdebar-debar.
Sambil mencoba menenangkan hati, Kimi yang baru saja menginjakkan kaki kurang dari lima menit memutuskan untuk pergi ke apotek terdekat dari apartemen dan membeli berbagai jenis alat tes kehamilan untuk segera ia gunakan.
Segalanya terasa lancar terutama karena Abbercio belum pulang.
Kimi bukan tidak ingin Abbercio tahu, namun ia ingin menelan rasa kecewa sendirian apabila siklus menstruasinya terlambat bukan karena berita membahagiakan.
Perempuan itu langsung terkesiap ketika melihat empat buah alat tes kehamilan yang ia jejerkan di dekat wastafel memunculkan garis yang tidak pernah ia bayangkan.
Dua garis.
Semua alat tes menunjukkan hasil yang sama, bahkan salah satunya nampak sangat jelas seolah-olah ikut bertepuk tangan bersama Kimi yang sekarang tengah menutup mulut menahan jeritan.
Ia hamil!
Tiba-tiba hidupnya jadi terdengar berkali-kali lipat lebih menyenangkan!
Kimi langsung terburu-buru membuka salah satu akun sosial medianya dan mencari toko custom balon yang bisa langsung jadi dalam sehari. Dengan kecepatan hampir menyaingi kecepatan cahaya, calon ibu itu langsung memesan beberapa jenis balon serta hiasan-hiasan lain untuk melengkapi rencananya.
Besok! Besok ia akan memberi tahu Abbercio dengan sedikit kejutan. Malam ini Kimi hanya bisa mengambil satu-persatu alat tes kehamilan itu dengan hati-hati dan menyimpannya dengan baik di tempat tersembunyi.
Kimi begitu bersemangat sampai-sampai keesokan harinya ia hanya pergi ke Bekasi selama setengah hari kerja, kemudian ia berangkat menuju tempatnya memesan balon, lalu berbelanja sebentar ke super market karena ingin merayakan malam ini nanti bersama Abbercio.
Perempuan itu bahkan meminta para pekerja rumah tangga untuk pulang lebih cepat karena ia ingin hanya Abbercio lah orang pertama setelah dirinya yang mengetahui kehamilannya.
Kimi sudah memasak dan menata meja, perempuan itu sudah selesai dengan dekorasi sederhana karya nya, bahkan dirinya pun sudah mandi dan berganti dengan gaun pendek yang lucu agar membaur dengan tema dekorasi yang ia buat.
Kimi menatap langit Jakarta malam itu penuh antisipasi. Perempuan itu menggigit bibirnya untuk menahan senyum yang sedari kemarin sulit untuk ia tutupi. Tangannya mengelus lembut perutnya yang masih rata. Ia belum tahu berapa umur janinnya. Besok. Besok ia dan Abbercio harus membawa anaknya itu untuk diperiksa oleh dokter.
Ketika ia hendak kembali masuk ke dalam kamar, Kimi mendadak terdiam ketika merasakan perut bagian bawahnya seperti dihantam palu tiba-tiba. Ia menahan napasnya sambil menahan nyeri yang justru semakin meningkat. Kini bagian pinggang dan punggung nya pun terasa nyeri, saking nyeri nya Kimi sampai terduduk di lantai ketika ia hampir mencapai tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You
Fanfiction(Series #13 Tanoto & Salim) Cio ingin berlari kabur, tapi Kimi adalah pelari hebat.