DUA PULUH EMPAT

528 101 13
                                    

$$$

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

$$$

Kimi menatap tangannya yang digenggam erat oleh Abbercio dan perempuan itu nampak sedang mempertimbangkan sesuatu. Ketika keduanya hampir sampai di depan lobi kantor Stephanie & Co., Kimi dengan lembut melepaskan genggaman tangan sang suami yang mengakibatkan laki-laki itu langsung menatapnya heran.

"Kenapa, Kimkim?"

"Kita kan mau kerja, Cio. Bukan mau pacaran," jawab perempuan itu sambil menyengir garing.

Abbercio menahan senyum kemudian mengangguk kecil. Sedikit merasa malu karena profesionalitasnya tiba-tiba menguap dalam sekali hanya karena ia membawa Kimi. 

"Karena keputusannya mendadak, kantor gak sempat untuk siapkan kamu ruangan sendiri.

Kamu juga baru sehat, lebih baik aku bisa lihat kamu terus selama kerja. Jadi nanti kita sharing ruangan, kamu tetap dapat meja sendiri supaya nyaman."

"Noted, Pak," ucap Kimi dengan nada sedikit jahil.

Abbercio dalam hati ingin sekali mengecup pipi Kimi yang menggulum senyum mempertahankan profesionalitas. Pipi itu sedikit merona entah karena salah tingkah atau karena riasan tipis yang Kimi bubuhkan tadi sebelum berangkat.

"Ini meja kamu, Kimkim," tunjuk laki-laki itu pada satu meja yang berada tepat di seberang meja kerjanya dan hanya dibatasi sofa di ruangan berukuran sedang itu.

"Kalau kurang sesuatu, kamu bisa pinjam punyaku. Tapi untuk sekarang, aku ada jadwal rapat dengan beberapa divisi, jadi kamu bisa tunggu di sini.

London dan Kilias juga baru ada waktu selepas makan siang untuk rapat sama kita, berarti hari ini jobdesc kamu lihat-lihat sekitar atau rebahan aja di sofa ini," cerocos Abbercio.

"Masa rebahan, sih?" protes Kimi.

"Hmm, di komputer ada beberapa aplikasi desain, kamu boleh coba gambar-gambar dulu kira-kira seperti apa produk yang akan kita buat nanti."

Kimi tersenyum sumringah dan mengangguk. "Kamu rapat berapa lama?"

"Dua jam aja, Kimkim. Kalau butuh apa-apa langsung telepon aja nanti, aku siap-siap untuk rapat dulu."

Anggukan Kimi dan elusan lembut di kepalanya menjadi akhir dari perbincangan kedua insan yang kini sibuk di depan komputer masing-masing.

Abbercio yang sudah menerima surel dari sekretarisnya yang berisi pembahasan rapat langsung disibukkan dengan deretan kata dan angkat yang muncul di layar komputernya, sementara itu, Kimi sibuk mengumpulkan data mengenai permata yang digadang-gadang Tanoto untuk dijadikan produk baru.

&&&

Abbercio tidak menyangka kalau selama ia rapat bersama beberapa divisi di Stephanie & Co., Kimi ternyata sibuk membuat power point ringkas dan menarik untuk menjelaskan tujuannya ikut bergabung dalam proyek terbaru Tanoto ini.

Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang