$$$
Kimi hampir saja kembali terlelap karena punggung polosnya diusap lembut beraturan oleh tangan yang begitu familiar bagi setiap jengkal tubuhnya. Erangan pelan dari mulutnya memaksa perempuan itu untuk sedikit membuka mata dan menangkap sinar matahari dari jendela yang memang sering dibiarkan tidak ditutup gorden.
"Bangun, Kimkim. Kita harus ke kantor," suara berat khas bangun tidur yang disusul oleh kecupan singkat di pipi membuat Kimi memantapkan hati membuka mata sepenuhnya.
Tubuhnya cukup pegal akibat percintaannya tadi malam bersama sang suami. Mungkin karena ini percintaan pertama mereka setelah Kimi dinyatakan stabil pasca keguguran dua bulan lalu, mengakibatkan keduanya lupa diri dan saling menghabisi satu sama lain tanpa ampun.
"Badan aku masih dikunciin tangan kamu mana bisa aku bangun," keluh Kimi walaupun sejujurnya perempuan itu merasa nyaman.
"Tadinya aku mau kamu di rumah aja sama bibi, tapi baru ingat hari ini pertemuan kedua kita sama Soul Kang. Kamu pasti gak akan mau ketinggalan," lirih Abbercio yang kini berpindah mengusap-usap pipi sang istri.
"Hmm," gumam Kimi setuju. "Penampilanku baik-baik aja kan? Ini Soul Kang loh yang bakal kita temui."
Abbercio meringis sebelum mengecup kening Kimi cukup lama. "Maaf ya, tadi malam aku kebablasan. Ini di leher, pundak, sama paha kamu kelihatan, Kimkim."
"Aaaah, Macio!" pekik Kimi sebal.
"Aduh, apa sih macio-macio," keluh Abbercio. "Tiap kamu panggil macio, orang kira kamu lagi ngomongin bocah, mas-mas kamu juga mikir gitu."
Kimi yang hendak marah justru terkekeh. "Suka-suka aku dong. Nanti kapan-kapan aku panggil yang benar, tapi kalau panggil Macio kan lucu."
"Emangnya aku lucu?" heran laki-laki berumur tiga puluhan itu.
"Banget," jawab Kimi cepat. "Punggung lebar dan dada bidang ini gak akan menutupi kelucuan kamu buat aku hehe."
"Iya, terserah kamu aja, Kimkim. Ayo sekarang kita mandi. Gendong?"
Kimi mengangguk semangat dan langsung merentangkan kedua tangannya. Samar-samar dari luar, dua penghuni apartemen itu sudah mendengar suara para pekerja yang setiap hari membantu pekerjaan rumah.
$$$
"Bibi, aku udah cantik belum?" tanya Kimi pada Bi Ida, Bi Kalsih, dan Bi Wiwi yang kebetulan sedang berada di dapur.
"Emang Non Kim pernah jelek?"jawab Bi Kalsih bingung.
"Harusnya Non Kim nanya, hari ini Non cantiknya sejuta apa semilyar!" timpal Bi Ida.
Kimi terkekeh sambil memutar tubuhnya. "Hari ini aku mau ketemu model kesukaanku lagi, Bi. Ini yang ke dua kali. Jadi aku pengen dandan cantik depan dia. Kayak gini berlebihan gak ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You
Fanfiction(Series #13 Tanoto & Salim) Cio ingin berlari kabur, tapi Kimi adalah pelari hebat.