04.

16 10 1
                                    

Bel pulang pun berbunyi setelah lima jam pelajaran kosong, semua murid pun bersorak kesenangan termasuk Harsa. Ia dengan cepat merapihkan bukunya, dan menyuruh Anindya juga untuk cepat merapihkan bukunya.

Setelah selesai merapihkan buku, Harsa berlari menarik tangan Anindya ke parkiran dan memakaikan gadis itu helm. Anindya hanya terdiam dan menurut saja, kemudian naik ke motor Harsa.

Harsa melaju sangat cepat, membuat Anindya terkejut dan takut. Gadis itu memejamkan matanya karena kali ini Harsa seperti ingin mengajaknya mati bersama. Harsa dengan kepekaan yang tinggi, langsung meraih lengan Anindya dan membuat Anindya memeluknya.

"Maaf ya, tapi ini lebih baik" Ucap Harsa, terdengar samar-samar di telinga Anindya.

Ia benar-benar bingun dengan dirinya yang sekarang, semenjak ia bertemu dengan Harsa semuanya berubah 100 persen. Ia tidak pernah membayangkan adegan seperti ini pada hidupnya, ia kira hal seperti ini hanya ada di novel atau di film saja, namun kini dirinya sendiri yang menjadi pemeran di dalam novel dan film itu.

Akhirnya Harsa menghentikan laju motornya di depan sebuah rumah yang terdapat banyak sekali kucing, Anindya melepaskan pelukannya itu dan langsung turun dari motornya. Ia melepaskan helm yang sengaja tidak ia kunci itu dan memberikannya pada Harsa.

Anindya masih bingung kenapa Harsa mengajaknya ke sini, tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya yang keluar dari dalam rumahnya bersama seorang gadis yang kelihatannya seumuran dengan mereka.

Harsa menyapa wanita dan gadis itu dengan ramah, namun gadis itu seperti menatap sinis ke arah Anindya.

"Apa kabar nak Harsa? sini masuk. Yang itu siapa? pacar mu?" Tanya wanita itu sembari menyuruh mereka masuk.

Harsa terkekeh seraya menjawab pertanyaan wanita itu, "Bukan bu, ini teman sekelas saya" Harsa menggandeng Anindya untuk masuk ke rumah itu.

"Nin, ibu ini namanya bu Titin, yang di sebelahnya itu anaknya Julia dia seumuran sama kita. Mereka pengurus penampungan kucing ini, nin. Aku adopsi michi dari sini" Ujar Harsa, Anindya pun mengangguk mengerti lalu tersenyum ramah pada bu Titin dan Julia.

"Saya Anindya, teman sekelasnya Harsa" Ucap Anindya memperkenalkan dirinya.

Bu Titin pun tersenyum ramah pada Anindya, terkecuali Julia yang sedari tadi mukanya sudah masam.

"Cantik ya namanya, sama kayak orangnya" Puji bu Titin pada Anindya, membuat Anindya sedikit salah tingkah.

"Nak Harsa ada tujuan apa kemari? mau adopsi kucing lagi?" Tanya bu Titin pada Harsa.

Harsa pun menjelaskan tujuannya datang kemari bersama Anindya. Harsa ingat dengan obralan pesannya bersama Anindya semalam, yang Anindya ingin memiliki kucing agar hidupnya tidak kesepian lagi maka dari itu Harsa mengajak Anindya kemari untuk mengadopsi kucing untuknya.

Bu Titin mempersilahkan Anindya dan Harsa untuk melihat-lihat terlebih dahulu para kucingnya.

"Aku bingung sa, semuanya lucu banget" Ucap Anindya.

"Waktu itu aku juga bingung, tapi tiba tiba ada anak kucing yang nyamperin aku dan ngedusel di kaki aku, jadi aku adopsi dia deh" Ujar Harsa. Anindya tersenyum mendengar cerita Harsa.

Tiba-tiba ada seekor kucing berwarna putih abu mengeong di bawah Anindya, kucing itu seperti berharap untuk di adopsi oleh Anindya. Gadis itu pun segera jongkok dan mengelus-elus sang kucing yang terlihat sangat nyaman dengannya.

"Hai miaw, kamu mau jadi teman aku?" Tanya Anindya pada kucing tersebut, kucing itu menggesekkan tubuhnya di kaki Anindya.

"Harsa, kayak dia mau jadi teman aku deh" Ucap Anindya pada Harsa.

Days Months Years [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang