06.

9 7 0
                                    

Tak terasa malam pun tiba, Anindya baru teringat bahwa ia belum makan sedari tadi siang, perutnya terus menerus berbunyi meminta untuk segera di isi. Di jalan pun ia melihat gerobak tukang nasi goreng, yang kelihatannya sangat enak, aromanya pun tercium hingga jarak beberapa, gadis itu segera menghampiri gerobak nasi goreng tersebut dan memesan satu porsi nasi goreng spesial untuk ia makan di rumah.

Selagi menunggu nasi gorengnya di buatkan, Anindya duduk di sebuah bangku yang di sediakan oleh tukang nasi goreng tersebut untuk para pelanggannya. Ia merasakan tangannya sangat sakit, dan sedikit keram karena membawa pasir kucing seberat 6 kilogram, rasanya pergelangan tangannya ingin copot saat itu juga.

Saat sedang memijat tangannya yang sakit itu, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang membeli nasi goreng di situ juga, laki-laki itu duduk tepat di sebelah Anindya.

"Anindya?" Tanya laki-laki itu tiba-tiba.

Anindya terkejut karena ia tidak mengenal laki-laki tersebut, namun wajahnya sedikit tidak asing di mata Anin.

"Eh? iya, aku Anin" Jawab Anin.

"Gue Jovan, temennya Kamal" Ucap laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya.

Anindya lagi-lagi di buat terkejut saat ia mendengar nama "Kamal", tak lama pun nasi goreng milik Anindya jadi, ia pun segera bangun dari duduknya untuk membayar nasi goreng tersebut. Setelah itu ia pergi dari sana dan menghiraukan laki-laki bernama Jovan tersebut.

Anindya mempercepat langkahnya agar segera tak terlihat dari pandangan Jovan, yang sepertinya masih memperhatikannya.

***

Harsa menghempaskan tubuhnya ke sebuah sofa empuk yang baru saja di beli oleh Dhika - vocalist di band DnD boy's. Harsa, memejamkan matanya sambil membayangkan kejadian di sekolah tadi, laki-laki itu tertawa karena bisa melihat Anindya nangis seperti itu di hadapannya, Noah - Drummer di band DnD boy's keheranan melihat kelakuan sang gitaris sekaligus penulis lagu tersebut.

"Lagi kesemsem sama siapa tuh anak?" Tanya Noah, sambil mengambil bantal kecil yang ingin ia lemparkan pada Harsa.

"Julia paling" Jawab Dhika asal.

Harsa pun langsung bangun dari tidurnya, dan langsung duduk tegak menghadap kedua temannya itu.

"Jangan sembarangan kalo ngomong" Sahut Harsa. Noah pun melempar bantal kecil itu yang mampu Harsa tangkap sebelum mengenai wajahnya.

"Terus tadi lo cengengesan gitu kenapa?" Tanya Noah penasaran.

Kedua teman Harsa sangat mengharapkan jawaban yang sungguh-sungguh, namun bukan Harsa namanya kalau tidak bikin anak orang mati penasaran.

"Ada deh" Harsa lanjut merebahkan tubuhnya di sofa sambil masih tersenyum tidak jelas.

Noah berdecak kesal, "Biarin aja, nanti kalo gua mati gua gentayangin" Kelakarnya.

Dhika tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan temannya itu.

"Eh tapi lo pada tau gak?" Tanya Dhika tiba-tiba membuat suasana menjadi serius. Harsa pun langsung melek dan ikut penasaran.

"Tau apaan?" Harsa balik bertanya.

"Si Kamal anak dua belas mipa satu" Ucap Dhika makin membuat Harsa penasaran.

"Lo kalo mau cerita jangan setengah setengah kek!" Seru Harsa seraya bangun dari tidurnya.

"Kok lo penasaran banget sih? lo kenal sama Kam-" Ucap Dhika yang terpotong karena Harsa melemparkan bantal kecil yang mengenai tepat di wajahnya.

Noah tertawa melihat kedua teman seperjuangannya itu yang tidak pernah berubah dari dulu. Sebelum band DnD boy's terbentuk, mereka hanyalah anak laki-laki biasa yang bermimpi bisa tampil di sebuah panggung gede dan terkenal, dan mimpi itu terwujud setelah mereka memasuki bangku SMA. Tidak begitu megah seperti yang mereka harapkan, dan tidak begitu terkenal tapi mereka senang karena bisa membagikan kisah hidup mereka lewat lagu yang Harsa ciptakan.

Awal mula terbentuk DnD boy's juga adalah sebuah kenekatan dari mereka bertiga, DnD sendiri berarti Deandra, Noah, dan Dhika. Kenapa bisa di bilang nekat? saat pertama kali memulai debutnya sebagai band, mereka selalu menawarkan diri kepada perusahaan musik dan berujung di tolak, namun di saat mereka putus asa ada sebuah perusahaan musik yang cukup terkenal dan mengontak DnD, di situlah karir mereka terbentuk. Sekarang impian mereka adalah bisa konser di seluruh indonesia.

Dhika kembali melempar bantal itu pada Harsa, namun Harsa mampu menghindar.

"Ok, ok gue kali ini serius" Ucap Dhika sambil menghela nafas.

"Si Kamal bikin band baru, sama si Jovan, Leon, Bayu. Katanya mau jadi saingan kita" Ujar Dhika, namun teman-temannya yang mendengar itu malah tertawa terbahak-bahak.

Harsa bangun dari duduknya dan menghampiri Dhika yang tengah berdiri tepat di hadapannya, lalu ia menepuk-nepuk bahu Dhika sambil. masih tertawa.

"Nice Info bro" Ucap Harsa, kemudian ia pergi keluar ruangan tersebut sembari melambaikan tangannya dengan singkat.

Dhika yang merupakan aneh karena tidak tahu dimana letak lucunya, hanya kebingungan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Noah pun sama seperti Harsa yang malah merespon omongan Dhika dengan candaan.

"Apa yang lucu sih?" Tanya Dhika pada Noah.

"Lo lucu" Jawab Noah, kemudian meninggalkan Dhika sendirian di ruangan band tersebut.

***

Anindya membuka pintu rumahnya dan di buat melongo saat melihat Chio sedang mencakar-cakar sofa kesayangan mendiang neneknya. Ia langsung berlari mengambil Chio untuk ia jauhkan dari sofa tersebut.

"Chio, ini sofa milik nenek tahu! dia sayang banget sama sofa ini" Ujar Anindya yang merasa lemas melihat beberapa kulit sofa nya sudah robek.

Gadis itu menghela nafasnya, kemudian ia merapikan sobekan-sobekan sofa tersebut dan membuatnya ke tempat sampah. Ia juga langsung menutupi sofa tersebut dengan kain besar yang ia simpan di lemarinya, setelah selesai melakukan itu ia juga tak lupa untuk merapikan tempat buang air Chio, lalu ia juga membuatkan makan malam untuk Chio.

Setelah semuanya selesai Anindya pun langsung memakan nasi goreng yang ia beli tadi, kertas nasinya sudah berembun dan saat ia membuka bungkus nasi goreng tersebut, harumnya sangat menggugah selera. Anindya dengan lahab menyantap nasi goreng tersebut.

Saat sedang dalam kenikmatan nasi goreng yang ia santap, tiba-tiba Anin teringat dengan laki-laki yang bernama Jovan tadi. Ia berpikir bahwa dunia ini sangat sempit sekali sampai ia bertemu dengan Jovan temannya Kamal, dan Kamal yang kenal dengan Harsa. Tunggu! Kamal bilang Harsa seorang gitaris di band apa? Gadis itu dengan tiba-tiba tersedak rasa pedas pada nasi goreng yang ia makan, ia buru-buru mengambil sebotol air di dalam kulkas lalu meminumnya, tenggorokan yang tadinya seperti terbakar kini sudah lebih baik dan adem. Anin pun melanjutkan makannya hingga selesai.

Sebelum pergi tidur Anin membasuh wajahnya terlebih dahulu dan sedikit memberikan sentuhan manja pada wajahnya, kemudian tidur dengan kamar yang gelap gulita.

Days Months Years [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang