08.

6 5 0
                                    

    Anindya kembali ke tempat duduknya yang masih di ikuti oleh geng rempong. Mereka bertiga menatap Anindya yang juga menatap mereka kebingungan, lalu Harsa hendak mengusir mereka, namun Anindya larang dan menyuruh geng rempong tetap di sana sebentar. Gadis itu mengeluarkan kotak bekalnya yang berniat ia makan sekarang, namun ia berikan pada geng rempong karena sudah sangat baik hari ini, geng rempong dengan senang hati menerimanya bahkan kegirangan.

"Thankyou Anin! next kalo butuh bantuan lagi bilang kita aja ya!" Seru Dara sebelum akhirnya mereka bertiga cabut dari hadapan Anindya.

"Iya sama sama" Ucap Anindya.

Suasana canggung menyelimuti Anindya setelah tau bahwa Harsa bukanlah laki-laki yang biasa, ia cukup terkenal, bahkan memang terkenal sampai ia menjadi rebutan para gadis di sekolahnya. Terlebih lagi ia jadi mengetahui Joela adiknya Jovan yang sudah menyukai Harsa dari awal sekolah, aduh aku ini di sekolah ngapain aja ya sampai gak tau kalau Harsa adalah cowok terkenal?.

Anindya melirik sekilas laki-laki di sebelahnya itu, laki-laki itu seperti sedang menulis sesuatu namun bukan pelajaran yang ada di papan tulis. Seperti sadar sedang di lirik, Harsa menoleh ke Anindya lalu menutup bukunya.

"Ada apa nin?" Tanya Harsa membuat Anin kelabakan.

Rasanya situasi ini seperti pertama awal ia mengenal Harsa, namun kali ini berbeda sebabnya. Anindya langsung menunduk, menghindari tatapan Harsa.

Harsa merasa aneh sekaligus kebingungan melihat gelagat Anindya yang sepertinya ada sesuatu. Ia mengambil kedua pundak Anin, lalu ia hadapkan ke arahnya. Anin dia terkejut, lalu menyingkirkan tangan Harsa dari pundak Anin. Semua murid yang ada di kelas pun langsung tertuju pada mereka berdua.

Dara langsung menghampiri Harsa, "Anin lagi halangan hari pertama, pasti mood nya lagi gak jelas, jadi lebih baik lo jangan ganggu dia" bisiknya pada Harsa, lalu pergi.

Harsa mengangguk paham, ia tak tahu jika hari pertama halangan perempuan akan langsung berubah seperti ini. Menurutnya Anin seperti kesambet hantu toilet.

Hingga jam pulang pun tak biasanya Anin mendahului Harsa, bahkan meninggalkannya keluar tanpa bilang sepatah katapun. Harsa, mengejar gadis itu yang ternyata tengah di hadang Jovan. Harsa memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.

"Hai, dari tadi gue cari lo" Ucap Jovan pada Anindya.

"Ada apa kamu cari aku?" Tanya Anindya.

"Gak ada apa apa sih, tapi gue mau aja ngedeketin lo" Jawabnya. Anindya menatap jengah, lalu berjalan melewati Jovan begitu saja.

Di sisi lain Harsa lega karena berarti Anindya tidak tertarik pada Jovan, kemudian ia mulai kembali mengejar Anindya. Perlahan jarak antara keduanya semakin dekat, lalu Harsa meraih lengan Anindya yang membuat gadis itu membalikkan tubuhnya. Mata gadis itu membuat saat melihat seseorang yang ada di hadapannya.

Nafas Harsa terengah-engah, "Kamu kenapa ninggalin aku?"

"Okay, kalo mood kamu lagi gak baik. Tapi emang harus sampai begini?" Tanya Harsa.

Anindya lagi lagi menghempaskan tangan Harsa yang menggenggam lengannya.

"Emang kamu siapa?" Tanya gadis itu dengan ketus.

Harsa benar-benar kaget dan kebingungan mendengar kata-kata yang barusan Anindya lontarkan padanya. Ada sedikit sesak di dadanya saat mendengar itu.

"Nin, kamu kesambet hantu toilet ya?"  Tanya Harsa pada Anindya.

Tak sengaja kejadian itu terlihat oleh Joela yang hendak pergi ke ruang guru, langkahnya langsung berhenti saat melihat punggung Harsa yang sedang bersama gadis lain. Ia seperti tidak asing dengan gadis yang ada di hadapan Harsa itu, namun ia lupa dimana ia melihatnya.

Joela pun merapikan rambut dan seragamnya yang kemudian menghampiri Harsa, gadis itu langsung memeluk erat lengang Harsa yang membuat Harsa kaget sekaligus risih.

"Hai, kalian ngapain berduaan di depan aula gini?" Tanya Joela pada Anindya dan Harsa.

Anindya menghiraukan pertanyaan dari Joela dan langsung pergi meninggalkan Harsa bersama Joela di sana. Ia juga bingung dengan suasana hatinya saat ini, setelah mengenal Harsa ia juga harus mengenal banyak orang di sekitar Harsa.

Harsa berusaha melepaskan tangan Joela yang melingkar dengan kuat lengannya.

"Lo ngapain sih?" Tanya Harsa sedikit sinis pada Joela.

"Lo suka sama cewek tadi ya?" Tanya Joela penasaran.

"Bukan urusan lo!" Ketus Harsa. Joela langsung melepaskan tangannya dari lengan Harsa. Laki-laki itu langsung berlari mengejar Anindya, meninggalkan Joela yang merasa kesal pada Anindya.

***

Anindya berjalan sendirian dengan santai, sambil menyenandungkan lagu kesukaannya. Suasana hatinya sudah cukup membaik ketika tidak melihat Harsa di hadapannya, namun tiba-tiba wajah Joela yang memeluk lengan Harsa terlintas di pikirannya, membuat kesal kesal gadis itu.

"Apasih! enggak! aku gak cemburu! ini bukan cemburu!" Gerutu gadis itu.

Tiba-tiba ada pemotor yang berjalan tepat di sebelahnya, laki-laki itu menggunakan helm sehingga tak terlihat wajahnya, namun bisa di pastikan ia bukanlah Harsa. Tunggu, kenapa Harsa lagi sih?

Anindya mempercepat langkahnya, karena ia pikir bisa saja Harsa meminjam motor temannya, karena ia tak ingin berkomunikasi dengan Harsa hari ini ia berusaha menghindarinya sebisa mungkin.

"Cepet banget sih jalannya, aku sampe ninggalin motorku di parkiran sekolah" Ucap laki-laki itu sambil mengendarai motornya di sebelah Anindya.

Ternyata benar. Harsa lagi Harsa lagi, dan motor siapa itu yang dia bawa?. Anindya menghentikan langkahnya, membuat Harsa pun ikut menghentikan motornya. Ia juga mematikan mesin motornya, lalu melepas helmnya.

"Nin, jangan kayak gini. Aku paham kata Dara, tapi sampai kamu kayak gini nin?" Ujar Harsa. Wajah laki-laki itu terlihat sangat khawatir dan bingung dengan situasi saat ini.

"Maafin aku ya sa" Ucap Anindya.

"Nin ada apa sih?" Tanya Harsa meyakinkan.

"Gapapa, kayaknya emang efek hari pertama aja kamu gak usah khawatir" Ucap Anindya.

Harsa menghela nafas lega, kemudian ia menyuruh Anindya naik ke atas motornya. Gadis itu menuruti saja, karena baru sebentar berjalan saja kakinya sudah terasa sangat pegal. Mereka pun akhirnya pulang bersama, Anindya tak lupa untuk menyuruh Harsa mampir ke tempat laundry nya untuk mengambil seragam Harsa yang waktu itu ia pinjam, kemudian ia kembalikan kepada Harsa.

Days Months Years [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang