09.

8 5 2
                                    

    Sudah satu bulan sejak pertemuannya di pinggir jalan, kini Anindya semakin di kenal banyak orang karena kedekatannya dengan Harsa. Banyak sekali gadis-gadis yang menanyakan tips agar bisa dekat dengan Harsa, yang terkadang membuat Anindya bingung ingin menjawabnya.

Joela dan Jovan juga tidak pernah mengganggu Anindya dan Harsa lagi. Kini kehidupan baru seperti baru di mulai. Band Harsa kini baru saja merilis album baru, terkadang kelas penuh para penggemar Harsa yang hendak mendapatkan tanda tangan di albumnya, terkadang mereka juga memintai Anindya tanda tangan karena mengiri Anindya adalah pacar dari seorang gitaris band DnD boy's itu.

Harsa juga semakin menjaga Anindya, yang membuat Anindya terkadang merasa spesial dengan perlakuan Harsa yang seperti itu. Bohong jika Anindya tidak baper dengan semua itu.

Kini Anindya juga sudah resmi menjadi geng rempong setelah Shafa merekrutnya, kata Shafa "lo lumayan cocok sih buat join geng kita, walaupun kurang heboh"

Hal itu membuat banyak laki-laki yang tiba-tiba menyatakan perasaannya pada Anindya, namun selalu di hadang oleh Harsa. Kalian ingat Kamal? iya, yang waktu itu. Kalian pasti tidak percaya jika ia juga pernah menyatakan perasaan sukanya padaku. Anindya melamun memperhatikan Harsa sedang presentasi di depan kelas.

Sudah sejak lama Anindya kagum pada sosok Harsa, apalagi saat prestasi pelajaran IPA saat itu. Padahal itu adalah pekerjaan yang harus di lakukan bersama kelompok, yaitu hanya Anindya anggota kelompoknya, namun Harsa mengerjakannya seorang diri. Ia juga mengajarkan Anindya agar saat prestasi dirinya tidak gugup, dan hal itu berhasil berkat Harsa.

Ia menyimpan rasa kagumnya itu sendiri, walau dunianya cukup berbeda namun Harsa selalu berusaha meratakan hal itu.

Rasanya ia ingin banyak-banyak berterimakasih pada Harsa, karena sudah membuat kehidupan di putih abu-abu nya jadi jauh lebih berwarna. Ia berharap bisa mengenal Harsa dalam waktu yang lama.

Suara tepukan tangan dari seluruh murid mematikan lamunan Anindya, kekagumannya pada Harsa membuatnya jadi tidak fokus. Harsa pun kembali ke tempat duduknya, di sebelah Anindya.

"Kamu selalu keren sa!" Puji Anindya pada Harsa.

"Kamu juga tadi keren" Ucap Harsa.

Anindya tersenyum menatap Harsa yang sedang memperhatikan murid lain yang juga mulai maju ke depan untuk presentasi.

Bel istirahat pun berbunyi, sudah menjadi rutinitas Anindya untuk kumpul bersama geng rempong di kanti, DnD boy's juga terkadang ikut berkumpul bersama mereka membuat suasana di kantin semakin seru.

Meski begitu Anindya tak luput dari cibiran seseorang, apalagi teman-teman dekat dari Joela. Namun selagi masih ada Harsa yang melindunginya, Anindya sudah tidak memperdulikannya lagi.

Sedang asik menyanyikan lagu baru Harsa tiba-tiba saja Joela datang menghampiri Harsa sambil membawa buket bunga yang cukup besar, suasana di kantin langsung berubah menjadi hening. Joela memberikan bunga itu pada Harsa, dengan senyum di wajahnya.

Joela dalam sekejap langsung menjadi pusat perhatian orang di sekitar kantin. Bukan, bukan karena aksinya melainkan karena seragam yang ia kenakan, rok yang ia pakai sangatlah pendek dan baju putihnya begitu ketat sehingga bagian dadanya sedikit terbuka.

Anindya yang melihatnya hanya bisa melongo, karena pertama kalinya ia melihat siswi SMA NUSA BANGSA mengenakan seragam seperti itu. Guru-guru yang melihat pun hanya diam, atau pura-pura tidak melihatnya dan tidak berusaha menegur Joela dengan seragamnya itu.

"Thanks ya joel" Harsa menerima buket bunga itu, Joela pun langsung semringah karena hadiah yang ia berikan di terima dengan baik oleh Harsa.

"Yeah, my pleasure. anyway gue boleh join gak?" Tanya Joela, matanya tertuju pada Anindya yang duduk tepat berhadapan dengan Harsa. Gadis itu tersenyum menyeringai pada Anindya.

"Oh iya Joel, boleh banget suara lo juga bagus kan kita nyanyi bareng sini" Ucap Dhika antusias. Harsa menatap Anindya yang kelihatannya mulai tidak nyaman dengan situasi ini.

Joela langsung duduk disebelah Harsa, gadis itu menempel seakan Harsa adalah magnet yang membuatnya menempel. Anindya berusaha menyembunyikan ketidaknyamanannya itu agar tidak merusak suasana, karena yang lain mulai terbawa suasana.

Mereka mulai bernyanyi bersama-sama seakan ini adalah konser DnD boy's. Sampai tiba dimana semua orang bersorak meneriakkan Joela dan Harsa untuk berduet.

"Joela Harsa duet!"
"Joela Harsa duet!"

"Iya Joel, lo kan juga penyanyi" Tiba-tiba seorang gadis menghampiri meja mereka, yang Anindya tahu gadis itu adalah teman dekatnya Joela.

Joela tertawa tersipu malu, lalu sekilas gadis itu melirik Anindya sinis. Joela akhirnya bangkit dari duduknya, mengisyaratkan Harsa agar ikut berdiri juga. Awalnya Harsa menolak, namun saat Joela membungkukkan badannya dan memperlihatkan belahan jiwanya itu Harsa langsung mengiyakan dengan sangat amat terpaksa.

"Kalian mau request lagu apa?" Tanya Joela pada orang-orang di sekitar yang masih sangat antusias.

Tiba-tiba bel berbunyi menandakan istirahat telah berakhir, semuanya langsung merasa kecewa terkecuali Harsa dan Anindya yang sangat merasa senang dan lega.

Keramaian pun mulai bubar, mereka semua kembali ke kelasnya masing-masing. Joela menumpulkan alisnya ke bawah lalu menghentakkan kakinya kesal, Anindya yang hendak bangun dari duduknya terkejut melihat Joela yang seperti kesal sampai berapi-api. Joela pun pergi tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Joela kenapa jir?" Tanya Shafa pada Lala.

"Ya mana gua tau" Jawabnya.

"Punya si Joela lumayan juga ya" Ucap Dhika tiba-tiba sambil cekikikan. Noah, langsung memukul bagian belakang kepala Dhika yang membuat Dhika meringis kesakitan.

"Sakit bego no!" Umpat Dhika sambil mengusap-usap kepala belakangnya.

Mereka pun tertawa terbahak-bahak, dan kemudian kembali ke kelas masing-masing.

***

Hari ini sekolah pulang lebih awal dari sebelumnya, jadi Harsa hendak mengajak Anindya untuk makan bersama di rumahnya sekaligus ia ingin memamerkan kemampuan memasaknya.

Di rumah Harsa, hanya ada Ayahnya dan pembantu rumah tangga yang masih sangat muda. Ayah Harsa menyambut kedatangan Anindya dengan baik, ia di jamu seperti tamu yang penting.

Ayah Harsa juga sangat komunikatif, ia banyak menceritakan tentang Harsa saat kecil. Anindya yang sedang menunggu Harsa mengganti pakaian jadi tidak merasa bosan karena Ayah Harsa, ia juga seperti bisa merasakan rasanya punya Ayah.

"Ayah kamu kerja apa?" Tanya ayahnya Harsa pada Anindya.

"Aku gak tau om, aku dari kecil tinggal sama nenek, tapi sekarang tinggal sendiri karena nenek udah meninggal" Jawab Anindya. Ayah Harsa langsung merasa tidak enak, dan langsung meminta maaf pada Anindya.

"Kamu anggap saja saya ini ayah kamu juga, jadi mulai sekarang panggil saya ayah ya" Ujar ayahnya Harsa, gadis itu mengangguk sambil tersenyum.

"Kamu sudah lama dekat dengan Harsa?" Tanya ayahnya Harsa.

"Kurang lebih sebulan lah yah" Sambar Harsa tiba-tiba datang menghampiri Ayahnya dan Harsa.

Dermawan — ayah Harsa tersenyum menatap anak semata wayangnya itu, Harsa pun duduk tepat di sebelah Anindya.

"Ya sudah, ayah mau pergi ke kantor sebentar lagi kalian yang akur ya. Jangan buat Ayu kecapekan juga" Ucap Dermawan lalu pergi meninggalkan Anindya dan Harsa berdua.

Mereka berdua langsung bergegas ke dapur yang terlihat di meja utamanya penuh dengan bahan masakan. Harsa mengambil celemek yang tergantung di sebuah hanger lalu memberikannya pada Anindya. Gadis itu langsung menggunakan di tubuhnya. Setelah siap, mereka pun mulai memasak.

Days Months Years [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang