Pagi ini, suasana di kelas terasa begitu canggung bagi Dohoon. Sejak insiden itu, Junghwan benar-benar menjauh, dan sekarang rasanya seperti kembali ke titik nol. Dohoon duduk di bangkunya dengan tatapan kosong, mencoba memahami kesalahan apa yang telah ia buat. Di sampingnya, Youngjae mengamati dengan tajam, memendam kekesalan yang sudah sejak tadi hendak ia luapkan.
"Dohoon, kau benar-benar bodoh," kata Youngjae dengan nada tajam, tidak mampu menahan diri lagi.
Dohoon hanya bisa menghela napas, tidak mencoba membela diri. "Aku tahu, Youngjae. Aku tahu."
Youngjae mendekatkan wajahnya ke arah Dohoon, matanya menyala dengan kemarahan. "Kau tahu? Kau benar-benar tahu? Kalau kau tahu, kau tidak akan membuat Junghwan marah seperti itu! Apa yang kau pikirkan?"
Dohoon menggigit bibirnya, merasa terpojok. "Aku hanya... aku hanya mencoba membuatnya merasa lebih baik. Aku pikir dia butuh seseorang yang mengerti."
"Seseorang yang mengerti? Dengan cara memanggilnya dengan nama orang yang sudah meninggal? Apa kau sadar betapa itu menyakitinya?" Youngjae mengguncang bahunya dengan frustasi.
"Aku tidak bermaksud begitu...," Dohoon merintih, matanya mulai basah.
Youngjae menghela napas panjang, menenangkan dirinya. "Dohoon, aku tahu kau hanya mencoba membantu. Tapi kau harus lebih peka. Junghwan itu berbeda dari Shinyu. Dia bukan Shinyu. Kau tidak bisa memperlakukannya seperti itu."
Suara bel tanda masuk kelas berbunyi, dan Junghwan masuk ke dalam kelas bersama siswa-siswa lain. Tatapan Dohoon langsung tertuju padanya, berharap ada sedikit perubahan dalam sikapnya. Namun, Junghwan melewatinya begitu saja, tanpa sepatah kata atau tatapan pun. Hatinya terasa semakin berat.
Setelah kelas selesai, Dohoon mengumpulkan keberaniannya untuk mendekati Junghwan. Dengan napas yang dalam, dia berdiri di depan pintu kelas, menunggu Junghwan keluar.
"Junghwan, aku...," Dohoon mulai berbicara ketika Junghwan keluar, namun ia segera memotongnya.
"Aku tidak ingin mendengarnya, Dohoon," kata Junghwan dengan dingin, tanpa sedikit pun emosi di wajahnya.
"Kumohon, aku hanya ingin menjelaskan," Dohoon memohon, suaranya gemetar.
Junghwan berhenti sejenak, menatap Dohoon dengan tatapan yang sulit diartikan. "Tidak ada yang perlu dijelaskan. Kamu sudah cukup jelas menunjukkan siapa dirimu."
Dohoon merasa kata-kata itu menusuk jantungnya. "Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bermaksud menyakitimu."
"Tapi kamu tetap melakukannya," balas Junghwan singkat sebelum melangkah pergi, meninggalkan Dohoon dengan perasaan hancur.
Youngjae, yang melihat semuanya dari kejauhan, mendekati Dohoon dan menepuk bahunya. "Kau harus memberinya waktu, Dohoon. Biarkan dia sendiri dulu."
Dohoon mengangguk lemah, menyadari betapa dalam kesalahannya. "Aku hanya berharap dia bisa memaafkanku suatu hari nanti."
"Kita semua berharap begitu, Dohoon. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah menunggu," kata Youngjae dengan suara yang lebih lembut, mencoba memberi sedikit harapan pada sahabatnya yang terluka.
•••
Sore itu, suasana di lintasan lapangan sekolah begitu tenang. Langit perlahan berubah warna, matahari mulai tenggelam, memberikan semburat oranye pada awan yang berserak. Dohoon duduk di bangku yang agak jauh dari lintasan, mengamati Junghwan yang sedang berlatih. Kakinya bergerak cepat, seolah-olah mencoba melarikan diri dari semua yang membelenggu pikirannya.Dohoon tidak bisa mengalihkan pandangannya. Ketika Dohoon mengamati dengan seksama, pikirannya berkelana, merenungi betapa rumitnya perasaan yang ia rasakan. Setiap kali melihat Junghwan, hatinya selalu teriris antara kesedihan dan harapan. Dia tahu Junghwan bukan Shinyu, tapi dia tidak bisa mengabaikan kemiripan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BUNGA MATAHARI 🌻| DOSHIN ♡
FanficDohoon bertemu dengan sosok yang sangat mirip dengan sahabatnya yang sudah meninggal. 🌻 Dohoon ♡ Shinyu ♡Doshin♡ TWS: • Start : 13.07.2024 • Finish : 19.07.2024 ©itsmyhalluniverse2024