Dohoon berdiri di ujung lapangan atletik, matanya tertuju pada sosok Junghwan yang sedang berlatih sendirian. Hari itu, langit cerah dengan sinar matahari yang menghangatkan, menciptakan suasana yang sempurna untuk konfrontasi yang telah lama ia rencanakan. Setelah berhari-hari diabaikan dan ditolak, Dohoon merasa ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai Junghwan-melalui hal yang paling ia cintai, yaitu berlari.
Dengan langkah tegas, Dohoon mendekati Junghwan yang sedang meregangkan otot-otot kakinya di tepi lintasan. "Shin Junghwan!" panggilnya dengan suara yang tegas namun bersahabat. Junghwan menoleh, alisnya terangkat dengan ekspresi campuran antara kejengkelan dan rasa ingin tahu.
"Apa lagi sekarang?" tanya Junghwan dengan nada datar, jelas-jelas tidak ingin terganggu.
Dohoon menarik napas dalam-dalam, memantapkan tekadnya. "Aku menantangmu untuk berlomba lari denganku," ucapnya dengan penuh keyakinan.
Junghwan mengernyitkan dahi, jelas terkejut dengan tantangan tersebut. "Apa maksudmu?" tanyanya, nada skeptis terdengar jelas.
"Aku tahu ini terdengar aneh, tapi dengarkan aku. Jika aku kalah, aku berjanji tidak akan memaksa atau mengganggumu lagi," kata Dohoon, matanya tak lepas dari Junghwan. "Tapi jika aku menang, kau harus memaafkanku dan memberi aku kesempatan untuk berteman denganmu."
Junghwan menatap Dohoon dengan pandangan tajam, mencoba mencari kesungguhan di mata pemuda itu. Setelah beberapa detik hening yang terasa seperti selamanya, Junghwan akhirnya mengangguk perlahan. "Baiklah. Jika itu yang kamu inginkan, aku terima tantanganmu."
Keduanya berjalan ke garis start. Dohoon merasakan adrenalin mengalir dalam tubuhnya, namun juga ada ketenangan yang muncul dari keputusannya. Junghwan, di sisi lain, memandang lintasan dengan penuh konsentrasi, seperti biasa saat dia bersiap untuk berlari.
Seorang teman sekelas mereka yang kebetulan lewat setuju menjadi juri dadakan. "Siap? Satu, dua, tiga, mulai!" teriaknya, mengangkat tangan sebagai tanda dimulainya lomba.
Junghwan melesat dengan kecepatan luar biasa, langkah-langkahnya ringan dan penuh kekuatan. Dohoon mengejar dengan sekuat tenaga, setiap langkah terasa berat namun ia tidak menyerah. Meskipun ia tahu kemungkinannya kecil untuk menang, Dohoon terus berlari, mata dan hatinya fokus pada satu tujuan yaitu membuktikan ketulusannya.
Lintasan terasa semakin pendek saat Junghwan terus memimpin, tetapi Dohoon tidak memperlambat langkahnya. Nafasnya mulai terasa sesak, keringat mengucur deras, tetapi ia menolak untuk berhenti. Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya untuk menunjukkan betapa seriusnya ia ingin menjadi bagian dari hidup Junghwan.
Ketika Junghwan mencapai garis finish dengan napas yang masih stabil, Dohoon menyusul beberapa detik kemudian, terengah-engah dan hampir jatuh karena kelelahan. Junghwan berbalik, menatap Dohoon yang berusaha mengatur napasnya.
"Kamu kalah," kata Junghwan dengan nada datar, meskipun ada sedikit kekaguman di matanya.
Dohoon mengangguk, menerima kekalahan dengan lapang dada. "Iya, aku kalah. Dan aku akan menepati janjiku," ucapnya, sambil berdiri dengan susah payah.
Junghwan menatap Dohoon sejenak sebelum berkata dengan tegas, "Bagus. Jangan mendekatiku lagi." Ia berbalik dan mulai berjalan menjauh, meninggalkan Dohoon yang terdiam di tempatnya.
Namun, baru beberapa langkah Junghwan melangkah, ia mendengar suara isakan tangis yang tertahan. Ia berhenti dan menoleh, melihat Dohoon berdiri di tempatnya dengan kepala tertunduk, bahunya bergetar karena menangis. Hati Junghwan yang tadinya keras mulai merasa bingung dan bimbang.
Junghwan kembali melangkah, kali ini menuju Dohoon. "Kenapa kamu menangis?" tanyanya dengan suara yang lebih lembut, meskipun masih ada nada dingin di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BUNGA MATAHARI 🌻| DOSHIN ♡
FanficDohoon bertemu dengan sosok yang sangat mirip dengan sahabatnya yang sudah meninggal. 🌻 Dohoon ♡ Shinyu ♡Doshin♡ TWS: • Start : 13.07.2024 • Finish : 19.07.2024 ©itsmyhalluniverse2024