Langit cerah tanpa awan, dan sinar matahari yang hangat menyinari pasir putih di pantai. Ombak berdebur lembut di tepi pantai, menciptakan irama yang menenangkan. Dohoon dan Junghwan baru saja tiba di pantai untuk merayakan keluarnya Junghwan dari rumah sakit. Rasa bahagia terlihat jelas di wajah mereka.
Junghwan berlari ke arah air, seolah-olah merindukan kebebasan setelah berhari-hari di rumah sakit. Dohoon, dengan tawa riangnya, mengikuti di belakang. Junghwan mencipratkan air ke arah Dohoon, membuatnya terkejut.
"Hei! Tidak adil!" teriak Dohoon sambil tertawa, mencoba membalas dengan cipratan air yang lebih besar.
"Kalau tidak adil, kejar aku!" tantang Junghwan, lalu berlari ke arah yang lebih dalam.
Dohoon berlari mengejar Junghwan, mencoba menangkapnya. Namun, Junghwan dengan lincah menghindar dan berlari lebih jauh ke dalam air. Mereka terus berkejar-kejaran, tertawa dan berteriak riang, menikmati momen kebebasan ini.
Setelah lelah bermain air, mereka duduk di tepi pantai, menarik napas dalam-dalam. Dohoon memandang Junghwan yang tersenyum dengan penuh rasa syukur.
Mereka kemudian bermain pasir, membuat istana pasir besar dengan menara dan parit. Dohoon, dengan penuh semangat, memberikan ide-ide kreatif, sementara Junghwan membantu mewujudkannya. Mereka tertawa melihat hasil karya mereka yang lucu dan sedikit berantakan.
"Kalau kita jadi arsitek, mungkin istana pasir kita ini bakal jadi daya tarik wisata," gurau Dohoon.
Junghwan tersenyum lebar. "Mungkin kita bisa buka bisnis istana pasir. Apa pendapatmu?"
Dohoon tertawa. "Ide yang bagus! Kita pasti akan kaya raya!"
Setelah puas bermain pasir, mereka membeli es serut dari pedagang yang lewat. Es serut dengan rasa lemon dan mangga membuat hari mereka semakin cerah. Mereka duduk di bawah payung pantai, menikmati es serut sambil melihat ombak yang datang dan pergi.
"Rasanya enak, kan?" Dohoon berkata sambil menyuapkan sendok es serut ke mulutnya sendiri. "Es serut di pantai memang punya rasa yang beda."
Junghwan mengangguk sambil tersenyum. "Iya, mungkin karena suasananya. Terasa lebih segar."
Dohoon tertawa kecil. "Coba punyaku yang ini," katanya sambil mengambil sendok penuh es serut dan mendekatkannya ke mulut Junghwan. Namun, saat Junghwan hendak membuka mulut, Dohoon dengan cepat menarik sendok itu kembali dan memakannya sendiri.
Junghwan mendelik, menatap Dohoon dengan kesal. "Kamu ini menyebalkan," katanya dengan nada mengambek.
Melihat ekspresi Junghwan yang marah, Dohoon tidak bisa menahan tawanya. "Maaf, maaf. Aku cuma bercanda," katanya sambil mencubit pipi Junghwan dengan gemas. "Kamu terlihat imut saat ngambek begitu."
Junghwan mendengus, berpura-pura marah, tapi matanya memancarkan kehangatan.
Dohoon tersenyum lebar, kemudian menyuapkan es serut ke mulut Junghwan dengan benar kali ini. "Nih, sekarang sungguhan. Maaf ya, aku tidak bermaksud membuatmu kesal."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BUNGA MATAHARI 🌻| DOSHIN ♡
FanfictionDohoon bertemu dengan sosok yang sangat mirip dengan sahabatnya yang sudah meninggal. 🌻 Dohoon ♡ Shinyu ♡Doshin♡ TWS: • Start : 13.07.2024 • Finish : 19.07.2024 ©itsmyhalluniverse2024