Hari pertandingan yang ditunggu-tunggu oleh Junghwan akhirnya tiba. Ia duduk sendirian di ruang tunggu, mencoba mengendalikan sarafnya. Ini adalah hari yang sangat penting baginya, mungkin terakhir kalinya ia bisa berlari dalam sebuah kompetisi besar. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri.
Namun, tiba-tiba dadanya kembali terasa sesak, dan pusing menyerangnya dengan cepat. Kakinya melemah, tidak bisa menopang tubuhnya, membuatnya terjatuh ke lantai. Junghwan terkejut dan merasa frustrasi. Ia telah berlatih keras untuk hari ini, dan tubuhnya seakan mengkhianatinya pada saat-saat terakhir.
"Kenapa... kenapa harus sekarang?" Dengan napas tersengal-sengal, ia berusaha bangkit sendiri. Tangannya gemetar saat ia mencoba menarik dirinya ke atas, tetapi kekuatan di kakinya belum sepenuhnya kembali. Frustrasi dan marah, ia berusaha sekali lagi, namun tubuhnya tetap tidak mau bekerja sama.
Pintu ruang tunggu terbuka, dan Dohoon masuk. Mata Dohoon melebar saat melihat keadaan Junghwan yang berkeringat deras, tergeletak di lantai berusaha bangkit. "Junghwan!" seru Dohoon, segera berlari mendekat.
Dohoon dengan sigap membungkuk, meraih lengan Junghwan, dan membantunya berdiri. "Apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan nada cemas.
Junghwan merasa malu dan frustrasi, tetapi ia mencoba menenangkan diri. Dengan sekuat tenaga, ia akhirnya bisa menyeimbangkan tubuhnya. "Aku... aku tidak apa-apa," kata Junghwan, berusaha terdengar meyakinkan. "Hanya gugup. Itu saja."
Dohoon menatapnya dengan penuh kekhawatiran, namun tidak ingin mendesak lebih jauh. "Baiklah, kalau kamu bilang begitu. Tapi kalau ada apa-apa, beri tahu aku, oke?"
Junghwan mengangguk pelan, meskipun dalam hatinya ia tahu ini lebih dari sekadar gugup. Ia merasakan ada sesuatu yang salah dengan tubuhnya, sesuatu yang mungkin tidak bisa ia atasi dengan mudah. Namun, hari ini adalah hari penting, dan ia tidak bisa membiarkan dirinya kalah sebelum bertanding.
Dohoon tetap berada di dekatnya, memastikan Junghwan bisa tetap berdiri dengan tegak. "Kamu harus tenang, Junghwan. Fokus pada apa yang sudah kamu latih selama ini. Kamu bisa melakukannya."
Kata-kata Dohoon memberi sedikit ketenangan pada Junghwan. Ia menghela napas panjang, berusaha mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal. "Terima kasih, Dohoon. Aku akan mencoba."
Mereka berdiri dalam diam sejenak, sebelum akhirnya Junghwan merasa cukup stabil untuk melangkah ke luar ruang tunggu. Dohoon tetap di sampingnya, memberikan dukungan moral yang sangat ia butuhkan.
Saat mereka menuju ke arena, Junghwan merasa sedikit lebih tenang. Kehadiran Dohoon di sampingnya memberi kekuatan yang tidak ia sangka. Ia tahu bahwa Dohoon mempercayainya, dan itu cukup untuk memberinya dorongan semangat.
Dohoon memberikan dukungan terakhirnya dengan menepuk bahu Junghwan, lalu menuju ke tribun penonton, sementara Junghwan melangkah ke arena perlombaan. Di sana, ia merasakan ketegangan yang semakin memuncak, tetapi tekad dan harapannya mengalahkan semua rasa takut yang menghantuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BUNGA MATAHARI 🌻| DOSHIN ♡
FanficDohoon bertemu dengan sosok yang sangat mirip dengan sahabatnya yang sudah meninggal. 🌻 Dohoon ♡ Shinyu ♡Doshin♡ TWS: • Start : 13.07.2024 • Finish : 19.07.2024 ©itsmyhalluniverse2024