🌻 15 🌻

226 27 3
                                    

Pagi yang cerah membawa suasana segar di taman belakang rumah Dohoon. Udara dingin dan sejuk, memeluk setiap helai dedaunan dan menyapu lembut wajah mereka yang berdiri di bawah sinar matahari yang mengintip dari balik awan. Dohoon dan Junghwan sedang berjongkok di depan sebidang tanah yang telah diolah dengan hati-hati. Di sebelah mereka, bunga matahari yang Dohoon tanam bersama Shinyu berdiri tegak, batangnya yang kokoh memancarkan kenangan yang tertanam.

Dohoon mengambil sekop kecil dan menyiapkan tanah untuk menanam bibit bunga matahari baru. Junghwan, dengan tangan yang penuh dengan tanah, tampak bersemangat seperti anak kecil yang menemukan petualangan baru. Mereka bekerja bersama dalam kebersamaan yang tenang, bunyi sekop menggali tanah dan angin yang berdesir melalui dedaunan menjadi latar belakang mereka.

Setelah beberapa saat bekerja, Dohoon melihat ke arah Junghwan yang sedang dengan telaten menanam bibit bunga matahari. "Kenapa tiba-tiba ingin menanam bunga matahari?" tanya Dohoon, suaranya penuh rasa ingin tahu. Dia menoleh dengan senyum yang lembut, seolah-olah ingin memahami setiap lapisan dari pikiran Junghwan.

Junghwan berhenti sejenak, menatap Dohoon dengan senyuman yang tak terbaca. Matanya yang biasanya dingin tampak lebih hangat di bawah sinar matahari pagi. "Aku hanya ingin membuat kenangan yang indah bersamamu," jawabnya sederhana, tetapi kata-katanya membawa makna yang dalam dan menggema di hati Dohoon.

Mendengar itu, Dohoon terdiam sejenak. Dohoon memandang bunga matahari yang mereka tanam bersama Shinyu, mengenang masa-masa indah dan kesedihan yang pernah ia alami. Kini, dengan Junghwan di sisinya, dia merasa seolah-olah bisa membuka lembaran baru yang lebih cerah dan penuh harapan.

Senyuman Dohoon perlahan muncul di wajahnya, lembut dan tulus. "Kita akan banyak membuatnya, Junghwan," balasnya, dengan perasaan yang tulus.

Mereka melanjutkan menanam bunga matahari, tangan mereka bekerja dalam harmoni, seolah-olah mereka telah melakukan ini bersama selama bertahun-tahun.

Saat mereka selesai, Dohoon dan Junghwan berdiri di depan bunga matahari yang baru ditanam, memandang dengan penuh harapan. Angin berhembus lembut, membawa harum bunga dan aroma tanah yang baru digali, memeluk mereka dalam keheningan yang damai.

•••

Di dalam kamar Dohoon, sinar matahari yang masuk melalui jendela menciptakan permainan cahaya di dinding dan lantai. Ruangan itu penuh dengan sentuhan pribadi, dari rak buku yang rapi hingga poster tim basket yang terbingkai di dinding. Di salah satu sudut meja, ada beberapa foto yang disusun rapi dalam sebuah bingkai besar. Junghwan yang sedang berdiri di dekat meja itu, tidak sengaja menangkap pandangannya pada sebuah foto yang menarik perhatiannya.

Foto itu adalah momen kemenangan tim basket Dohoon saat SMP, dimana mereka baru saja memenangkan kejuaraan utama. Di foto itu, Dohoon terlihat bersemangat dan penuh kebahagiaan, memegang piala dengan bangga bersama teman-teman satu timnya. Namun, yang lebih menarik perhatian Junghwan adalah foto lain yang berada di sebelahnya. Foto itu menunjukkan Dohoon dan Shinyu, tersenyum lebar dengan penuh kebahagiaan, dalam momen kemenangan yang sama. Senyuman mereka begitu tulus dan cerah, memancarkan kebahagiaan yang tak terhingga.

Junghwan mengambil foto itu dengan hati-hati, memperhatikan setiap detail dengan saksama. "Dohoon, ini kamu bersama tim basketmu saat SMP?" tanyanya, suaranya mengandung rasa ingin tahu yang mendalam.

Dohoon, yang saat itu sedang merapikan buku-bukunya di rak, terkejut mendengar pertanyaan Junghwan. Dia menoleh dan melihat Junghwan memegang foto itu. Ada kilasan kenangan yang terpancar di matanya saat dia melihat foto tersebut.

[✓] BUNGA MATAHARI 🌻| DOSHIN ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang