🌻 09 🌻

236 32 0
                                    

Sore itu, langit diwarnai semburat jingga saat matahari mulai tenggelam. Dohoon berjalan perlahan menuju taman kecil di belakang rumahnya, tempat di mana bunga matahari yang ia tanam bersama Shinyu berdiri tegak, seakan menyambutnya. Tanaman itu menjadi saksi bisu dari kenangan manis dan pahit yang ia alami bersama sahabat yang kini telah tiada.

Dohoon berdiri di depan bunga matahari itu, memandang kelopak kuning cerah yang mengingatkannya pada senyuman Shinyu. Tanpa bisa menahan dirinya, air mata mulai mengalir di pipinya. Dengan suara yang bergetar, ia mulai berbicara, seolah-olah Shinyu ada di hadapannya.

"Shinyu, aku merindukanmu," katanya dengan suara parau. "Aku tahu ini terdengar konyol, berbicara pada bunga matahari. Tapi, aku merasa kamu ada di sini, mendengarkan setiap kata yang aku ucapkan."

Dohoon menunduk, menatap tanah di kakinya. "Aku ingin menceritakan semuanya padamu. Aku telah berbuat salah pada Junghwan. Aku terlalu terjebak dalam bayangan masa lalu kita hingga aku tidak bisa melihatnya sebagai dirinya sendiri. Aku menyakitinya, Shinyu. Dan sekarang, dia menjauh dariku."

Dia menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya, tapi air matanya semakin deras. "Aku merasa sangat bersalah. Aku ingin menebus kesalahanku, tapi aku tidak tahu harus mulai dari mana. Junghwan adalah orang yang baik, dia hanya butuh dilihat sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai bayanganmu."

Dohoon menatap bunga matahari itu dengan penuh harap. "Bagaimana kabarmu di sana, Shinyu? Aku berharap kamu tenang dan bahagia. Aku selalu berdoa agar kamu menemukan kedamaian. Sementara itu, di sini, aku berusaha keras untuk menjalani hidupku tanpa dirimu."

Ia terdiam sejenak, membiarkan angin sore menghapus air mata di wajahnya. "Shinyu, aku berharap hubungan aku dan Junghwan bisa membaik. Aku tahu ini akan sulit, tapi aku tidak ingin kehilangan dia juga. Aku butuh harapan dan kekuatan. Tolong, beri aku sedikit kekuatanmu, Shinyu."

Dengan kalimat terakhir itu, Dohoon terduduk di depan bunga matahari, memeluk lututnya. Ia menangis tanpa suara, merasakan kesedihan dan penyesalan yang mendalam. Dalam keheningan sore itu, hanya suara angin yang mengisi udara, membawa doa dan harapan Dohoon ke tempat yang jauh, mungkin ke tempat di mana Shinyu berada.

"Terima kasih, Shinyu," bisiknya. "Aku akan mencoba lebih baik. Demi diriku, demi Junghwan, dan demi kenangan kita."

Dohoon kemudian berjalan kembali ke rumahnya, meninggalkan bunga matahari itu berdiri tegak, menjadi saksi dari harapan baru yang tumbuh dalam hatinya.

•••

Dohoon merasa seperti berada di dalam labirin emosi setiap kali ia mencoba mendekati Junghwan. Setiap pertemuan mereka, entah itu di koridor yang ramai dipenuhi siswa yang sibuk menuju kelas, di ruang kelas yang sepi setelah bel berbunyi, atau di halaman sekolah saat istirahat, Dohoon dengan tekun menyapanya, tetapi Junghwan selalu mengabaikannya dengan dingin atau bahkan tanpa melirik sekalipun.

Pagi yang dingin, embun masih menempel di rumput halaman sekolah, Dohoon melihat Junghwan duduk sendirian di tangga, memandang kosong ke arah jauh. Dohoon menghela napas dan memutuskan untuk mendekatinya, mengabaikan getaran cemas yang terus mengusik hatinya. "Hei, Junghwan," panggilnya dengan lembut, langkah kakinya semakin mendekat. Junghwan menoleh sebentar, ekspresinya tetap dingin dan tak berubah, sebelum kembali memandang lurus ke depan tanpa sepatah kata pun lalu meninggalkan Dohoon.

Tidak putus asa, Dohoon terus mencoba mencari cara untuk menyentuh hati Junghwan yang terlihat terluka. Suatu sore yang cerah, setelah latihan atletik, Dohoon melihat Junghwan duduk di luar lapangan, wajahnya tegang seperti mencoba menahan sesuatu yang tak terucap. Dohoon menghampirinya dengan hati-hati, membawa dua botol air minum dingin. "Junghwan, ambil ini," ucapnya lembut sambil menawarkan satu botol. Junghwan menatap botol air sebentar, ekspresinya masih kaku dan dingin, sebelum akhirnya kakinya melangkah meninggalkan Dohoon.

[✓] BUNGA MATAHARI 🌻| DOSHIN ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang