Insya Allah bakal rutin update di hari sabtu dan minggu, ya....
Happy reading....
*****
Semangkuk bakso di depan matanya langsung dilahap Zia dengan semangat. Dia suka sekali bakso kantin. Apalagi kalo makannya ditemani cowok di depannya ini.
Di sekolah, Zia dan Ardan hanya bisa bertemu saat istirahat, atau pulang sekolah. Zia masih kelas 11, sedangkan Ardan kelas 12. Mereka saling mengenal juga awalnya dari kantin ini.
"Makan juga punya kamu. Dari tadi liatin aku mulu," ujar Zia dengan mulut penuhnya menunjuk pada mangkuk di depan Ardan menggunakan garpu.
Ardan terkekeh. "Dari pertama aku suka kamu kan ya karena aku suka lihat caramu makan bakso."
"Ekhem..." Zia tersedak kecil, segelas air di atas meja langsung diseruput. Dia kemudian tak kuasa menahan senyum yang mendekati tertawa. "Kamu mah! Masa jatuh cinta gara-gara lihat aku makan?" Zia geleng-geleng, masih dengan senyum lebar. "Gak estetik banget."
Ardan tertawa kecil, lalu dia membuka ponselnya dan menunjukkan pada Zia sebuah foto. Kedua mata Zia lekat memerhatikan foto itu sambil tersenyum dengan hati menghangat.
"Sampai sekarang aku masih suka lihat foto ini, sampai aku jadiin walpaper malah, gak nyangka manusia estetik yang di foto ini sekarang punya aku."
Zia tersipu, ditambah lagi dia jadi teringat kenangan bersejarah dari foto itu, sebuah foto paparazi seorang Zia yang saat itu baru masuk kelas 10 tengah memakan bakso di kantin.
Saat itu, Kanzia menuai banyak sekali pujian akan kecantikannya. Followers di instagramnya meningkat drastis. Banyak sekali cowok-cowok yang mengirim direct massage padanya.
Keviralannya tak cukup sampai di situ. Semua itu berlanjut sampai dia mengetahui siapa pelaku yang mengambil foto itu. Rupanya Ardan, sang kakak kelas yang juga populer di sekolah ini. Sejak itu mereka menjadi dekat, dan akhirnya resmi jadian. Hubungan mereka menghebohkan satu sekolah, mereka disebut couple goals yang bikin iri karena gaya pacaran mereka yang menggemaskan.
"Sampai sekarang, ini juga jadi foto favoritku," balas Zia kemudian beralih menatap Ardan yang juga menatapnya.
Mereka bertatapan dengan senyum, seolah terbawa kembali pada momen satu tahun lalu, saat pertama kali mereka saling jatuh cinta.
"Boleh gabung, gak?"
Seorang perempuan berambut panjang dengan rok span selutut itu tiba-tiba datang dan duduk di samping Zia, membuat tatapan Ardan dan Zia terbuyarkan.
"Ups! Salah nih gue, ganggu orang lagi bucin, yaudah gue gue cari tempat lain, sorry." Gadis itu hendak beranjak lagi sambil membawa mangkuk bakso miliknya.
"Eh, Sel," panggil Zia menahan gadis bernama Selina itu. "Duduk sini aja gakpapa. Santai aja kali."
Selina adalah teman akrab Zia saat di SMP, masih berteman sampai sekarang di tongkrongan, tapi mereka tidak satu kelas di SMA.
"Beneran nih?" Selina kembali duduk.
"Iya, lagian kita udah lama gak makan bareng."
Selina pun akhirnya bergabung. Kehadirannya meramaikan suasana di antara mereka bertiga. Kadang-kadang malah Ardan jadi terbaikan karena Zia dan Selina keasyikan bercerita.
"Sayang, malam ini temenin aku dong ke angkringan yang dibilang Selina. Pengen banget ke sana. Aku gak tau tempatnya," ujar Zia menatap Ardan.
"Besok aja gimana? Malam ini aku gak bisa. Udah ada janji duluan mau nganter sodara aku," ujar Ardan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Jatuh Cinta (TAMAT)
Fiksi Remaja#karya 3 "Mengapa cinta bagiku justru berlawanan dari maknanya?" Sahabat Kanzia bunuh diri gara-gara depresi diputuskan pacarnya. Tak lama setelahnya, pacar Kanzia justru kepergok menyelingkuhinya. Awalnya Kanzia berpikir untuk menyusul saja sang sa...