: 36

258 8 0
                                    

Gadis yang masih memakai seragam sekolah itu berjalan dengan pelan, sakit di belakang kepala nya masih terasa akibat ulah 3 manusia itu. Bahkan orang orang terdekat nya menyakiti nya tanpa ada rasa kasihan terhadap nya. Lontar lontar an yang tak benar selalu saja di ucapkan oleh semua orang. Bahkan gadis itu tak pernah melakukan yang bukan kesalahan nya, tapi kenapa orang orang menyalahkan begitu mudah nya tanpa melihat kebenaran nya terlebih dahulu.

Luka di belakang kepala nya sudah ia obati dengan teman temannya yang membantunya. Di koridor tampak sepi tidak ada orang yang berlaku lalang, sebab semua sudah pulang. Tinggal alisa yang akan menemui ryan menanyakan apa maksud laki laki itu mengklaim nya secara sepihak.

Alisa sudah berada di rooftop sesuai kesepakatan tadi pagi dengan laki laki itu. Sebelum membuka pintu alisa melihat ryan dengan seorang perempuan yang sedang berbicara serius. Gadis itu memicingkan matanya melihat siapa perempuan itu. Sebab dari postur tubuh nya perempuan itu tampak tak asing di pengelihatan alisa, agaknya ia kenal dengan perempuan itu. Alisa berjalan pelan mendekati dua orang yang berbeda gender itu. Tetapi perempuan itu sudah pergi terlebih dahulu.

Ryan melihat alisa yang akan mendekatinya, laki laki itu menyandarkan punggungnya nya di tembok dengan berlipat tangan di dada.

"Itu siapa yan?" Tanya alisa melihat perempuan itu yang sudah menghilang.

"Gak tau, tiba tiba nyamperin gue" ucapnya.

Alisa tak banyak bertanya, gadis itu ber oh ria seraya mengangguk kan kepalanya lucu. Ryan mencubit pipi alisa karena gemas dibuatnya. Ryan melihat gadis itu atas hingga bawah, alisa risih dengan tatapan ryan yang menatap nya seperti itu.

"Ish lo kenapa sih natap gue kayak gitu banget" ucap gadis itu kesal.

Ryan menatap mata alisa lembut mengulas senyum manis nya. Jantung alisa berdebar debar tak karuan karena senyuman manis laki laki di hadapan nya.

"Gak kenapa, lo kurusan dikit, terus kulit lo menguning" ucapnya yang begitu fokus melihat kulit alisa yang menguning.

Alisa memutar bola matanya malas, selalu saja ada yang menyakiti hatinya. Hei siapa yang tidak sakit hati jika ada seseorang yang kita cintai menghina fisik kita. Andai laki laki itu tau ia bisa begini sebab selalu berperang dengan penyakit nya. Entah akhir akhir ini penyakit alisa sering kambuh padahal sebelum pemeriksaan ke rumah sakit penyakit nya tidak pernah kambuh dan gejala gejala ya tidak pernah terlihat.

"Lo gak dikasih makan ya sama orang tua lo" ucap ryan mengambil tangan alisa mengengam nya erat.

Alisa geram dengan perkataan yang dilontarkan oleh ryan. bisa biasanya laki laki itu bertanya seperti itu. Alisa menarik tangan nya kasar. "Plis lah jangan bodyShiming, gue kesini mau nanya sama lo soal lo yang mengklaim gue sepihak bukan buat denger lo hina fisik gue!" Ucapnya ketus seraya memutar bola matanya ke arah lain.

Ryan tersenyum tipis mengacak kepala alisa gemas tetapi dengan cepat alisa menepis tangan besar ryan di kepala nya. " Iya iya maaf, jangan ngambek gitu dong, meskipun lo kurusan dikit tetap cantik" alisa memutar bola matanya.

Laki laki itu mengambil tangan alisa lagi mencium nya lembut. Alisa mematung dengan ciuman  ryan di tangan nya  ada sensasi geli di perutnya seperti ribuan kupu kupu berterbangan.

"maaf ya gue gak hina fisik lo,  lo itu cantik walaupun lo kelihatan kurus dikit" ucap ryan mencium punggung tangannya lagi.

Shit tak bisa dibiarkan, alisa menarik paksa tangannya dari genggaman ryan. Laki laki itu selalu saja membuat jantung nya tak aman.

"Ya udah lo jelasin sekarang! Maksud lo apa mengklaim gue secara sepihak gitu, hapus gak postingan lo itu gue gak mau ya nanti fans fans lo nyerang gue" ucap gadis itu memalingkan wajahnya ke samping.

Ryan tersenyum geli melihat gadis di depannya. Laki laki itu menarik dagu alisa sehingga mereka bertatapan.

"Lihat gue sa" ujar ryan yang jengah melihat alisa memalingkan wajahnya.

Dengan sedikit paksaan akhirnya ryan bisa membuat alisa menatap matanya. Tatapan teduh yang diberikan ryan seakan menghipnotis alisa untuk terus menatap matanya yang berwarna hitam pekat.

"Gue tau gue terlalu pengecut ungkapin perasaan gue secara langsung sama lo, gue-- gue cinta sama lo. Dari awal gue ketemu lo di halte gue udah suka dan itu ngebuat gue samperin lo. Dan maaf atas  gue mengklaim lo secara sepihak di sosmed. Asal lo tau gue ngelakuin itu biar semua orang tau kalo lo punya gue jadi gak ada yang berani ngambil lo dari gue, gue tau kalo itu salah, tapi gue gak mau kehilangan seseorang lagi yang berharga di hidup gue" ucap laki laki itu lantang seraya tersenyum tipis di hadapan gadis yang diam mematung  di depannya.

Ryan mengambil tangan alisa dan ia genggam dengan erat.

"Gue tau lo gak cinta sama gue tapi, setidaknya gue udah ungkapin perasaan gue sama lo. Kalo gitu gue pergi dulu, maaf udah bikin lo marah" sebelum ryan pergi ia menyempatkan mengelus puncuk rambut alisa dengan lembut.

Ryan melangkah kan kakinya meninggalkan alisa yang masih diam tak bergeming. Sehingga gadis itu sadar dan memanggil ryan dengan keras.

"RYAN TUNGGU!! GUE JUGA CINTA SAMA LO" teriak alisa dengan senyuman tulusnya.

Jantung ryan terpompa dengan cepat, laki laki itu tersenyum tipis membalikkan badannya mendekati alisa yang masih tersenyum ke arahnya.

Ryan memandangi lama alisa disertai senyuman nya. Tanpa basa basi laki laki itu memeluk alisa erat.

"Gue tau lo pasti bakal cinta sama gue, soalnya gue ganteng" ucap ryan percaya diri  dengan kekehan kecilnya.

Alisa mencubit dada ryan gemas dengan tingkat kepercayaan diri laki laki di depannya. Tetapi perkataan ryan benar adanya, laki laki di depannya sangat tampan.

"Awsh" ryan meringis seraya memegangi dada yang dicubit oleh gadis di depannya.

Alisa cengengesan seraya memeluk erat ryan. Alisa suka pelukan ryan, hangat, nyaman, alisa suka. Berada di dekat ryan, alisa merasa ia aman.

"Jadi sekarang kita jadian hm?" Tanya ryan berbisik di telinga alisa. Tubuh alisa meremang dengan bisikan di telinga nya. Ia mematung sejenak, dan hingga gadis itu mengangguk malu malu.

Ryan menggeleng geleng kan kepalanya,, ia mengacak gemas rambut alisa, mengangkat dagu alisa sehingga pandangan mereka bertemu.

"Gue tanya kenapa gak dijawab hm" tanya ryan menaik kan alisnya.

"Apa? Kan udah tadi" ucapnya yang memalingkan wajahnya ke samping.





ALISA ANANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang