Bagian 9

2 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"'Bagaimana kamu bisa lupa?' Itu katanya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"'Bagaimana kamu bisa lupa?' Itu katanya!"

"Yang Mulia sudah membahas itu selama tiga hari sekarang. Lupakan saja."

"Tidak bisa! Aku tidak bisa tidur nyenyak sejak itu! Dia menatapku dengan tatapan sedih! Sedih, Kala!"

Aku tidak bisa tenang. Sudah tiga hari aku tidak tenang! Sejak saat itu!

"Bagaimana kamu bisa lupa?"

Saat itu angin berhembus sangat lembut. Helaian halus dari rambut panjang wanita cantik itu melambai anggun. Mata sedih yang menatapku dengan penuh perasaan, entah perasaan apa saja itu. Semuanya, aku mengingatnya. Begitu membekas di dalam pikiranku.

Pertanyaan itu berarti kami berdua pernah bertemu sebelumnya. Iya, kan? Tidak mungkin dia mengatakan itu kalau kita tidak pernah bertemu. Tapi dimana? Kapan? Kenapa aku tidak mengingatnya?

Aku terus menanyakan hal yang sama pada diriku sendiri dan Kala yang sekarang tengah berdiri menatap ke arah jendela. Aku menghembuskan nafasku dengan panjang. Pertanyaan itu akan menghantuiku sepanjang hari!

Aku duduk di pinggiran kasurku, menghembuskan nafasku lagi dengan panjang. Ku jatuhkan tubuhku di atas kasur, merebahkan punggungku sambil menutup mataku. Tiga hari yang membuat pikiranku sangat penuh! Bagaimana aku mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu?

"Yang Mulia." Panggil Kala.

"Hm?" Sahutku, tidak menoleh ke arahnya.

"Pernahkah saya katakan kalau Pangeran Muda itu sangat mirip dengan Anda?"

Aku membuka mataku dan menoleh padanya. "Apa?"

Kala menoleh padaku dan menatapku, tangannya menggeser tirai jendela tipis tembus pandang, seperti membantuku untuk lebih jelas melihat keluar. "Pangeran Muda Kerajaan Utara sangat mirip dengan Anda, Yang Mulia."

Pangeran Muda? Maksudnya anak kecil yang hampir membuatku kehilanhan leher itu, ya? Masa, sih? Aku bangkit dari kasur dan berjalan ke arah jendela untuk melihat keluar.

from YOU, to GOD's earTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang