Bagian 5

2 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annalie mengurung dirinya di dalam kamar sampai malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annalie mengurung dirinya di dalam kamar sampai malam. Kini, wanita muda itu hanya duduk memeluk lututnya, air matanya tidak berhenti terjatuh, matanya begitu merah dan bengkak. Rasa takut, sakit hati, tidak percaya semua bergabung menjadi satu. Dia tidak menyangka mimpi buruknya menjadi kenyataan. Dan dari sekian banyak mimpi buruk, kenapa harus yang ini?

Annalie tak henti-henti menggumamkan doa, meminta bantuan kepada Sang Pencipta, mengirimkan doa di setiap helaan nafasnya, berharap penuh bahwa ini semua hanya khayalannya.

Orang itu datang bagaikan angin lembut penanda badai, membawa bau asin lautan air mata yang pernah Annalie teteskan karenanya. Segala bentuk memori kembali tertayang di dalam pikiran Annalie. Rasa benci yang bertubi-tubi melandanya membuat Annalie tidak bisa berpikir jernih.

Dia berteriak sekuat tenaganya, menghabiskan seluruh nafas di dalam paru-parunya. Memukul segala sisi tubuhnya, menimbun rasa nyeri di hatinya. Orang itu merubah hidup Annalie 180 derajat, dari segala sisi dirinya, dan meninggalkan wanita muda itu sendirian, melewati rasa sakitnya sendirian. Padahal kami melakukannya bersama, tapi sakitnya kutanggung sendirian, itulah yang ada di batinnya.

Di sisi lain, seorang pria dengan pakaian kerja lebih santai tampak ragu-ragu, berdiri di depan pintu kamar Annalie. Pria itu, Adriel, menahan dirinya untuk mengetuk, mengingat apa yang telah terjadi seharian ini, Puteri Mahkota-nya mungkin tidak ingin diganggu saat ini.

Adriel menghela nafas dan meletakkan keningnya di pintu. Menutup matanya. Kembali memutar berbagai macam kejadian di dalam kepalanya. Tangannya mengepal di samping tubuhnya, suara di dalam kepalanya berteriak-teriak, dadanya terasa penuh dan sesak.

Padahal kami sudah nyaman, pangeran itu ... menghancurkan semuanya, batin Adriel, membuat rahangnya mengeras. Pria itu merasa dicurangi oleh alam semesta. Bayangan akan hidupnya yang penuh kenyamanan bersama Puteri Mahkota seketika terancam hancur karena datangnya Pangeran dari antah berantah.

Adriel berdiri tegap, dia memikirkan sesuatu dan akan segera melakukannya—menemui penjaga Pangeran dan bertanya apa maksud sebenarnya dari kedatangan mereka. Tapi belum sempat Adriel melangkah, telinganya menangkap suara aneh dari dalam kamar Puteri Mahkota, suara itu membuat pria tinggi itu diam di tempat.

from YOU, to GOD's earTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang