[ Misi Belajar Pangeran Devan, Hari ke-2 ]
Hari ini adalah hari kedua bagi Devan untuk mengikuti kelas singkat Kerajaan Utara yang diawasi oleh Puteri Mahkota Kerajaan Utara, Annalie. Hari ini tidak spesial, Devan masih diminta untuk membaca buku-buku tebal yang diberikan Edsel [Edsel Waylen, Petinggi Bidang Sosial] untuknya.
Devan memangku dagunya dengan satu tangan yang bertumpu di atas meja dengan sikutnya, dan tangannya yang lain membalikkan kertas-kertas buku tua di hadapannya dengan malas. Matanya tidak berhenti membaca dengan cepat—agar dia bisa lebih cepat selesai—tapi juga tidak berhenti untuk melihat sekitar.
Edsel di hadapannya duduk sambil membaca buku dengan tenang. Kepala Devan menoleh dan melihat Dalas yang juga tampak serius belajar, membolak-balikkan halaman bukunya sambil sedikit mencatat. Dalas menyandarkan pipinya di atas tumpukan buku dan matanya memerhatikan anak tersebut dengan lekat.
Saat diperhatikan lebih lama, Devan menyadari bahwa Dalas tidak terlalu mirip dengan Annalie. Kilauan rambut Dalas tidak kemerahan seperti sang Ibu. Lucunya, kilauan rambut Dalas lebih berwarna keemasan, yang secara tidak sengaja juga merupakan suatu ke-khas-an dari Devan. Mungkin itu sebabnya mereka memilihku? Batin Devan, menggabungkan titik demi titik semu di dalam otaknya.
"Yang Mulia, akan buruk jika Puteri Mahkota datang dan melihat Anda tidak membaca." Kata Edsel, membangunkan Devan dari lamunannya.
Pangeran itu menghembuskan nafasnya dengan panjang dan mengangguk-anggukkan kepalanya, mengerti dengan apa yang disampaikan oleh petinggi tersebut. Setelah beberapa detik membolak-balikkan halaman buku tanpa membacanya, Devan mengangkat kepalanya dan menatap Edsel, dia teringat sesuatu.
"Pria yang selalu bersama Puteri Mahkota." Devan bersuara, membuat Edsel mengalihkan perhatiannya yang kini tertuju pada Pangeran tersebut. "Siapa?"
Edsel menatap Devan saat mendengar pertanyaan itu, namun dengan segera pria itu merendahkan pandangannya. Edsel menghembuskan nafas dan perlahan otot bibirnya bergerak, membuat sebuah ekspresi. Edsel mengangkat kepalanya dan menatap Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
from YOU, to GOD's ear
Romance"Darimu, ke telinga Tuhan." Sebuah kisah pernikahan yang terpaksa terjadi antara seorang Puteri Mahkota dan seorang Pangeran dari kerajaan berbeda. Dari sisi budaya hingga kepribadian, dari suara yang terdengar hingga doa yang terbisikkan, dari g...