Di ruang kesehatan.
Aku memberikan kain yang direndam air dingin untuk kompres dadanya. Aku juga membersihkan darah yang masih tersisa di mulutnya. Aku tidak berhenti untuk meminta maaf kepadanya. Aku merasa bersalah karena hentakan tadi, tidak seharusnya aku diluar kendali.
Dia tersenyum dan menggengam erat jemariku yang sedang membersihkan darah yang tersisa. "Ngelihat kekuatan lo, gue jadi ingat sama seseorang," lirihnya.
"Ingat sama siapa, Jo?"
"Sahabat yang bisa dibilang sudah menjadi keluarga. Kekuatannya sama dengan lo, tetapi lebihnya lo adalah bisa kebal dari serangan kekuatan orang lain."
"Kebal? Maksudnya?" Aku kebingungan.
"Mungkin lo sadar, tadi gue sempat natap tajam saat perkelahian. Gue memberikan rasa sakit ke tubuh lo, tapi nggak mempan."
"Jadi lo bisa melakukan itu?" Aku tercengang.
Dia mengangguk. "Bisa, tapi nggak berlaku sama lo."
"Memangnya sahabat lo itu, bisa merasakan sakit yang lo berikan?" tanyaku penasaran.
Dia mengangguk. "Bisa, dia hampir kehabisan napas, dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya hingga ke tulang."
Aku tercengang. "Kekuatan lo mematikan sekali, Jo!"
"Memang." Dia tersenyum. "Gue bersyukur nggak berlaku sama lo."
Aku tersenyum menggoda dan mencolek pipinya. "Ah, bisa aja! Apa gue bilang, lo akan demen beneran sama gue, kan? Hahaha," gurauku.
"Memang benar, gue memang suka sama lo, Valencia," ujarnya penuh keseriusan. "Nggak mungkin gue sangat peduli sama lo tanpa ada rasa, Valencia." Aku hanya bisa terdiam tanpa bisa berkata-kata mendengar ucapannya. "Mungkin lo selama ini berpikir gue adalah orang yang nggak jelas asal-usulnya. Gue akan cerita semuanya sama lo sekarang. Gue awalnya hanya manusia biasa yang punya kekuatan supranatural dan belum masuk ke bellator. Kakak gue sudah tiada saat peperangan antara sahabat-sahabat gue dengan wicked. Kakak gue salah satu dari kaum wicked, dia dipenggal oleh petinggi wicked karena menolong orang-orang yang sedang dalam pencarian Bapak penguasa wicked, termasuk melindungi gue saat itu. Dia orang baik, hanya salah jalan hingga masuk ke lubang kegelapan. Peperangan nggak akan berhasil kalau bukan bantuan dari kaum bellator. Mereka sangat membantu untuk menyelamatkan sahabat-sahabat gue. Lalu, setelah peperangan, sahabat-sahabat gue berpencar agar nggak ketahuan dari Bapak penguasa wicked hingga saat ini." Jonathan penuh kesedihan.
"Sekarang sahabat-sahabat lo ada di mana, Jo?" tanyaku penuh iba.
"Gue tahu keberadaannya, hanya saja gue nggak bisa menemui mereka secara langsung karena bisa memicu percepatan pencarian Bapak." Aku langsung memeluknya erat dan mengelus punggungnya berkala. "Aku mencintaimu, Valencia," ujarnya dalam dekapanku.
Aku tidak segan membalas ucapannya. "Aku juga mencintaimu, Jonathan!"
Dia melepaskan dekapan dengan wajah kebingungan. "Ini nyata perasaanmu, Valencia?" Dia memastikan.
Aku mengangguk dan tersenyum. "Nyata."
Kami akhirnya tertawa bahagia bersama. Aku tidak menyangka perasaan ini semakin nyata karena sudah tahu satu sama lain. Aku terasa lega, aku bisa mengutarakan bahwa aku memang menyayanginya tanpa syarat apa pun.
****
Esok hari. Jonathan menghampiriku di rumah yang disediakan kaum bellator untuk aku tinggal. Aku dipisahkan oleh nenek karena dia sudah bersama lansia yang lainnya, jadi aku tinggal sendiri di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK WORLD: THE POWER OF NECKLACE
FantasyTHE DARK WORLD: THE POWER OF NECKLACE STORY BY BLOODY WOMAN Follow aku dulu sebelum membaca ya, agar kalian tidak ketinggalan untuk update ceritanya. Jangan lupa vote dan berikan komentar setelah membaca karena support kalian sangat berharga. BLURB ...