Hari sudah pagi. Aku terbangun seperti biasa masih di dalam dekapan Jonathan. Aldo terlihat sudah bersiap-siap untuk pergi dari gubuk ini. Dia sudah merapihkan bekas makan dan membakar baju di api unggun yang telah digunakan. Dia sepertinya tersadar aku sudah terbangun dari tidur. Dia memberikanku buah dan air minum untuk sarapan sebelum berangkat. Aku masih tidak mengerti, orang sebaik ini bisa menjadi ketua wicked sebelumnya.
Mengingat cerita semalam, aku menjadi iba dengan kehidupan Aldo. Dia mencintai seseorang yang sudah jelas tidak akan bisa bersatu. Aku sangat penasaran dengan sosok Sabrina. Aku yakin dia sangat cantik dan juga baik hati.
Kami mulai berangkat menuju persembunyian Sabrina. Aku sama sekali tidak tahu di mana Sabrina berada. Aldo sepertinya juga tidak tahu keberadaannya. Di sini hanya Jonathan yang mengetahui keberadaan Sabrina sekarang.
Kami melewati beberapa perbukitan. Aku benar-benar kelelahan karena cuaca yang sangat panas. Aldo memberikanku sisa minumannya, sepertinya dia menerka rasa hausku. Kami melewati padang tandus yang berisikan hanya ladang pasir, tanah yang mengering, dan beberapa pohon yang sudah mati.
Setelah berjalan sangat jauh, akhirnya kami menemukan hutan kembali. Aldo menancapkan alat ke batang pohon agar mendapatkan sumber air bersih untuk diminum. Kehadiran Aldo sangat berarti sekali dalam perjalanan kali ini.
Kami kembali lagi berjalan menyusuri hutan. Hari sudah mulai menggelap, sepertinya rasa penasaranku akan sosok Sabrina lebih tinggi ketimbang rasa lelahku. Entah bagaimana bisa terjadi, hatiku sangat bersemangat untuk menemuinya. Kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan lagi.
Jonathan merapihkan rambutku. "Masih kuat, Sayang?"
Aku mengangguk dan tersenyum kepadanya. "Masih, Jo."
Dia juga memijat kakiku saat sedang beristirahat. Aku sangat tersanjung akan sikapnya yang sangat peduli. "Lo masih aman kan, Do? Masih semangat ya, buat ketemu Sabrina?" gurau Jo kepada Aldo.
Aldo langsung tersenyum dan menunjukkan ibu jarinya. Terlihat sekali bahwa Aldo masih mencintai Sabrina hingga saat ini. Perasaannya tulus sekali, walaupun sudah tahu kenyataan, tetapi dia masih menjaga perasaannya hingga saat ini.
Setelah beberapa menit beristirahat, kami melanjutkan perjalanan. Jonathan menginfokan kalau sebentar lagi sampai di persembunyian Sabrina. Aldo terlihat tidak ada lelah sama sekali, dia sangat bersemangat untuk bertemu dengan Sabrina.
Akhirnya, kita sampai dikediaman Sabrina. Bentuk rumahnya sama dengan kediaman para bellator. Sepertinya bellator membantunya untuk bersembunyi dari pencarian penguasa wicked. Jonathan mengetuk pintu kediaman Sabrina, pintu tiba-tiba terbuka, dan belati terlempar dari dalam. Untungnya kita sigap menghindar dari lemparan tersebut. Jonathan langsung masuk ke dalam dan memastikan keadaan Sabrina. Di dalam terlihat tidak memiliki penerangan sama sekali.
"Sab, ini gue Jonathan." Aku mendengar suara Jonathan menenangkan Sabrina.
"Jo! Ini beneran lo, Jo!" terdengar suara Sabrina dari dalam rumah. Suaranya begitu lembut, sangat nyaman untuk masuk ke dalam telinga.
Jonathan akhirnya menuntun Sabrina untuk keluar rumah. Aku tidak menyangka wajahnya sangat cantik dan menenangkan. Rambut dan matanya juga indah, dia memiliki pesonanya sendiri yang membuat orang lain jatuh cinta kepadanya.
Jonathan meminta Sabrina untuk berdiri di depan Aldo. "Sabrina, ini di depan lo, ada Aldo."
Aldo terlihat meneteskan air mata saat bertemu Sabrina secara langsung. Sabrina meraba wajah Aldo. Sabrina langsung bertekuk lutut dan menangis. Aldo langsung memeluk erat dan mengelus punggung Sabrina.
"Aldo," sapa Sabrina dalam tangisan.
Sepertinya Sabrina juga memiliki rasa sayang kepada Aldo, sangat terasa sekali pertemuan ini menjadi haru. Sabrina melepaskan dekapan dan meraba wajah Aldo kembali untuk memastikan bahwa ini benar-benar Aldo.
Sabrina kembali meraba wajah Aldo. "Do, ini beneran kamu, Do?" Sabrina dengan tersenyum bahagia dalam linangan air mata.
Aldo mencium jemari Sabrina yang berada di wajahnya. Dia mengangguk untuk mengisyaratkan bahwa ini benar-benar Aldo. Sabrina akhirnya meyakini bahwa dia sudah bertemu dengan teman-temannya.
"Eee, Sab. Kenalin juga ini Valencia ada di sebelah kiri lo sekarang," ujar Jo.
Aku meraih tangan Sabrina, terasa sangat halus, dan juga dingin. Dia terdiam sejenak dan merubah raut wajah menjadi sedih. Aku sempat bingung kenapa dia seperti itu. "Maaf atas kehilangan kedua orang tuamu, Valencia."
"Sepertinya sangat terasa sekali kehilangan itu, ya?"
"Memori itu yang sangat membekas di pikiranmu," ujar Sabrina.
Ada seekor anjing yang tidak terlalu besar berwarna hitam keluar dari kediaman Sabrina. Dia menghampiri Sabrina dan berjalan melingkari kakinya.
"Hai, Leon!" Jo menghampiri anjing ini.
Aku memerhatikan leher Sabrina, dia memang menggunakan kalung yang sama percis seperti punyaku. Aldo tiba-tiba memberikan isyarat kalau wicked sudah mengetahui kalau kalung yang ketiga ada di Sabrina. Entah bagaimana mereka tahu keberadaan kalung yang ada di Sabrina, aku merasa pencarian wicked sangat pesat. Aldo meminta kita harus bergegas pergi dari sini. Aldo meminta untuk menggendong Sabrina di punggungnya hingga jalan bisa dilalui dengan cepat.
"Kamu mau digendong juga?" gurau Jonathan kepadaku.
"Jo!" Aku menepuk pundaknya. "Aku masih bisa jalan sendiri kok, Sayang!" godaku.
Dia tersipu malu. "Malu, dipanggil Sayang sama Valen." Aku kembali menepuk pundaknya dan tertawa setelah itu.
****
Diperjalanan menuruni perbukitan, pandanganku tidak henti memerhatikan Aldo dan Sabrina. Aldo menjadi selalu tersenyum sejak tadi, seperti sesuatu yang selama ini dia rindukan akhirnya terbalas dengan pertemuan. Mereka saling diam, tetapi mereka saling tersenyum, seperti ada koneksi di antara mereka. Leon—anjing Sabrina—selalu mengikuti setiap langkah Sabrina ke mana pun dia pergi, dia benar-benar menggemaskan.
"Jo, aku pikir Sabrina bersama dengan suaminya. Ternyata dia hanya sendiri di gubuk tadi?" Aku membuka pembicaraan kepada Jonathan.
"Iya, dia hanya sendiri, suaminya berada jauh dari wilayah sini."
"Lalu, bagaimana dia bisa mencari makan?"
"Leon yang membantunya untuk mencari makan dan menjaga Sabrina di sini. Sabrina orang baik, Tuhan pasti memberikan jalan untuk dia tetap bertahan." Jo memberikan senyuman. Aku melihat Leon, dia senantiasa mengikuti kepergian Sabrina ke mana pun. Sepertinya semua makhluk menyayanginya, betapa beruntungnya Sabrina.
***********************************************************************************************
Akhirnya mereka ketemu dengan Aldo dan Sabrina. Semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya kan pasti? Mohon bersabar menunggu kedatangan hari sabtu, ya!
Follow aku dulu yuk, agar kalian dapat notifikasi untuk cerita terbarunya. Jangan lupa vote dan berikan komentar setelah membaca ya, karena support kalian sangat berharga. Tunggu kelanjutan cerita THE DARK WORLD: THE POWER OF NECKLACE yang akan di-upload setiap Sabtu pukul 15:00 WIB. Stay tune!
Sampai berjumpa lagi, para penganut Bloody Woman!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK WORLD: THE POWER OF NECKLACE
FantasyTHE DARK WORLD: THE POWER OF NECKLACE STORY BY BLOODY WOMAN Follow aku dulu sebelum membaca ya, agar kalian tidak ketinggalan untuk update ceritanya. Jangan lupa vote dan berikan komentar setelah membaca karena support kalian sangat berharga. BLURB ...